Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ALDHA ZAHRO

Fenomena FOMO dan Cara Gen Z Menghadapinya

Info Terkini | 2025-01-03 08:31:17

Fenomena FOMO dan Cara Gen Z Menghadapinya

Fear of Missing Out atau yang sering disingkat FOMO adalah fenomena psikologis yang menggambarkan rasa takut seseorang akan ketinggalan informasi, pengalaman, atau kesempatan tertentu. Dalam era digital seperti sekarang, FOMO menjadi semakin relevan, terutama di kalangan Gen Z, yang hidup dalam ekosistem media sosial yang serba terhubung. Artikel ini akan membahas apa itu FOMO, dampaknya, serta cara Gen Z menghadapinya dengan bijak.

Apa Itu FOMO?

FOMO merupakan kondisi emosional yang muncul ketika seseorang merasa dirinya melewatkan sesuatu yang penting atau menyenangkan yang sedang dialami oleh orang lain. Fenomena ini sering dipicu oleh unggahan di media sosial, seperti foto liburan, acara hangout, atau pencapaian hidup yang terlihat sempurna. Hal ini menciptakan perasaan cemas, rendah diri, dan kebutuhan mendesak untuk tetap terhubung agar tidak ketinggalan. FOMO adalah fenomena yang semakin menonjol di era digital, khususnya di kalangan Gen Z. Meskipun tantangan ini nyata, bukan berarti tidak bisa diatasi.

Mengapa FOMO Relevan bagi Gen Z?

Gen Z, yang lahir di era teknologi digital, tumbuh bersama media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat. Platform-platform ini mendorong mereka untuk selalu berbagi momen dan membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain. Beberapa faktor yang membuat Gen Z rentan terhadap FOMO adalah:

 

  1. Keterpaparan Konten yang Berlebihan: Algoritma media sosial sering menampilkan momen-momen terbaik dari kehidupan orang lain, menciptakan ilusi bahwa semua orang menjalani kehidupan yang lebih menarik.
  2. Kebutuhan untuk Diakui: Generasi ini memiliki kebutuhan yang tinggi akan validasi melalui "likes" dan komentar, yang meningkatkan tekanan sosial.
  3. Budaya Hustle: Gen Z sering kali merasa harus selalu produktif, menciptakan tekanan tambahan untuk tidak melewatkan peluang yang dianggap penting.

Dampak FOMO pada Gen Z

FOMO dapat membawa dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional, di antaranya:

 

  1. Kecemasan dan Stres: Ketakutan akan tertinggal dapat menyebabkan perasaan cemas yang terus-menerus.
  2. Kurangnya Kepuasan Diri: Membandingkan diri dengan orang lain di media sosial sering kali mengurangi rasa syukur dan kebahagiaan terhadap kehidupan sendiri.
  3. Gangguan Tidur: Kebutuhan untuk terus terhubung sering membuat Gen Z sulit melepaskan diri dari layar gadget, bahkan saat menjelang tidur.
  4. Hubungan Sosial yang Dangkal: Fokus pada dunia digital dapat mengurangi kualitas interaksi di dunia nyata.

Cara Gen Z Menghadapi FOMO

Meski tantangan FOMO tidak bisa dihindari sepenuhnya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Gen Z untuk mengelola dan mengatasinya:

 

  1. Kurasi Media Sosial
  2. Pilih akun-akun yang memberikan dampak positif dan inspiratif.
  3. Hindari akun yang membuat Anda merasa tidak cukup baik atau tertinggal.
  4. Latih Kesadaran Diri (Mindfulness)
  5. Praktikkan teknik meditasi atau refleksi untuk mengelola emosi.
  6. Fokus pada momen saat ini daripada terus memikirkan apa yang terjadi di tempat lain.
  7. Tetapkan Batas Penggunaan Gadget
  8. Atur waktu tertentu untuk memeriksa media sosial.
  9. Gunakan fitur "do not disturb" atau aplikasi pengatur waktu layar.
  10. Hargai Kehidupan Nyata
  11. Habiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman secara langsung.
  12. Fokus pada pengalaman yang autentik daripada hanya mengejar konten untuk diunggah.
  13. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki
  14. Biasakan menulis jurnal rasa syukur untuk mengingat hal-hal positif dalam hidup.
  15. Ingatlah bahwa apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanyalah "highlight" dari kehidupan seseorang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image