Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renjiro Kynan Puringa

Puisi Asik dan Dingin pada Bulan Terkini

Sastra | 2024-11-18 19:44:09

Dalam dunia, banyak pembuat karya sastra yang telah menjadi sukses atau terkenal. Walaupun itu, masih banyak juga lho yang masih belum mencapainya. Mereka masih tetap berjuang bahkan hingga hari ini.

Quote Hari Ini : "Kesuksesan adalah perjalanan dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan antusiasme." -Winston Churchill

Sumber Foto : www.reddit.com

Berikut ini adalah ketiga karya sastra berbentuk puisi modern yang telah dibuat oleh seorang murid dari Sekolah Santa Ursula BSD tingkat menengah bernama Renjiro Kynan Puringa. Selamat menikmati dan memperluas wawasan!

Mutiara Harapan

Mutiara, hal yang ajaib indahnya

Harapan bagaikan cahaya dalam kegelapan

Mutiara Harapan, nama yang cukup sederhana

Tapi bagaikan malaikat dalam masa kegelisahan

Akulah pengikut bagi penjala manusia

Dialah yang kucari hingga akhir dunia

Sesungguhnya aku berkata

Dialah teladan bagi kita semua

Dialah mutiara harapan

Murid yang penuh dengan kebenaran

Oleh karena itu, buanglah segala kejahatan

Dia telah berkata demikian

Dari perkataannya, saya banyak mendapat

Dari ajarannya, saya pun diperkuat

Saya belajar untuk s’lalu bersemangat

Bahkan dalam masa yang penuh gelap pekat

Ketika ketakutan menusuk hati

Saat pemburu datang beraksi kembali

Dialah yang menjadi pelindung kami

Sesuai dengan janji yang t’lah Ia b’ri

Shiawase No Okurinushi

Akulah pemberi kasih sejati

Akulah yang penjahat takuti

Segala kejahatan kan ku injaki

Bagaikan sampah yang sudah busuk basi

Kehidupanku kan saya beri

Semuanya itu demi kemuliaan

Tak peduli kepada siapa yang dibiayai

Semua orang mendapat kesempatan

Bagaikan pencuri di malam hari

Yang merampas kejahatan diam-diam

Aku kan membuangnya ke Matahari

Agar terbakar isinya yang penuh dengan asam

Di tengah hari yang panas terik

Saya tetap menjadi orang yang basic

Walau di hidup banyak konflik

Saya tetap bersyukur masih dididik

Pengukur Dimensi

Akulah Pengukur Dimensi

Namanya dingin tetapi tidak kejam

Dimensi tak harus berarti mencari sisi

Tapi bisa berarti harapan dalam masa kelam

Hari-hari kujalani

Banyak hal yang kupikiri

Bahkan tuk sesekali

Tak pernah ku ingkar janji

Saat bintang lelap di malam yang sunyi

Saat bulan datang bermain kembali

Segala kesalahan ku pendami

Dan ku refleksi dalam diri

Masalah-masalah ku lalui

Beban hidup pun ku tanggungi

Bagai badai yang melewati

Tapi sekalipun tak pernah henti

Sedekah ku tetap beri

Bagai air saat panas perih

Itu bukan sekedar hobi

Tapi ya ku rasakan pedih

Terima kasih sudah membaca puisi saya sampai akhir! Jika terdapat salah kata yang menyinggung Anda, saya mohon meminta maaf sebanyak-banyaknya. Nanti kita akan bertemu bersama-sama lagi pada lain kesempatan ya! Sampai jumpa!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image