Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan
Pendidikan dan Literasi | 2024-11-07 22:31:16
- Pengaruh Teori Empirisme dalam Proses Perkembangan Individu
John Locke berpendapat bahwa proses perkembangan anak menjadi manusia dewasa ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan yang diterima sejak kecil. Manusia dapat dididik apa saja entah itu kearah yang lebih baik atau kearah yang buruk sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Dalam hal ini, alamlah yang membentuknya.
- Teori Empirisme mempunyai beberapa asumsi dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Manusia dapat dididik apa saja (kearah yang baik maupun buruk), semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
2. Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akan menentukan daMenurut Teori Empirisme pengalaman menawarkan pengetahuan yang tepat dan langsung tentang benda-benda yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa pengalaman aktual, pikiran rasional tidak dapat berfungsi. Pengalaman indrawi, yang diperoleh melalui panca indera, merupakan sumber utama pengetahuan. n mendidik anak atau peserta didik sesuai dengan keinginannya.
- Pengaruh Teori Nativisme dalam Proses Perkembangan Individu
Nativesme berasal dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Istilah lainnya natus yaitu lahir, nativis pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing pembawaan anak itu ada yang baik dan ada yang buruk.
- Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori nativisme adalah sebagai berikut :
1.Faktor genetik : faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri anak. contohnya jika kedua orangtua anak itu seorang yang pandai maka anaknya memiliki pembawaan sebagai seorang yang pandai pula.
2. Faktor kemampuan anak : faktor yang menjadikan seorang anak dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
3. Faktor pertumbuhan anak : faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minat di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap energik, aktif dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. sebaliknya jika, pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mengenal bakal dan kemampuan yang dimiliki (Lubis, 2020).
- Penggabungan pengaruh hereditas dan lingkungan dalam proses perkembangan individu dalam Teori Konvergensi
- menurut kamus psikologi, yang dimaksud teori konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Jadi menurut teori konvergensi ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. dan sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak kan membina perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor hereditas
- Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individu dalam aspek fisik, kognitif, emosional, dan sosial.
- Berdasarkan proses perkembangannya manusia itu selalu ditentukan oleh perpaduan pengaruh dari faktor pembawaan (kemampuan dasar) dan faktor lingkungan sekitar, baik yang disengaja (seperti pendidikan) maupun yang tidak disengaja seperti pergaulan dan lingkungan alam, sesuai dengan pandangan konvergensi.
- Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen.
- Hereditas mencakup sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua, sementara faktor lingkungan meliputi segala hal yang mempengaruhi individu dari luar, seperti pendidikan, makanan, budaya, dan interaksi sosial.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.