
Puisi Encoding, Nikmat dan Refletif Bagi Orang Modern
Sastra | 2025-02-13 23:56:49encoding
"aku selembar daun semesta. melintas dalam ribu retasan tahun cahaya. menyusup dalam kode binari 0 dan 1.
terkomposisi dalam pola pola linear dan acak. seperti takdir yang membebaskan kita untuk memilih syukur atau kufur"
_taufik sentana2025_
Menurut saya, penggalan kalimat di atas adalah ungkapan yang sangat puitis dan sarat makna.
Encoding merupakan konsep pemprosesan informasi dan pengalaman menjadi hal baru dan makna relevan yang terjadi dalam sistem saraf manusia.
Dengan Puisi Encoding, Penyair mengajak kita untuk merenungkan posisi manusia dalam alam semesta yang luas ini. Beberapa poin penting yang dapat kita tangkap yaitu:
Kerendahan Hati:
Frasa "aku selembar daun semesta" menyadarkan kita akan betapa kecilnya kita dibandingkan dengan sistim kosmos alam semesta.
Ini adalah pengingat yang penting untuk tidak bersikap angkuh atau merasa paling benar. Kita hanyalah bagian kecil dari keseluruhan yang jauh lebih besar.
Keterkaitan
Meskipun kecil, daun tersebut tetap merupakan bagian penting dari ekosistem. Sama halnya dengan manusia, kita semua terhubung satu sama lain dan dengan alam. Tindakan kita, sekecil apapun, pasti berdampak pada lingkungan sekitar.
Kebebasan Memilih
frasa "seperti takdir yang membebaskan kita untuk memilih syukur atau kufur" menekankan bahwa meskipun ada takdir yang mungkin telah ditentukan, manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih bagaimana merespon takdir tersebut.
Kita bisa memilih untuk bersyukur atas apa yang kita miliki, atau kufur dan terus mengeluh. Pilihan ada di tangan kita.
Dualitas Kehidupan
frasa"terkomposisi dalam pola-pola linear dan acak" menggambarkan dualitas kehidupan itu sendiri.
Ada hal-hal yang teratur dan bisa diprediksi (linear), namun ada juga hal-hal yang terjadi secara acak dan di luar kendali kita. Kehidupan adalah kombinasi dari keduanya.
Pencarian Makna untuk Orang Modern
Puisi encoding di atas bisa diartikan sebagai pencarian makna hidup. Manusia seringkali merasa seperti selembar daun yang terombang-ambing tanpa tujuan.
Namun, melalui pilihan-pilihan yang kita buat, kita sebenarnya sedang menciptakan makna hidup kita sendiri.
Secara keseluruhan, puisi Encoding adalah refleksi yang mendalam tentang eksistensi manusia.
Isinya mengajak kita untuk merenungkan siapa kita, di mana posisi kita dalam alam semesta, dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup ini.
Ungkapan ini sangat relevan dengan kehidupan modern, di mana manusia seringkali merasa kehilangan arah dan tujuan.
Penggalan ini mengingatkan kita untuk tetap rendah hati, saling terhubung, dan selalu bersyukur atas apa yang kita miliki.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook