Aku Coba Menulis Untukmu
Sastra | 2025-02-10 23:57:29
Bintang yang telah hilang ratusan tahun bintang itu ditutupi oleh mendung hitam diangkasa, aku dibawah memanggilnya dengan keras dan kencang tapi seperti tanpa jawaban dari langit sana, bulan yang diatas bersamanya semakin terang dunia ini, namun berkilauan dari bintang hilang seperti gelap dunia disisi ku.
Bak bintang yang dilenyap oleh awanan hitam, menikam sukma menjadi tawar tawa tanpa gembira mesra dalam menjalani kewajiban, disekat siksa, ditindas rasa, dijajah muka, dihilang peta, diatas dunia, hujan semakin kuat badai ribut semakin dahsyat, kencang angin tak berdegih menagih harapan yang besar dinadi tak pernah berbunyi.
Aku sedang melawan dengan awanan gelap yang seharusnya hilang namun tetap kekal walau diri berkarat, bintang berkilau seharusnya memancar namun hilang tanpa berkelip diatas langit seperti yang aku berharap.
Doaku membedah langit berdoa dengan berhajat semoga bintang selalu ditatap, selalu berkilau memancar kembali bumi bunda yang sedang diikat, biar berjuang keras apa yang telah berhajat, menjerit meminta kemerdekaan yang jelas memimpin bumi berdaulat, tetap aku menunggu selamanya aku menunggu, bak bintang berkilau dibumi Patani Darussalam. 1785-2024 ini sudah lama diikat ditutupi oleh awan yang gelap, aku berharap badai yang kuat akan menghilang awan hitam dan segera melihat jelas bahwa bintang adalah sesuatu yang bercahaya dan tak pernah hilang selagi mana dunia ini belum kiamat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
