Tugas Radiografer yang Sering Dikira Sebagai Perawat Biasa
Hospitality | 2024-11-30 12:20:11
Petugas radiografer adalah tenaga medis yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan radiologi menggunakan teknologi sinar-X dan alat pencitraan lainnya. Tugas mereka tidak hanya terbatas pada pengambilan gambar, tetapi juga mencakup berbagai aspek pelayanan yang penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien.
Oleh: Adinda Tifara Vaniandita - D4 Teknologi Radiologi Pencitraan-Universitas Airlangga
Sebelum pemeriksaan dilakukan, petugas radiografer bertanggung jawab untuk mempersiapkan pasien. Ini termasuk memberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, menjawab pertanyaan pasien, serta memastikan bahwa pasien memahami pentingnya pemeriksaan tersebut. Komunikasi yang efektif di tahap ini dapat mengurangi kecemasan pasien dan meningkatkan kerjasama selama proses pemeriksaan.
Di ruang instalasi radiologi, radiografer berperan sangat penting dalam membuat pasien merasa nyaman dan aman selama proses pemeriksaan. Jika pasien merasa nyaman, kegiatan pemeriksaan pun juga akan berjalan dengan lancar. Setelah itu, radiografer akan menjelaskan tujuan pemeriksaan secara jelas dan singkat, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. Misalkan, jika sedang melakukan pemeriksaan thoraks, mereka akan menjelaskan apa yang akan dilakukan selama proses pemeriksaan dan mengapa pemeriksaan tersebut diperlukan. Contohnya: "Saya akan meminta Anda untuk berdiri tegak dan meletakkan tangannya di atas kepala. Ini hanya untuk memastikan kita mendapatkan gambar yang jelas."
Selain menjelaskan instruksi, radiografer juga harus sensitif terhadap emosi pasien. Mereka harus dapat menduga apakah pasien merasa cemas atau khawatir dan memberikan dukungan yang tepat. Sebagai contoh, jika pasien tampak gelisah, radiografer dapat berkomentar ringkas seperti “Anda tidak perlu khawatir, saya akan menjaga Anda selama proses pemeriksaan.”
Komunikasi verbal saja belum cukup, visual pun penting. Radiografer pasti memastikan bahwa instruksi yang diberikan juga tercermin dalam gestur tubuh mereka. Misalnya, jika mereka meminta pasien untuk bergerak ke arah tertentu, mereka sendiri akan menunjukkan gerakan yang sama untuk memudahkan pemahaman.
Selama proses pemeriksaan, radiografer tetap aktif dalam berbicara dengan pasien. Mereka mungkin akan meminta umpan balik pasien tentang bagaimana dia merasa atau apakah ada pertanyaan tambahan. Ini bukan hanya untuk memastikan bahwa pasien fokus pada instruksi yang diberikan, tapi juga untuk membangun kepercayaan dan keharmonisan antara kedua belah pihak.
Melalui strategi komunikasi yang efektif ini, radiografer tidak hanya berhasil membuat pasien merasa puas tapi juga meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan. Dengan komunikasi yang ramah, jelas, dan sensitif, mereka membantu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi setiap pasien yang datang ke instalasi radiologinya
Petugas radiografer akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat pencitraan. Mereka harus memastikan bahwa posisi pasien benar dan bahwa mesin berfungsi dengan baik. Keahlian dalam mengoperasikan mesin sinar-X dan pemahaman tentang teknik pencitraan yang tepat sangat penting untuk menghasilkan gambar yang berkualitas tinggi.
Keselamatan pasien adalah prioritas utama dalam setiap prosedur medis. Petugas radiografer harus memastikan bahwa semua langkah keselamatan diikuti, termasuk penggunaan pelindung radiasi untuk meminimalkan paparan sinar-X pada bagian tubuh yang tidak perlu. Protokol keselamatan yang ketat diterapkan untuk melindungi baik pasien maupun petugas dari risiko radiasi.
Setelah pemeriksaan selesai, petugas radiografer bertanggung jawab untuk mengelola data dan gambar yang dihasilkan. Mereka harus memastikan bahwa gambar tersebut disimpan dengan baik dan dapat diakses oleh dokter atau tenaga medis lainnya untuk analisis lebih lanjut. Proses pengelolaan data ini sangat penting untuk menjaga integritas informasi medis pasien.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.