Syirik dalam Praktik Tarot: Mengapa Ramalan Masa Depan Bertentangan dengan Ajaran Islam?
Agama | 2025-01-09 21:42:04Islam melarang segala bentuk syirik sebab dianggap sebagai dosa besar dan bertentangan dengan prinsip agama islam, yaitu meyakini bahwa hanya Allah yang layak disembah dan memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu.
Dalam bahasa Arab, tarot merujuk pada kartu yang digunakan dalam praktik sebagai peramalan masa depan. Seseorang yang bermain tarot akan menggunakan kartu-kartu tersebut untuk mencoba memahami situasi hidup mereka atau meramalkan masa depan berdasarkan simbol dan gambar yang terletak di dalam kartu. Praktik tarot sering kali dikaitkan dengan dunia mistis dan kepercayaan pada kekuatan gaib untuk memprediksi takdir atau kejadian-kejadian yang belum terjadi.
Dalam Islam, kepercayaan pada ramalan atau hal-hal gaib selain dari takdir yang ditentukan oleh Allah Swt. dapat berisiko mengarah pada syirik, yaitu menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu selain-Nya. Oleh karena itu, meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai hiburan atau alat refleksi diri, bermain tarot juga dianggap sebagai bentuk keyakinan yang bertentangan dengan ajaran tauhid.
Dalam buku Ihya' Ulum al-Din yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa meyakini ilmu yang tidak jelas asal-usulnya termasuk ramalan yang dianggap bisa mempengaruhi takdir seseorang merupakan bentuk kesesatan sehingga dapat menyebabkan syirik karena menganggap adanya kekuatan selain Allah Swt. yang dapat mengendalikan takdir seseorang.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, seperti seorang muslim yang datang kepada peramal atau pembaca kartu tarot untuk mengetahui masa depannya. Peramal tersebut mengklaim bahwa ia dapat melihat takdir atau nasib seseorang melalui simbol atau kartu tarot yang ditarik. Si individu yang percaya kepada peramal tersebut merasa bahwa nasibnya telah ditentukan oleh kartu-kartu tarot, dan ia mulai membuat keputusan besar dalam hidupnya berdasarkan ramalan tersebut. Misalnya, memilih pasangan hidup atau keputusan karier berdasarkan apa yang dikatakan peramal.
Dalam hal tersebut, menunjukkan praktik tarot sebagai alat untuk membuat keputusan penting, yang seharusnya didasarkan pada pertimbangan rasional, doa, dan tawakal kepada Allah Swt. Orang tersebut lebih mengandalkan ramalan daripada berserah kepada Allah yang mengatur takdir dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya. Peristiwa tesebut merupakan bentuk syirik , karena menggantungkan nasib pada sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya.
Disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 188 bahwa, "Katakanlah: 'Tidak ada yang aku katakan kepadamu bahwa aku memiliki perbendaharaan Allah dan aku tidak mengetahui yang ghaib, dan aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.'"
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada yang tahu masa depan atau takdir selain Allah Swt., dan oleh karena itu, ramalan atau prediksi masa depan, seperti yang dihasilkan oleh tarot adalah sesuatu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam agama islam.
Bahkan tidak terdapat bukti ilmiah yang mendukung keakuratan tarot. Ilmuwan dan skeptis berpendapat bahwa tarot tidak memiliki dasar ilmiah. Ramalan yang diberikan oleh tarot lebih sering dianggap sebagai hasil dari interpretasi subjektif yang dilakukan oleh pembaca kartu atau bahkan efek placebo di mana seseorang merasa mendapat wawasan karena kepercayaan atau sugesti yang kuat terhadap kartu tarot.
Beberapa ahli psikologi sosial juga menganggap bahwa banyak orang yang mempercayai tarot sebab dipengaruhi oleh rasa keinginan untuk kontrol atau untuk mengatasi kecemasan terkait masa depan. Dalam hal ini, tarot dapat berfungsi sebagai alat untuk meredakan stres atau memberikan rasa nyaman bagi orang yang merasa tidak dapat mengendalikan takdirnya.
Mempercayai tarot dapat menimbulkan konsekuensi yang besar, meskipun hukumannya tidak langsung tampak, namun orang tersebut sering kali menghadapi ketidaktenangan batin dan kebingungan spiritual. Ini terjadi karena mereka menggantungkan hidup mereka pada sesuatu selain Allah Swt. Serta hilanganya kepercayaan diri dan kemandirian, dan sering menunda pengambilan keputusan dengan keyakinan penuh.
Percaya pada tarot, yang melibatkan keyakinan bahwa ramalan atau kekuatan selain Allah Swt. dapat mempengaruhi takdir seseorang, dapat dianggap sebagai syirik. Jika seseorang meninggal tanpa bertaubat dari keyakinan tersebut, mereka akan menghadapi hukuman yang sangat berat di akhirat, yaitu siksa neraka.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nisa ayat 48, bahwa : "Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki."
Bagi mereka yang telah terjerumus dalam kepercayaan terhadap tarot dan menyadari bahwa itu adalah bentuk syirik, taubat yang tulus kepada Allah Swt. adalah jalan keluar. Allah Maha Pengampun dan akan menerima taubat hamba-Nya yang sungguh-sungguh.
Tercantum dalam Al-Furqan ayat 70, yaitu "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu Allah akan menggantikan keburukan mereka dengan kebaikan. Dan adalah Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Kepercayaan terhadap tarot merupakan fenomena yang kompleks dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Meskipun tarot dapat digunakan sebagai alat refleksi diri dan bahkan dalam beberapa tradisi psikologis, ia tetap kontroversial dan dianggap bertentangan dengan ajaran agama islam yang melarang kepercayaan terhadap hal-hal gaib yang tidak bisa dibuktikan secara rasional atau berdasarkan wahyu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.