Bersekolah di Universitas Airlangga atau Unair adalah impian semua orang. Sebelumnya saya tidak mengenal lebih dalam tentang Unair hanya sekedar mengetahui namanya. Dimana saat teman kelas saya yang lulus 2 tahun sedang berjuang untuk kuliah disitulah saya sadar, saat itu juga saya mulai searching apa itu Universitas Airlangga? Saat saya menginjak kelas 12, saya mulai serius belajar agar nantinya bisa lolos di Universitas Airlangga. Detik-detik pengumuman eligible, saya berharap sekali nama saya masuk dalam eligible, tetapi realitanya tidak sesuai ekspetasi saya.
Sedih, kecewa, merasa gagal itu yang saya rasakan saat itu, disaat sahabat saya lolos eligible semua tetapi hanya saya saja tidak lolos. Tapi saya yakin mungkin Allah ingin saya berjuang di SNBT. Setelah satu minggu kemudian, tiba-tiba Bu Intan selaku guru BK SMAN 1 Pamekasan datang ke kelas dan menawarkan saya apakah bersedia menerima eligible menggantikan murid yang mengundurkan diri, tanpa berlama-lama saya langsung setuju untuk menerima. Di saat SNBP sayaa hanya menaruh 1 pilihan Dimana dengan pilihan Hukum di Universitas Airlangga. Karena cita-cita saya ingin menjadi hakim seperti ayah saya. Namun hasilnya merah lagi alias saya harus berjuang lagi di SNBT.
Saya mulai belajar serius dengan ikut bimbingan Ganesha Operation. Tiada henti saya belajar terus menerus agar nantinya bisa diterima di Universitas Airlangga. Pilihan saya tetap pada Unair dengan prodi hukum dan hukum Unesa, karena saya tetap tujuan pada hukum. Saat menjelang SNBT, saya berdoa berharap agar nantinya saya lolos. Tapi takdir berkata lain, ini belum rezeki saya. Mama dan Ayah menyuruh saya untuk mencari info mandiri, dan saya mulai mengikuti ujian mandiri. Dimana saat itu saya sadar, percuma saya belajar dengan giat hingga pukul 02.00 malam dini jika saya tidak diimbangin dengan berdoa, akhirnya saya bertanya ke salah satu teman tips jalur langit yang dia lakukan.
Saya tidak bilang diri saya sudah hijrah tetapi hanya saja saya ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selang beberapa hari saya disuruh untuk mendaftar juga di Universitas Brawijaya agar saya punya pegangan jika di tolak lagi dengan Unair. Saya juga tidak berharap apapun untuk diterima, saat pengumuman UB siapa sangka saya diterima di Universitas Brawijaya, walaupun saya lolos dipilihan kedua tapi saya bangga setelah beberapa kali ditolak dari Universitas Diponegoro akhirnya UB mau menerima saya. Tetapi harapan saya masih ada di Unair, saya mendaftar ujian mandiri kemitraan di prodi hukum dan juga keperawatan. Tidak putus asa saya giat belajar tidak lupa juga saya berdoa dan bersujud di sepertiga malam.
Pengumuman ujian mandiri keluar, dag dig dug yang saya rasakan saat ingin membuka pengumuman. Atas izin allah akhirnya saya lolos juga di Universitas Airlangga. Nangis, bahagia, terharu, itu yang saya rasakan saat itu setelah ditolak 4x dari SNBP, SNBT, Mandiri Prestasi, Mandiri UTBK Plus, akhirnya saya lolos Unair juga. Walaupun saya lolos di pilihan kedua tapi saya tidak henti untuk mengucapkan syukur kepada Allah. Saya sangat yakin Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk hambanya. Manusia bisa berencana, sedangkan Allah maha segala. Manusia punya kendala, Allah punya kendali.