Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maharani Tiara

Meningkatkan Mutu Guru: Pemerintah Dorong Pembaharuan Tenaga Pendidik Nasional

Pendidikan | 2025-12-16 14:53:20

Peningkatan mutu guru menjadi salah satu agenda strategis pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Transformasi pendidikan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir menuntut guru untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu beradaptasi dengan teknologi, merancang pembelajaran kreatif, dan menangani dinamika kelas yang semakin kompleks. Pemerintah menilai bahwa pembaharuan tenaga pendidik merupakan fondasi utama untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih unggul dan kompetitif.

Dorongan terhadap pembaharuan ini semakin menguat sejak masa pandemi, ketika proses belajar mengajar dipindahkan ke ruang digital. Banyak guru yang mengalami kesulitan beradaptasi pada awalnya, namun perubahan tersebut menjadi titik balik yang mendorong pemerintah memperluas pelatihan berbasis teknologi. Platform seperti Guru Belajar, Merdeka Mengajar, dan pelatihan daring kolaboratif antar daerah mulai dimanfaatkan lebih luas untuk memperkuat kompetensi guru dalam metode ajar abad ke-21.

Sejumlah guru merasakan langsung manfaat pembaharuan tersebut. Di Kabupaten Sleman, misalnya, sejumlah pendidik sekolah dasar yang sebelumnya kesulitan menggunakan aplikasi pembelajaran kini mampu membuat video materi, merancang kelas interaktif, hingga mengembangkan asesmen berbasis proyek. Beberapa guru mengaku bahwa pelatihan yang disediakan pemerintah memberi mereka kesempatan mempelajari metode baru yang sebelumnya sulit dijangkau karena keterbatasan biaya maupun akses.

Pengalaman serupa juga terlihat di Kota Malang, di mana guru-guru sekolah menengah mengikuti pendampingan intensif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis diferensiasi. Salah satu guru menyebut bahwa pendekatan baru ini membantunya memahami perbedaan kebutuhan belajar tiap siswa, sehingga proses pembelajaran tidak lagi berlangsung satu arah. Perubahan praktik mengajar tersebut berdampak pada peningkatan partisipasi siswa dan hubungan guru–murid yang lebih positif.

Namun pembaharuan tenaga pendidik tidak hanya berkaitan dengan pelatihan teknis. Pemerintah juga mendorong penguatan etika profesi dan budaya kerja yang lebih profesional. Di beberapa daerah, supervisi kelas dan penilaian kinerja mulai dilakukan secara lebih terstruktur. Kepala sekolah bersama pengawas memberikan umpan balik langsung berdasarkan praktik mengajar nyata, bukan hanya laporan administrasi. Upaya ini bertujuan menekan praktik birokrasi yang selama ini dirasakan membebani guru, sekaligus memastikan kualitas pembelajaran terpantau secara objektif.

Langkah pemerataan juga menjadi fokus penting dalam kebijakan pembaharuan guru. Pemerintah daerah di Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kalimantan misalnya, bekerja sama dengan kementerian menghadirkan pelatihan jarak jauh serta pengiriman fasilitator khusus ke wilayah yang sulit dijangkau. Banyak guru di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) menyebut kehadiran pendamping sebagai titik awal mereka mendapat kesempatan belajar yang setara dengan guru di kota besar. Akses internet yang semakin diperluas juga membuka jalan bagi guru-guru daerah untuk terlibat dalam komunitas belajar nasional.

Meski banyak kemajuan telah dicapai, proses pembaharuan ini bukan tanpa tantangan. Sebagian guru masih terkendala keterbatasan perangkat, beban kerja administratif, hingga kurangnya pendampingan lanjutan. Namun pemerintah menegaskan bahwa upaya meningkatkan mutu guru merupakan proses jangka panjang yang membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Sekolah, pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi profesi perlu bergerak bersama untuk memastikan setiap perubahan benar-benar memberi dampak nyata di ruang kelas.

