Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eka Nur Fadila

Mengenal Lebih Dalam Asbabun Nuzul

Agama | 2024-11-13 11:58:05
https://images.app.goo.gl/HgGuEAaQbjyt1NeH9
https://images.app.goo.gl/HgGuEAaQbjyt1NeH9

Pendahuluan

Al - Quran diturunkan sebagai petunjuk untuk umat manusia kearah tujuan yang lurus untuk mencapai tujuan yang lurus dengan didasarkan pada keimanan kepada Allah dan Risalahnya, Asbabun nuzul juga memberitahukan kejadian yang telah berlalu, kejadian – kejadian yang sekarang maupun yang akan datang. Ayat – ayat Al – Quran dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, pertama ayat yang turun dengan adanya sebab / atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat itu sendiri. Kedua, ayat yang turun tanpa sebab seperti ayat – ayat yang mencerminkan umat terdahulu, keadaan hari kiamat, persaksian alam kebangkitan dan lainya yang belum diketahui hukumnya menurut islam. Mengkaji dan memahami isi dan muatan dalam Al – Quran adalah satu tuntutan mendasar bagi umat islam, Quran bukan lah sekedar pedoman hidup, dan tuntunan bagi seluruh umat manusia, tetapi juga sebagai pemecah masalah kehidupan. Untuk memahami Quran, diperlukan sejumlah pengetahuan yang terkait dengan pembahasan tentang eksitensi Qur'an serta metode untuk memahami nya salah satunya dengan Asbabun nuzul.

A. Pengertian Asbabun Nuzul Asbabun Nuzul adalah sebab – sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu, menurut para ulama diantaranya :

1. Menurut Az – zarqani, Asbab an – nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjai serta hubungan dengan turunnya ayat al quran sebagai penjelas hukum pada saat peristiwaitu terjadi .

2. Menurut Ash – shabuni, Peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat atau beberapa ayat yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi yang berkaitan dengna urusan agama.

3. Menurut Subhi Shalih, Suatu yang menjadi penyebab turunnya ayat Al-Quran yang menyiratkan suatu peristiwa sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi.

4. Menurut Mana’ Al-Qathan, Peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Quran berkenaan dengan waktu pada saat peristiwa itu terjadi, baik berupa kejadian atau pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.

Semuanya menyimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-quran, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.

B. Macam-macam Asbabun Nuzul Berdasarkan jumlah sebab dan ayat, Asbabun Nuzul dibagi menjadi 2 macam yaitu atara lain sebagai berikut:

1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid Yaitu beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Contohnya, seperti turunnya Q.S Al-Iklas ayat 1-4. Allah SWT berfirman; قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. Ayat ini diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik Makkah sebelum Rasulullah SAW. Melakukan hijrah. Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitap yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah.

2. Ta’adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid Yaitu satu sebab yang melatar belakangi beberapa ayat. Contohnya pada Q.S Al-Kafh ayat 28. Allah SWT berfirman; وَاصْبِرْ نَفْسَكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَداةِ وَالْع َشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْناكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَياةِ الدُّنْيا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنا قَ لْبَهُ عَنْ ذِكْرِنا وَاتَّبَعَ هَواهُ وَكانَ أَمْرُهُ فرطاً Artinya: “Bertahanlah (wahai Muhammad) bersama orang-orang yang beribadah pada Tuhan mereka pagi maupun petang yang hanya berharap ridha-Nya. Janganlah menyingkirkan mereka hanya karena Anda menginginkan gemerlap duniawi. Jangan engkau ikuti mereka yang lupa mengingat Kami dalam hati, selalu mengikuti hawa nafsu, dan berbuat melewati batas.” (QS: Al-Kahfi Ayat 28) Ayat ini turun berkaitan dengan para pembesar musyrik Makkah yang tidak menginginkan kehadiran orang-orang miskin didekat Nabi. Anggapan orang musyrik, jika orang-orang miskin itu tidak ada bersama Nabi, mungkin mereka mau mendengarkan dakwah nabi. Allah pun mengingatkan Nabi untuk tidak diskriminatif.

C. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul Para ulama telah sepakat bahwa cara untuk mengetahui Asbabun Nuzul harus bersifat tauqiifi, yaitu melalui riwayat sahih dari Nabi Muhammad saw dan para sahabat yang menyaksikan langsung turunnya suatu ayat. Sesuatu yang disampaikan para sahabat dihukumi marfu’(dimaafkan). Akan tetapi, apabila riwayat tersebut datang dari tabi’in maka tidak dapat diterima kecuali dikuatkan oleh hadis mursal lainnya yang datang dari kibar attabi’in, seperti Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Sa’id bin Musayyab, Hasan alBasri dan lainnya. Dengan demikian, dalam menerima Asbabun Nuzul ayat perlu kehati-hatian agar tidak terjebak pada riwayat yang tidak benar bahkan dapat dikatakan palsu. Al-Wahidi menegaskan kepada kita bahwa mengetahui Asbabun Nuzul bukan melalui sebuah persangkaan atau ijtihad. Ibnu Sirrin adalah seorang ulama tabiin yang alim, ia pernah memeriksa riwayat secara terperinci. Dalam hal ini, ia harus mengadakan beberapa pemeriksaan dan penyelidikan tentang Asbabun Nuzul. Untuk itu, orang-orang yang ingin mengambil Asbabun Nuzul harus berdasarkan riwayat dari perkataan sahabat, yaitu sighat yang berjalan di atas sanad, sebab melalui sighat ini dapat dipastikan bahwa dia adalah asbabun nuzul. Sighat itu sendiri adalah pernyataan yang menunjukkan kesepakatan antara dua pihak yang berakad, sighat dapat berupa ucapan, perbuatan, atau tulisan. Berikut adalah beberapa contoh mengenai peristiwa Asbabun Nuzul;

a. Konflik Sosial, seperti ketegangan antara suku Aus dan Khazraj.

b. Kesalahan Besar, seperti seorang sahabat yang shalat dalam keadaan mabuk.

c. Pertanyaan, seperti pertanyaan Ummu Salamah yang menyebabkan turunnya ayat 195 surat Ali Imron.

d. Perdebatan, seperti perdebatan umat Islam dan Yahudi tentang kiblat yang paling utama.

e. Durhaka, seperti kaum Quraisy yang durhaka kepada Nabi Muhammad SAW.

D. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul Ayat-ayat Al-Qur’an turun dengan dua cara, Pertama, ayat Ibtida’i, yaitu turunnya suata ayat tanpa sebab khusus, keadaan ini adalah yang paling banyak dalam Al-Qur’an. Kedua, ayat Sababi, yaitu turunnya suatu ayat dengan diiringi suatu peristiwa atau karena sebuah pertanyaan. Dalam hal ini, mengetahui asbabun nuzul menjadi syarat dasar yang harus dimiliki seorang mufassir. Manfaat mengetahi Asbabun Nuzul sebagai berikut;

1) Untuk mengetahui hikmah yang terkandung dalam syariat yang diturunkan. Dengan mengetahui hikmahnya, keimanan orang-orang Islam akan bertambah dan menimbulkan keinginan untuk melaksanakan hukum-hukum Allah dan pengamalan terhadap kitab-Nya.

2) Untuk mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sesuai dengan sebab turunnya. Menurut para ulama yang menyatakan bahwa ayat tersebut harus dipahami sesuai dengan sebab khusus.

3) Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’ann turun, sebagaimana yang dilakukan Aisyah saat meluruskan kekeliruan Marwan yang menunjuk Abdurrahman bin Abu Bakar sebagai orang yang menyebabkan turunya ayat, “Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya “Cis ”bagi kamu keduanya,” (QS. Al-Ahqaf: 17). Untuk meluruskan kekeliruan ini, Aisyah berkata kepada Marwan, “Demi Allah bukan dia yang menyebabkan ayat ini turun. Dan aku sanggup untuk menyebutkan siapa orang yang sebenarnya.”

4) Menolak anggapan adanya pembatasan pada ayat yang secara dahir terdapat pembatasan. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengetian Umum, yang dimaksud dengan pembatasan ialah suatu ayat yang diturunkan sehubungan dengan orang-orang kafir yang tidak mau makan sesuatu kecuali yang telah mereka halalkan sendiri. Dan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan dan mehalalkan yang telah Allah haramkan.

5) Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.

Kesimpulan

Asbabun Nuzul merupakan sebab-sebab yang megiringi diturunnya ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai jawaban-jawaban dari pertanyaan para sahabat Nabi. Serta perkembangan sejarahnya dari abad-keabad dari sejarah dan ucapan Nabi, sarana memahami Al-Qur’an, dan dikaji khusus menjadi disiplin ilmu sendiri. Perlunya mengetahui Asbabun Nuzul adalah untuk menghindari kekeliruan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan perintah-perintah yang ada didalamnya.

Penulis : Qomarulita Husnu Wardati, Amrina Rosyada hanwi, mahasiswa semester 1 BKI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image