Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Najla Nabila

Kenaikan Pajak Memukul Dompet, Frugal Living Jadi Solusi Hemat!

Gaya Hidup | 2024-12-02 13:29:48
(Sumber: Freepik)

Kenaikan pajak yang kerap terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia, kerap menjadi isu yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan bahwa tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik hingga 12% di tahun 2025. Hal ini kemudian menyebabkan kericuhan dan keluh kesah warga negara akan rencana yang disampaikan sebab pengeluaran pastinya akan semakin membengkak, sementara pendapatan tetap stagnan. Sehingga di tengah ketidakpastian ekonomi ini, banyak orang mulai mencari cara untuk mengatasi dampak kenaikan pajak tanpa mengurangi kualitas hidup mereka. Salah satu solusi yang semakin populer adalah frugal living. Gaya hidup yang mengutamakan pengelolaan keuangan secara bijaksana ini ternyata dapat menjadi kunci utama di tengah kenaikan biaya hidup.

Apa Itu Frugal Living?

Kata ‘frugal living’ berasal dari bahasa Inggris yang mana ‘frugal’ berarti hemat dan ‘living’ berarti kehidupan. Dalam memaknainya, frugal living bisa dikatakan sebagai gaya hidup seseorang yang pandai mengelola keuangannya dan hanya membeli sesuatu yang memang diperlukan. Gaya hidup hemat seperti ini akan efisien karena dapat menambah jumlah tabungan dalam rumah tangga. Namun, kadang kala masyarakat terlalu berlebihan dalam menerapkan konsep frugal living hingga menyiksa diri sendiri. Padahal, apabila diterapkan dengan benar konsep ini mampu menolong warga Indonesia dalam membuat Keputusan bijak di tengah krisis ekonomi seperti sekarang.

Dampak Kenaikan Pajak Terhadap Keuangan Masyarakat

Kenaikan pajak, baik itu pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), atau pajak kendaraan, sering kali memengaruhi pengeluaran rumah tangga. Misalnya, dengan adanya kenaikan PPN, harga barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-hari akan menjadi lebih mahal, mulai dari kebutuhan pokok hingga produk-produk non-esensial. Selain itu, kenaikan pajak penghasilan juga mengurangi pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Beban keuangan yang meningkat ini dapat menambah stres, depresi, dan berpeluang menimbulkan gangguan kesehatan mental lainnya apalagi bagi keluarga yang hidup dengan anggaran terbatas. Didukung dengan fakta menurut International Monetary Fund (IMF) pada World Economic Outlook tepatnya April 2024 mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi sampai 5,2 persen dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara. Dalam situasi seperti ini, penting untuk memiliki strategi keuangan yang tepat, dan salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan menerapkan gaya hidup frugal.

Bagaimana Menjalani Frugal Living Tanpa Menyiksa Diri?

Konsep frugal living dapat diterapkan dengan baik tanpa berlebihan sehingga mampu mengurangi dampak rencana kenaikan pajak dan mengelola keuangan secara efisien. Berikut adalah beberapa cara frugal living agar bisa membantu mengatasi dampak kenaikan pajak tanpa perlu berlebihan.

1. Menyusun Anggaran yang Tepat

Langkah pertama dalam gaya hidup frugal adalah menyusun anggaran yang realistis. Dengan mengetahui secara pasti berapa pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki, kita bisa lebih mudah mengidentifikasi area-area yang bisa dipangkas. Memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang yang kurang penting adalah kunci untuk menghemat uang.

2. Mengurangi Beban Biaya Tak Penting

Prinsip frugal living yang paling utama ialah menghindari pemborosan. Hal ini bisa berarti mengurangi kebiasaan membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan, seperti gadget keluaran terbaru atau pakaian yang sifatnya tidak mendesak. Mulailah untuk lebih bijak dalam memilih barang-barang yang dibeli, pastikan hanya membeli yang benar-benar diperlukan.

3. Membawa Makanan dari Rumah

Makan di luar bisa menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, cobalah untuk membuat menu makan yang sederhana namun bergizi, dan manfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah seoptimal mungkin. Cara ini bisa menjadi penyelamat dompet sekaligus langkah awal memulai hidup sehat.

