Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Joko Susanto

Merindukan Khotbah, Menemukan Petuah

Wisata | 2025-02-22 12:46:40

Saya pernah mempunyai seorang khotib idaman. Kalau namanya tercantum dalam papan informasi masjid alias terjadwal sebagai khotib Jumat, saya serasa makin bersemangat menyimak dan berjanji dalam hati untuk tidak mengantuk, kecuali kalau terpaksa. Ha ha ha.

Sebuah pengalaman dapat terlintas dari balik sebuah jendela. (Foto Joko Susanto)

Sejak kali pertama saya mendengarkan khotbahnya, mulai alinea pertama pun sudah memesona. Ketika itu berbarengan saya sedang senang-senangnya belajar bahasa Indonesia terkait dunia editing tingkat dasar. Menurut saya, pilihan kata-katanya bertenaga, kalimatnya terstruktur, intonasinya jelas, bahasa tubuhnya meyakinkan, dan materinya ringan namun bernas.

Rentang waktu sekitar lima tahun ketika saya menjemput rejeki di Medan, Sumatra Utara, rasanya sering kali saya mendengar inspirasinya di Masjid Agung Sumatra Utara. Masjid megah itu berada di komplek kantor Gubernur Sumatra Utara (Gubsu). Saya hanya perlu berjalan kaki beberapa menit ke sana karena hanya menyeberang jalan yang tidak terlalu ramai. Masih bersebelahan di jalan Diponegoro Medan. Berbaur bersama para pegawai kantor Gubsu, warga masyarakat, dan para pedagang yang telah menyiapkan dagangannya untuk di gelar di halaman samping masjid bakda shalat.

Sebagai penambah wawasan, saya juga sering membaca artikelnya di harian Waspada terutama edisi Mimbar Jumat. Harian lokal ternama berbasis di Medan.

Saya pernah berpikir, mungkin karena Sumatra Utara banyak sastrawan andal Melayu, sehingga berlanjut ke para generasi mudanya. Khotib muda itu bernama ustadz Masyhuril Khamis.

21 tahun kemudian...

Pada even pameran buku di Jakarta tahun lalu, pandangan saya tertuju pada sebuah buku bersampul hijau. Judulnya 'Jangan Lepaskan Islam Walau Sedetik!' Buku ini berisi panduan menjalani kehidupan berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mulai dari kelahiran, aqiqah, pemberian nama, khitan, menikah, shalat, puasa, haji, hingga pentingnya menjadi manusia berguna ibarat sumur kehidupan. Lha, pengarangnya siapa, bro? Siapa lagi kalau bukan khotib idaman saya tadi. Dr. H. Masyhuril Khamis, S.H., M.M., AAAIS., AAAIJ kelahiran Meranti Paham, 5 September 1964.

Tetap berkarya di tengah kesibukan dakwahnya

Petuahnya, tidak hanya menebar manfaat bagi sesama namun walau terhadap binatang sekalipun. Karena sama-sama makhluk Allah SWT.

Pada tulisan 'sumur kehidupan' diungkapkan kisah dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ada seorang laki-laki melihat seekor anjing menjilat-jilat tanah yang lembab karena kehausan. Lalu orang itu mengambil sepatunya dan mengisinya dengan air untuk diminumkan kepada anjing tersebut hingga tidak kehausan. Allah lalu berterima kasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga.“

Berbuat baik kepada hewan saja, mulianya bukan main, apalagi kepada manusia. Bisa jadi inilah salahsatu latar belakang banyaknya orang Arab yang bersemangat bersedekah air minum saat musim haji dan umrah.

Pada kesempatan yang berbeda, saya sengaja berselancar di internet. Dan saya menemukan informasi ternyata beliau sudah mendapat amanah sebagai ketua umum Pengurus Besar Al-Washliyah di Jakarta. Alumnus IAIN Sumut Medan itu pun sudah pindah ke ibukota dan mendapat tugas mulia di MUI. Pernah pula silaturahmi ke ponpes Al-Amien Prenduan Madura.

Petuah-petuah dalam buku itu saya anggap sebagai pemutaran koleksi ceramah beliau yang saya rindukan. Suku atau organisasi yang berbeda tentu bukan menjadi penghalang bagi siapa pun untuk didengar tausiyahnya.

Pepatah Arab mengatakan "undzur ma qoola wala tandzur man qoola." Jangan pandang siapa yang berbicara tetapi perhatikanlah apa yang disampaikan.

Setiap manusia pasti memiliki kecenderungan, kegemaran , dan selaksa kenangan. Untuk kali ini, demikianlah secuil memori yang saya bagikan.

Dengan spirit surat Ali Imran ayat 102 teriring pesan dari Pak Khotib di atas, maka jangan pernah melepaskan Islam walau sedetik pun. Semangat terus berkarya, berkah selalu untuk semua. (22/2/2025)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image