Siangmu dan Siangku
Sastra | 2024-11-04 17:17:21KESUNYIAN
Di pesisir pantaiKu kan bercerita dalam lakon-lakon rindu
Penebar aura dalam bayang senduKebisuan pantai mengombak dalam lingkaran syahdu
Bersamanya begitu sejukSesejuk air yang memadamkan bara hati
Di ujung lautan sanaElegi tlah menerkamYang perlahan-lahan
Memenggal hati yang dipaksa berontak sendiriBersama tujuan yang tergenggam
Saat ini atau saat apapun, seperti lebih merasakan energi ini
Takkan lari dari kesukaan cita yang tlah mengobati lukaWalau berdarah telah berselimut dendam
Walau jantung terus meminta henti
Meski langkah letih berharapHanya sapaan kalimat-Nya yang meneduhkan
Tidak menahu pasti apa yang akan terjadiHanya merebah dalam mangsi kisahBersama butir-butir pasir yang sepi
MALAM DAN SUBUHKU
Ada sebait aksara di lantunan malam iniTerpojok aku melihat setiap waktu yang terus berjalan
Rasanya kaki ini ingin berlari menjamah malamAgar segera tiba waktu penantian
Di hamparan kain berlukis bangunan megahTerlihat kokoh tiang bulan dan bintangKu habiskan waktu untuk meraih-Nya
Selagi waktu masih berteman setia
SIANGKU DAN SIANGMU
Kau pernah tahu bayangan di atas tanah?
Di sampingnya ada bayangan pula menindihnya
Bukan serupa bayangan denganku
Tetapi, ada rasa
Bersembunyi di antara perjalanan di siang hari ini
Mungkin ilusi yang menepi
Atau aku hanya bergurau
Bukankah itu nyata?
Ah sudahlah
Aku tetap berjalan di siangku, dan bagiku itu juga siangmu
Walau mengacuhkan beragam rasa yang menebar mewangi
Entah sampai jarak dan masa mana terhenti
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.