4. Mengurangi Penggunaan Energi

Penerapan gaya hidup frugal juga melibatkan penghematan dalam penggunaan energi. Menggunakan air sesuai kebutuhan, mengurangi penggunaan listrik dengan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, dan memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan alami bisa membantu menekan biaya PDAM maupun listrik.

5. Berhemat dalam Transportasi

Pengeluaran untuk transportasi bisa menjadi beban besar, apalagi jika menggunakan kendaraan pribadi dengan konsumsi bahan bakar yang tinggi. Sebagai alternatif, kita bisa beralih ke transportasi umum yang saat ini banyak dijumpai. Contohnya yaitu Suroboyo Bus, Wira-Wiri, atau bus yang disediakan oleh lembaga akademik seperti Bus Universitas Airlangga untuk mengurangi biaya bahan bakar. Jika memungkinkan, berjalan kaki atau bersepeda juga bisa menjadi pilihan yang lebih hemat.

6. Memanfaatkan Diskon dan Kupon

Cerdas dalam berburu diskon dan kupon juga merupakan bagian dari gaya hidup frugal. Sebelum berbelanja, pastikan untuk mencari promo atau diskon yang sedang berlangsung, baik untuk produk kebutuhan sehari-hari maupun barang-barang lainnya. Ini adalah cara sederhana untuk mengurangi pengeluaran tanpa harus mengurangi kualitas barang yang dibeli.

Frugal Living dan Keuangan yang Sehat

Frugal living bukan hanya tentang mengurangi pengeluaran, tetapi juga tentang mengelola keuangan secara lebih bijaksana. Dengan menerapkan gaya hidup frugal, kita bisa menabung lebih banyak dan mempersiapkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga. Dengan demikian, meskipun pajak terus meningkat dan biaya hidup semakin tinggi, kita tetap bisa menjaga keuangan pribadi tetap sehat.

Frugal living juga memberikan kesempatan untuk lebih fokus pada kebahagiaan dan kepuasan hidup, bukan pada konsumsi berlebihan. Menghargai apa yang kita miliki dan hidup lebih sederhana dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Bagaimana Peran Mahasiswa di Era Pergempuran Frugal Living?

Mahasiswa memiliki peran strategis dalam menyikapi kenaikan pajak melalui penerapan frugal living sebagai solusi mengelola keuangan secara bijak tanpa mengorbankan kualitas hidup. Beberapa peran mahasiswa, di antaranya menjadi agen edukasi melalui kampanye pengelolaan anggaran, pelopor gaya hidup hemat, dan inisiator program sosial seperti komunitas berbagi barang atau workshop penghematan.

Selain itu, mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam riset inovatif terkait pengelolaan keuangan, mendorong kebijakan pro-rakyat seperti insentif pajak, serta mengaitkan frugal living dengan keberlanjutan lingkungan. Melalui pendekatan kreatif dan inovatif, mahasiswa tidak hanya membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi, tetapi juga menciptakan pola hidup hemat yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Kenaikan pajak memang bisa memukul dompet dan menambah beban keuangan, tetapi dengan menerapkan prinsip-prinsip frugal living, kita bisa mengelola pengeluaran dengan lebih cerdas dan efisien. Frugal living bukan hanya membantu kita bertahan dari kenaikan biaya hidup, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi keuangan jangka panjang. Jadi, meskipun dunia di sekitar kita berubah, dengan gaya hidup yang bijaksana, kita bisa tetap menjaga kestabilan finansial dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.

Dengan menerapkan gaya hidup frugal, masyarakat dapat mengatasi tantangan ekonomi yang datang dengan kenaikan pajak dan menemukan cara cerdas untuk menjaga keuangan tetap sehat. Nah, itu dia langkah-langkah melakukan frugal living di era kenaikan PPN saat ini. Yuk, mulai konsisten dengan hal-hal kecil untuk bisa mencapai stabilitas finansial yang lebih baik dan hidup lebih tenang!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image