Tes Kehamilan: Obatnya Salah, Penyakitnya Makin Parah
Agama | 2025-01-28 20:48:24Oleh : Riza Luthviah
Kasus video viral tes kehamilan terhadap siswi SMA di Cianjur menjadi sorotan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI, Nonong Winarni, menegaskan pentingnya etika guru dalam bermedia sosial. Ia menyebut bahwa tidak semua kegiatan sekolah layak dijadikan konten, terutama yang melibatkan siswa, kecuali untuk hal positif seperti prestasi atau kegiatan terbuka.
Nonong mengingatkan bahwa kasus di SMA Sulthan Baruna, yang seharusnya bertujuan baik, memicu polemik karena kegiatan bersifat pribadi disebarluaskan di media sosial. Ia menekankan agar guru tetap bijak dan etis di media sosial tanpa mengabaikan tugas utama sebagai pendidik. (kompas.com; 25/1/25)
Sebuah video yang menyebar luas di media sosial memperlihatkan adanya kegiatan tes kehamilan pada sejumlah siswi SMA di Cianjur. Pihak sekolah berdalih bahwa tindakan ini dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang remaja, terutama pergaulan bebas. Mereka beranggapan bahwa tes kehamilan ini penting untuk menghentikan perilaku bebas di kalangan remaja, mengingat semakin maraknya kasus kehamilan di kalangan siswa.
Namun, tindakan ini justru menunjukkan adanya kesalahan dalam memahami akar permasalahan pergaulan bebas remaja saat ini. Tes kehamilan jelas bukan solusi untuk mencegah perilaku tersebut, karena tidak semua hubungan seksual berujung pada kehamilan. Selain itu, fokus pemeriksaan hanya pada siswi perempuan juga tidak adil, mengingat masalah pergaulan bebas juga melibatkan remaja laki-laki.
Upaya tersebut terbukti tidak efektif dalam mencegah kehamilan di kalangan remaja. Masalah pergaulan bebas remaja merupakan persoalan kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh, diperlukan pendekatan yang lebih mendasar. Akar permasalahan sebenarnya terletak pada sistem nilai masyarakat modern yang sekuler dan kapitalis, yang mendorong remaja untuk mengejar kesenangan duniawi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral dan agama.
Islam adalah agama yang lengkap, memberikan panduan bagi seluruh aspek kehidupan, termasuk interaksi sosial. Ajaran Islam bertujuan untuk menjaga martabat manusia dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Pendidikan Islam yang berlandaskan iman akan menghasilkan generasi yang berkarakter mulia, memahami ajaran Islam, dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang kuat tentang agama akan melindungi generasi muda dari perilaku menyimpang, seperti pergaulan bebas, dan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Sistem pendidikan Islam yang berlandaskan akidah akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh, berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, dan mampu membedakan antara yang halal dan haram.
Dengan pendidikan Islam yang benar, kita dapat mengharapkan generasi muda yang menjadi generasi penerus yang berakhlak mulia, menjaga keutuhan keluarga, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Pendidikan Islam juga akan menjadi benteng bagi generasi muda dari pengaruh buruk budaya sekuler yang menjauhkan mereka dari nilai-nilai agama. Pendidikan Islam yang berkualitas akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keimanan yang kuat, sehingga mampu menjaga diri dari perbuatan yang dilarang agama dan menjadi contoh yang baik bagi
Dengan penerapan sistem islam secara keseluruhan, generasi akan terjaga pergaulannya dan tercegah dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak lainnya. Keimanan yang kuat akan menjaga generasi selalu dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan. Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menjaga keselamatan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat.
Terlebih keimanan yang kuat adalah pondasi utama bagi pembentukan karakter yang kokoh. Pendidikan Islam yang intensif akan menanamkan nilai-nilai keimanan yang mendalam dalam diri setiap individu sejak dini. Dengan iman yang kokoh, generasi muda akan termotivasi untuk selalu taat pada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka akan memiliki ketahanan diri yang kuat terhadap godaan duniawi dan pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.
Kehadiran negara yang berlandaskan syariat Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga generasi muda dari berbagai kerusakan moral dan sosial. Dengan menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber hukum utama, negara dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya generasi yang berakhlak mulia. Kurikulum pendidikan akan dirancang dengan mengutamakan pembentukan karakter yang kuat, pemahaman agama yang mendalam, serta keterampilan hidup yang relevan dengan tuntutan zaman. Dengan demikian, generasi muda akan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan hidup dan mampu membedakan antara yang baik dan buruk
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.