MAN 2 Bantul Wujudkan Madrasah Ramah Anak dan Anti-Bullying
Sekolah | 2025-01-16 08:28:55Bantul (MAN 2 Bantul) -- Dalam upacara bendera yang berlangsung pada Senin (13/1/25) pagi di halaman MAN 2 Bantul, Pembina Upacara, Ibu Fitria Endang Susana, menyampaikan amanat penting terkait komitmen madrasah dalam mewujudkan lingkungan yang ramah anak dan bebas dari praktik bullying. Upacara yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan ini berlangsung khidmat dan penuh perhatian.
Dalam amanatnya, Fitria menegaskan bahwa konsep Madrasah Ramah Anak bukan sekadar slogan, melainkan sebuah komitmen nyata yang harus diwujudkan oleh seluruh warga madrasah. Ia menjelaskan bahwa lingkungan madrasah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan siswa, baik secara akademis maupun emosional.
"Madrasah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi kalian semua. Di sini, kalian harus merasa aman, diterima, dan dihargai tanpa ada rasa takut atau tekanan," ujar Fitria.
Beliau juga menyoroti pentingnya peran guru dan tenaga kependidikan dalam menciptakan suasana ramah anak. Guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga menjadi teladan, pelindung, dan pembimbing bagi siswa. Selain itu, Ibu Fitria mengingatkan bahwa semua siswa juga memiliki tanggung jawab untuk saling mendukung dan menghormati satu sama lain. "Tidak ada tempat untuk kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, di lingkungan madrasah ini. Setiap anak berhak merasa aman dan dihormati," tambahnya dengan tegas.
Amanat kali ini juga secara khusus menyoroti isu bullying yang kerap menjadi perhatian di lingkungan pendidikan. Fitria menekankan bahwa tindakan bullying, sekecil apa pun, dapat berdampak besar terhadap kesehatan mental dan perkembangan siswa yang menjadi korban. "Bullying bukan hanya soal perilaku kasar, tetapi juga ucapan, sikap, atau bahkan perlakuan yang merendahkan orang lain. Kita harus bersama-sama menghentikan hal ini agar tidak ada lagi yang merasa terisolasi atau tidak percaya diri," jelas beliau.
Sebagai bagian dari komitmen anti-bullying, MAN 2 Bantul akan memperkuat program edukasi tentang pentingnya empati, kerja sama, dan rasa hormat antar-siswa. Selain itu, pihak madrasah juga akan menyediakan layanan konseling yang mudah diakses oleh siswa yang membutuhkan. "Kami, para guru, siap mendengarkan keluhan dan membantu setiap siswa yang menghadapin masalah. Jangan pernah ragu untuk berbicara," pesan Fitria kepada seluruh siswa.
Dalam akhir amanatnya, Ibu Fitria mengajak seluruh warga madrasah untuk berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang harmonis. Ia meminta setiap siswa untuk berani melaporkan jika melihat atau mengalami tindakan bullying. "Jadilah agen perubahan. Jangan hanya diam ketika melihat temanmu mengalami kesulitan. Bersama-sama, kita bisa membuat madrasah ini menjadi tempat yang lebih baik untuk semua," ujarnya dengan penuh semangat. Beliau juga mengajak para siswa untuk saling mendukung dan bekerja sama dalam kegiatan yang positif. Sebagai bentuk nyata dari komitmen ini, madrasah akan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mendukung terciptanya suasana ramah anak, seperti pelatihan anti-bullying, kampanye Stop Bullying, serta diskusi bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat secara emosional.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rakmawati, dalam wawancara singkat setelah upacara, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini. "Madrasah Ramah Anak adalah bagian dari visi kita untuk menciptakan generasi yang unggul, berkarakter, dan berakhlak mulia. Kami akan terus berupaya mewujudkan komitmen ini," tegasnya. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen seluruh warga madrasah, MAN 2 Bantul optimis dapat menjadi contoh nyata dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak, bebas bullying, dan mendukung tumbuh kembang siswa secara holistik. (FES)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.