Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afifah Nur Zahiroh

Anak Brokenhome Bisa Tumbuh Lebih Baik

Curhat | 2024-12-09 21:06:12

Kehidupan itu seperti roda berputar. Anak yang lahir dari keluarga BrokenHome seringkali berhadapan dengan sebuah tantangan, namun bukan berarti mereka tidak bisa tumbuh menjadi individu yang kuat dan sukses.

Namun, sebelumnya perkenalkan aku anak bungsu perempuan dari dua bersaudara sedikit cerita kehidupanku. Terdapat suasana rumah sederhana kala itu harmonis terdapat Ayah, Ibu, dan kakak.

Aku adalah anak kelas 2 SD anak kecil yang tidak mengerti apa-apa. Padahal aku yang menjadi saksi bagaimana Ayah dan Ibu bertengkar. Waktu itu Ayah bekerja disebuah toko swalayan terbesar di daerah rumahku sebagai manager, kehidupan sangatlah indahSuatu ketika kejadian yang tidak diharapkan datang menimpa keluargaku. Aku melihat Ibu ku menangis, karena Ayahku terkena ilmu pelet dan ternyata mantan kekasihnya dulu yang melakukannya. Ibu kesana kemari meminta tolong kepada orang pintar dan kyai untuk membantu mengembalikan ayahku tetapi semua itu nihil berakhir kesebuah pengadilan agama dan Aku bersama kakak terpaksa harus memilih salah satu diantaranya, bersama siapa akan tinggal. Aku dan kakak memilih tinggal bersama sang Ibu.

Aku menginjak Madrasah Tsanawiyah kehidupan keluargaku sudah tidak ada lagi sebuah cahaya, Ibu banting tulang untuk membiayai sekolah dan keperluan sehari-hari. Aku selalu datang ke rumah Ayahku untuk meminta uang membayar SPP juga uang jajan tetapi usahaku kesana tidak berbuah hasil aku pulang kerumah dengan tidak membawa sepeser uang yang dikasih Ayahku. Aku setiap libur sekolah diperintahkan oleh Ibu untuk kerumah papaku meminta uang karena kewajiban seorang Ayah sama saja tidak hasil yang aku dapat. Tetapi berpisah dari ayah sangat berat dan menyakitkan.

Kesendirian dan menghabiskan energi di dalam kamar adalah sebuah kebiasaan dari sebuah kejadian beberapa waktu yang lalu. Aku tumbuh dengan kepribadian introvert, takut, emosional tidak stabil dan rendahnya prestasi akademik. Aku juga korban bullying ketakutan yang sangat dalam karena tidak ada didikan seorang Ayah didalam jiwaku. Bagaimana bisa Ayah mendidik dan menjadi pelindung kehidupan padahal ia sendiri yang membuat rumah itu berantakan.

Beberapa tahun berlalu, sekarang Aku usia 19 tahun, Aku pikir Ayah akan berubah karena beban kewajiban tinggal aku seorang, ternyata tidak aku dikasih uang beberapa bulan hanya 100rb saja. Apakah cukup? Tidak, apalagi aku sekarang kos, belum keperluan lain siapa lagi kalau tidak Ibu yang membiayai. Aku bersyukur bisa hidup hingga saat ini dan bisa bersekolah sampai perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia dengan beasiswa. Selama SMA aku keluar dari zona nyamanku aku mulai mendapatkan teman banyak, tidak takut, join organisasi dan lolos seleksi SNBP tahun 2024.

Entah mengapa sampai saat ini Aku masih belum bisa menerima perceraian kedua orang tua. Masih meratapi Nasib habisnya kejayaan orang tua dan menjadi Anak Bungsu BrokenHome . Aku masih berharaap penuh ke Allah dalam solatku meminta untuk “mempersatukan orangtuaku kembali seperti sebuah keluarga utuh & Bahagia. Aku masih memiliki harapan besar untuk keutuhan keluarga dan ingin agar ibu dan ayah bisa kembali bersama walaupun itu sebuah angan-angan semata. Aku merindukan suasana rumah sederhana kala itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image