Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammmad Bayu

Di Bawah Langit yang Sama

Sastra | 2024-11-29 07:51:21

                   Dibawah langit                                        Yang sama

Di tengah gemuruh kehidupan kota yang sibuk, ada dua jiwa yang terjebak dalam dunia yang penuh dengan kesedihan dan ketidakpastian. Mereka tidak pernah tahu bahwa kehidupan mereka akan saling terhubung, tidak oleh kebetulan, tapi oleh sebuah peristiwa yang mengubah segalanya.Chen Nian adalah seorang gadis yang hidup dalam bayang-bayang kesepian. Di sekolah, ia hanya seperti bayangan yang lewat—tidak terlihat, tidak diperhatikan. Tertutup, pendiam, dan selalu berusaha untuk menghindari perhatian. Setiap hari adalah perjuangan. Penderitaan yang ia alami di sekolah bukanlah sekedar omongan—ini adalah kekerasan yang berlanjut. Teman-teman sekelasnya menertawakan penampilannya, menuliskan kata-kata hinaan di punggung tasnya, bahkan mengejeknya di media sosial. Semua rasa sakit ini tersembunyi di balik senyumnya yang dipaksakan, karena dia tidak ingin adiknya yang masih kecil tahu betapa buruknya dunia ini.Namun ada satu hal yang Chen Nian perjuangkan: masa depan. Dia bermimpi untuk keluar dari semua ini, untuk melarikan diri dari kehancuran yang mengelilinginya. Dia ingin berhasil, mendapatkan beasiswa, dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk adiknya.Di sisi lain kota, ada seorang pemuda bernama Bei, yang kehidupannya jauh dari harapan. Terlahir dari keluarga yang terpecah, dia tumbuh di jalanan, jauh dari kasih sayang dan perhatian. Dunia baginya adalah tempat yang keras dan penuh kekerasan. Setiap hari adalah pertarungan untuk bertahan hidup, baik dengan teman-teman sebayanya maupun dengan rasa sakit yang dia simpan dalam hati. Bei terlibat dalam perkelahian, sering dipandang sebagai orang yang bermasalah, namun di balik sikapnya yang keras, ada sebuah kepedihan yang tak bisa disembunyikan.Suatu sore yang hujan, dunia mereka bertemu. Chen Nian yang baru saja keluar dari sekolah, hendak pulang dengan langkah tergesa-gesa. Namun, ia tak tahu bahwa sekelompok anak laki-laki yang biasa mengganggunya menunggu di jalanan. Mereka mengepungnya, menertawakan pakaian dan penampilannya. Rasa takut mulai merayapi tubuhnya.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat terdengar. Dengan cepat, Bei muncul dari balik sudut jalan, matanya penuh tekad. Tanpa sepatah kata pun, dia maju ke depan, mendorong salah satu dari mereka dan memandang para pengganggu itu dengan tatapan penuh amarah. "Jangan ganggu dia," katanya dengan suara rendah namun tegas.Para pengganggu itu mundur, ketakutan dengan sosok Bei yang tak terduga. Chen Nian terdiam, bingung antara rasa terima kasih dan ketakutan. Bei menatapnya sejenak, lalu dengan cepat menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan gadis itu dengan pikiran yang penuh tanda tanya.Keesokan harinya, Chen Nian berusaha untuk melupakan kejadian itu, tapi perasaan aneh terus mengganggu pikirannya. Tiba-tiba, ketika dia memasuki sekolah, dia melihat Bei lagi—kali ini lebih dekat, sedang duduk di koridor sekolah. Entah kenapa, hati Chen Nian merasa sedikit tenang, meski dia berusaha untuk tidak terlalu banyak berharap.Hari-hari berlalu, dan meskipun mereka berasal dari dunia yang sangat berbeda, Chen Nian dan Bei mulai berbicara. Dia tidak tahu mengapa, tapi ada sesuatu dalam diri Bei yang membuatnya merasa aman, sesuatu yang ia tidak rasakan dengan siapa pun. Bei, di sisi lain, merasa ada sesuatu yang tulus dalam diri Chen Nian, meskipun gadis itu terlihat rapuh. Seperti ada bagian dari dirinya yang ingin melindungi gadis itu, meski hidupnya sendiri penuh dengan luka.Mereka mulai saling berbagi cerita. Chen Nian menceritakan tentang ibunya yang sudah tiada, tentang betapa dia harus menanggung segala beban di pundaknya. Bei, dengan suara serak, berbicara tentang masa lalunya yang kelam—kehilangan orang tua, hidup di jalanan, dan bagaimana dia belajar untuk menjadi kuat dengan cara yang salah.Mereka tidak saling menghakimi. Mereka hanya ada untuk satu sama lain, berbagi kepedihan, dan terkadang, sebuah tawa yang terlepas begitu saja di tengah kesedihan.Namun, hidup memang tidak selalu mudah. Ketegangan yang mengelilingi mereka semakin meningkat. Suatu malam, ketika Bei mencoba melindungi Chen Nian dari ancaman yang lebih besar, dia terjebak dalam sebuah insiden yang merusak segala harapan. Dia terluka parah, dan saat itu, Chen Nian menyadari bahwa dunia mereka tidak bisa lagi berjalan seperti biasa.Dengan mata penuh air mata, Chen Nian datang ke rumah sakit, duduk di samping Bei yang terbaring lemah. "Kenapa kamu melakukannya?" tanyanya pelan, suaranya pecah. "Kenapa kamu harus terlibat?"Bei yang terbaring lemah hanya bisa tersenyum kecil, meskipun wajahnya penuh dengan rasa sakit. "Karena aku tidak ingin kamu merasa sendiri, Nian. Aku tahu bagaimana rasanya... merasa hilang."Dia mengulurkan tangan, menggenggam tangan Chen Nian dengan erat. "Kamu bukanlah orang yang harus menderita sendirian. Aku akan selalu ada di sini."Chen Nian menundukkan kepala, menahan isakan. Dalam hatinya, dia tahu, meskipun hidup mereka penuh dengan cobaan, mereka tidak akan pernah lagi berjalan sendirian. Di bawah langit yang sama, mereka berdua akhirnya menemukan sesuatu yang lebih kuat dari rasa takut—cinta, harapan, dan janji untuk tetap bersama, apapun yang terjadi.

Tamat.

Cerpen ini mengambil inspirasi dari film Better Days (2019), yang menggambarkan perjuangan dua remaja dalam menghadapi perundungan, kekerasan, dan kesepian. Meski dihadapkan pada dunia yang kejam, mereka belajar bahwa ada kekuatan dalam saling melindungi dan memahami satu sama lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image