Pemerintah percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh kurikulum semata, tetapi oleh kualitas pendidik yang menjalankannya. Melalui pembaharuan tenaga pendidik yang semakin terarah, diharapkan lahir guru-guru yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga adaptif, berintegritas, dan mampu menjadi inspirasi bagi peserta didik. Dengan komitmen kuat dari berbagai lapisan, transformasi ini diharapkan mampu memperkuat sistem pendidikan nasional sekaligus mendorong terciptanya generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Peningkatan mutu guru menjadi salah satu agenda strategis pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Transformasi pendidikan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir menuntut guru untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu beradaptasi dengan teknologi, merancang pembelajaran kreatif, dan menangani dinamika kelas yang semakin kompleks. Pemerintah menilai bahwa pembaharuan tenaga pendidik merupakan fondasi utama untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih unggul dan kompetitif.

Dorongan terhadap pembaharuan ini semakin menguat sejak masa pandemi, ketika proses belajar mengajar dipindahkan ke ruang digital. Banyak guru yang mengalami kesulitan beradaptasi pada awalnya, namun perubahan tersebut menjadi titik balik yang mendorong pemerintah memperluas pelatihan berbasis teknologi. Platform seperti Guru Belajar, Merdeka Mengajar, dan pelatihan daring kolaboratif antar daerah mulai dimanfaatkan lebih luas untuk memperkuat kompetensi guru dalam metode ajar abad ke-21.
Sejumlah guru merasakan langsung manfaat pembaharuan tersebut. Di Kabupaten Sleman, misalnya, sejumlah pendidik sekolah dasar yang sebelumnya kesulitan menggunakan aplikasi pembelajaran kini mampu membuat video materi, merancang kelas interaktif, hingga mengembangkan asesmen berbasis proyek. Beberapa guru mengaku bahwa pelatihan yang disediakan pemerintah memberi mereka kesempatan mempelajari metode baru yang sebelumnya sulit dijangkau karena keterbatasan biaya maupun akses.
Pengalaman serupa juga terlihat di Kota Malang, di mana guru-guru sekolah menengah mengikuti pendampingan intensif untuk mengembangkan pembelajaran berbasis diferensiasi. Salah satu guru menyebut bahwa pendekatan baru ini membantunya memahami perbedaan kebutuhan belajar tiap siswa, sehingga proses pembelajaran tidak lagi berlangsung satu arah. Perubahan praktik mengajar tersebut berdampak pada peningkatan partisipasi siswa dan hubungan guru–murid yang lebih positif.
Namun pembaharuan tenaga pendidik tidak hanya berkaitan dengan pelatihan teknis. Pemerintah juga mendorong penguatan etika profesi dan budaya kerja yang lebih profesional. Di beberapa daerah, supervisi kelas dan penilaian kinerja mulai dilakukan secara lebih terstruktur. Kepala sekolah bersama pengawas memberikan umpan balik langsung berdasarkan praktik mengajar nyata, bukan hanya laporan administrasi. Upaya ini bertujuan menekan praktik birokrasi yang selama ini dirasakan membebani guru, sekaligus memastikan kualitas pembelajaran terpantau secara objektif.
Langkah pemerataan juga menjadi fokus penting dalam kebijakan pembaharuan guru. Pemerintah daerah di Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Kalimantan misalnya, bekerja sama dengan kementerian menghadirkan pelatihan jarak jauh serta pengiriman fasilitator khusus ke wilayah yang sulit dijangkau. Banyak guru di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) menyebut kehadiran pendamping sebagai titik awal mereka mendapat kesempatan belajar yang setara dengan guru di kota besar. Akses internet yang semakin diperluas juga membuka jalan bagi guru-guru daerah untuk terlibat dalam komunitas belajar nasional.
Meski banyak kemajuan telah dicapai, proses pembaharuan ini bukan tanpa tantangan. Sebagian guru masih terkendala keterbatasan perangkat, beban kerja administratif, hingga kurangnya pendampingan lanjutan. Namun pemerintah menegaskan bahwa upaya meningkatkan mutu guru merupakan proses jangka panjang yang membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Sekolah, pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi profesi perlu bergerak bersama untuk memastikan setiap perubahan benar-benar memberi dampak nyata di ruang kelas.
Pemerintah percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh kurikulum semata, tetapi oleh kualitas pendidik yang menjalankannya. Melalui pembaharuan tenaga pendidik yang semakin terarah, diharapkan lahir guru-guru yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga adaptif, berintegritas, dan mampu menjadi inspirasi bagi peserta didik. Dengan komitmen kuat dari berbagai lapisan, transformasi ini diharapkan mampu memperkuat sistem pendidikan nasional sekaligus mendorong terciptanya generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image