Literasi dan Numerasi Merupakan Kunci Generasi Muda Bermoral
Pendidikan dan Literasi | 2024-12-18 18:54:43Generasi muda merupakan sosok yang memiliki peran penting untuk membangun masa depan bangsa yang cerah. Generasi muda memiliki kemampuan untuk dapat memahami perubahan sosial dan teknologi secara cepat dan juga memiliki semangat juang yang tinggi. Maka dari itu, untuk mempersiapkan mereka menjadi individu yang cerdas dan juga bermoral, generasi muda perlu fondasi pendidikan yang kuat terutama dalam konteks literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu terutama generasi muda. Namun, literasi dan numerasi tidak hanya menjadi sebuah keterampilan dasar tetapi juga menjadi instrumen penting untuk membangun karakter bermoral.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dalam kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan pada Desember 2019, ujian nasional akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen ini bertujuan mengukur literasi, numerasi, dan penguatan pendidikan karakter sebagai fondasi penting bagi peserta didik (Kemdikbud, 2019).
Pernyataan ini menegaskan bahwa literasi dan numerasi sangat penting sebagai kompetensi yang bersifat general dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda. Keduanya berperan sebagai kunci utama untuk memahami dunia, berperilaku secara etis, berpikir kritis dan menghadapi tantangan global dengan bijak.
Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, memahami, menganalisis, dan memanfaatkan informasi dalam berbagai konteks. Literasi dapat menjadi alat untuk memahami nilai-nilai kehidupan dan untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Misalnya, di era sekarang yang teknologinya semakin canggih sudah banyak informasi hoaks yang bertebaran. Dengan kemampuan literasi yang baik, generasi muda dapat menilai informasi hoaks tersebut apakah informasi sesuai dengan fakta atau hanya omong kosong belaka.
Sedangkan numerasi adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan dan berpikir tentang angka serta konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Numerasi menjadi alat untuk generasi muda berpikir secara logis, memahami data, dan menggunakan angka dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam pengelolaan keuangan pribadi. Dengan kemampuan numerasi yang baik, generasi muda dapat dengan sangat mudah membuat membuat anggaran, mengatur pengeluaran dan pemasukan serta dapat menabung dengan bijak uang yang mereka punya.
Literasi dan numerasi tidak hanya relevan dengan kehidupan pribadi generasi muda, tetapi juga memiliki dampak yang luas dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan literasi dan numerasi yang baik, generasi muda dapat berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari mereka dan dapat berkontribusi pada lingkungan bermasyarakat yang lebih cerdas, berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam menyikapi tantangan zaman yang semakin berkembang.
Ada beberapa tantangan dalam meningkatkan literasi dan numerasi di Indonesia yang seringkali diabaikan. Salah satunya adalah kesenjangan akses pendidikan di berbagai wilayah terutama di daerah terpencil yang fasilitas pendidikannya sangat minim dan kurangnya tenaga pengajar berkualitas yang mengakibatkan terhambatnya penguasaan literasi dan numerasi. Selain itu, generasi muda sekarang yang sangat rendah minat bacanya dan kurang terbiasa dalam membaca cenderung kesulitan untuk berpikir kritis dan pada akhirnya mempengaruhi moralitas mereka.
Menurut saya, literasi dan numerasi merupakan fondasi utama yang harus diperkuat. Generasi muda yang tidak mampu memahami informasi secara kritis dan tidak memiliki kemampuan berhitung dengan baik akan kesulitan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Maka dari itu, penting untuk meningkatkan literasi dan numerasi agar generasi muda dapat menghadapi tantangan zaman dengan baik.
Jika kemampuan literasi nya baik, generasi muda akan mampu menganalisis informasi secara mendalam, membedakan fakta dari opini, serta dapat memahami berbagai perspektif yang ada. Sementara itu, dengan numerasi yang baik memungkinkan mereka untuk berpikir logis, memahami sebuah data, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis. Kedua kemampuan ini akan saling melengkapi dan berperan penting dalam menciptakan individu yang cerdas secara totalitas dan bermoral. Dengan memprioritaskan pengembangan literasi dan numerasi dalam sistem pendidikan, dapat membuat anak lebih percaya diri dan mandiri. Mereka akan mampu untuk berpikir dengan logika dan akan sangat percaya diri mengambil keputusan dalam sebuah masalah yang mereka hadapi.
Literasi dan numerasi merupakan bekal untuk menjadi seseorang yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki moral yang tinggi. Tanpa literasi yang baik, generasi muda akan kesulitan dalam memahami dunia yang semakin berkembang ini. Mereka yang tidak memiliki literasi yang baik akan terjebak dalam informasi yang tidak akurat bahkan memungkinkan mereka untuk terpengaruh oleh berita-berita palsu yang tersebar luas di media sosial. Begitu pula tanpa numerasi, mereka akan kesulitan dalam memahami sebuah data dan angka yang sangat penting untuk pengambilan keputusan yang rasional. Di zaman sekarang, di dunia yang serba cepat ini, kemampuan berpikir logis dan kritis adalah hal yang memang sudah seharusnya semua orang miliki terutama generasi muda yang akan menghadapi masa depan.
Oleh karena itu, generasi muda juga tidak boleh abai terhadap literasi dan numerasi karena keduanya adalah hal yang sangat penting untuk menunjang kehidupan dimasa mendatang yang semakin banyak tantangannya. Generasi muda harus berusaha memanfaatkan peluang pendidikan untuk terus berkembang, agar terciptanya masyarakat yang lebih cerdas, kritis, tetapi juga memiliki moral yang tinggi dalam setiap keputusan yang diambil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.