Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Karlo Kahar

Politik Merangkul Ala Isrullah-Usman

Politik | 2024-11-22 15:24:49
Foto: teras.id

Politik sering kali diidentikkan dengan kekuasaan dan kebijakan publik. Namun, dalam pengertian yang lebih luas, politik juga merupakan seni—seni membangun hubungan, menjembatani perbedaan, dan menciptakan kesepahaman. Seni ini terlihat dalam bagaimana seorang pemimpin mampu menyatukan berbagai kelompok masyarakat tanpa memandang perbedaan latar belakang.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Isrullah Achmad dan Usman Sadik, menunjukkan pendekatan politik yang inklusif. Mereka merangkul semua golongan tanpa memandang agama, suku, usia, atau latar belakang lainnya. Sikap ini mencerminkan visi politik yang tidak hanya berorientasi pada kemenangan semata, tetapi juga pada penyatuan aspirasi masyarakat demi kesejahteraan bersama.

Dalam konteks seni politik, Isrullah-Usman memahami bahwa keberhasilan seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk mendengar, memahami, dan mengakomodasi berbagai kepentingan. Mereka tidak hanya mengajak pendukung mereka, tetapi juga kelompok lain yang berbeda pandangan, untuk bersama-sama membangun Luwu Timur yang lebih baik.

Pasangan ini menjadi contoh bagaimana politik dapat menjadi alat pemersatu di tengah polarisasi masyarakat. Dengan pendekatan dialogis, mereka tidak hanya menawarkan program, tetapi juga membuka ruang diskusi untuk semua pihak. Mereka percaya bahwa keberhasilan sebuah pemerintahan terletak pada partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali.

Kebijakan yang mereka tawarkan mencerminkan semangat inklusivitas ini. Alih-alih memaksakan pandangan tertentu, mereka lebih mengedepankan kompromi dan dialog. Pendekatan ini menunjukkan bahwa Isrullah-Usman bukan sekadar politisi, tetapi pemimpin yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

Isrullah-Usman juga menghindari retorika politik yang hanya menonjolkan perbedaan. Sebaliknya, mereka fokus pada narasi yang mengedepankan persatuan. Dengan merangkul berbagai lapisan masyarakat, mereka membangun kepercayaan sebagai pemimpin yang mampu mengelola perbedaan menjadi kekuatan bersama.

Di tengah tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Luwu Timur, sikap inklusif Isrullah-Usman memberikan harapan baru. Mereka tidak hanya berorientasi pada keuntungan politik jangka pendek, tetapi juga pada pembangunan yang berkelanjutan. Dengan menjadikan politik sebagai seni merangkul, Isrullah-Usman menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah kepemimpinan terletak pada kemampuannya untuk mempersatukan semua golongan demi cita-cita bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image