Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Balasan Bagi Orang yang Berinfak Menurut Alquran

Agama | 2024-10-16 12:15:53
sumber gambar: freepik.com

Infak adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam dan termasuk dalam kategori amal mulia. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk selalu melakukan infak, baik dalam keadaan sejahtera maupun tertimpa kesulitan, sebagai bentuk ibadah serta menunjukkan kepedulian sosial. Infak mencakup lebih banyak bentuk pemberian dibandingkan zakat, karena meliputi semua jenis sumbangan harta di jalan Allah, baik yang bersifat wajib (seperti zakat) maupun yang bersifat sunnah (seperti sedekah). Al-Qur'an dengan jelas menyebutkan berbagai imbalan yang dijanjikan Allah bagi mereka yang berinfak, baik di dunia maupun di akhirat.

Berikut beberapa ayat Al-Qur’an yang menggambarkan balasan bagi orang yang berinfak:

1. Balasan Berlipat Ganda dari Allah SWT

Salah satu imbalan utama bagi mereka yang bersedekah di jalan Allah adalah pahala yang berlipat ganda. Allah menjanjikan bahwa harta yang dikeluarkan di jalan-Nya akan digantikan dengan pahala yang jauh lebih besar, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT berfirman:

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261)

Ayat ini menjelaskan bahwa infak yang dikeluarkan di jalan Allah akan mendapatkan balasan yang tak terhingga, bahkan bisa mencapai 700 kali lipat. Ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk senantiasa berinfak dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan balasan yang jauh lebih baik.

2. Tidak Ada Rasa Takut dan Kesedihan

Orang-orang yang berinfak di jalan Allah dijanjikan akan mendapatkan ketenangan dan rasa aman, serta dijauhkan dari rasa takut dan kesedihan. Allah memberikan jaminan bahwa mereka yang menggunakan harta mereka untuk kebaikan akan mendapatkan perlindungan dari segala keburukan.

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 274, Allah SWT berfirman:

“Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274)

Ayat ini menegaskan bahwa infak yang dikeluarkan di jalan Allah, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, akan mendatangkan pahala besar dan dijauhkan dari segala bentuk kekhawatiran. Ini adalah balasan yang sangat berharga, terutama bagi mereka yang sering merasa khawatir dengan masa depan atau memiliki beban hidup yang berat.

3. Penghapusan Dosa dan Pengampunan

Salah satu balasan istimewa yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berinfak adalah penghapusan dosa. Berinfak di jalan Allah merupakan salah satu ikhtiar untuk menghapuskan dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Allah adalah Sebaik-Baik Pemberi Ampunan dan senantiasa memberi kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk bertaubat serta memperbaiki diri.

Dalam Surah At-Taubah ayat 103, Allah SWT berfirman:

" Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)

Infak dan zakat adalah sarana untuk menyucikan harta dan membersihkan jiwa. Allah menjanjikan pengampunan dan kebersihan jiwa bagi mereka yang mengeluarkan harta mereka dengan niat yang tulus untuk membantu sesama dan mendapatkan ridha Allah.

4. Kebaikan di Akhirat

Orang-orang yang berinfak dengan ikhlas dijanjikan akan mendapatkan balasan surga. Pahala infak tidak hanya diberikan di dunia, tetapi juga di akhirat dalam bentuk kenikmatan abadi di surga. Allah menjelaskan bahwa mereka yang menginfakkan hartanya di jalan-Nya dengan niat yang baik akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang beruntung di akhirat kelak.

Dalam Surah Al-Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman:

" Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid: 18)

Infak yang dikeluarkan dengan niat karena Allah disebut sebagai "pinjaman yang baik" yang akan dikembalikan oleh Allah dengan balasan yang jauh lebih besar, termasuk jaminan masuk surga.

5. Dicintai oleh Allah

Infak yang dikeluarkan dengan niat tulus dan ikhlas akan menjadikan seseorang dicintai oleh Allah SWT. Allah mencintai hamba-Nya yang dermawan, yang tidak segan-segan mengorbankan harta mereka demi menolong orang lain dan menegakkan kebaikan. Hal ini memberikan kehormatan dan kedudukan tinggi di sisi-Nya.

Dalam Surah Ali Imran ayat 134, Allah SWT berfirman:

" (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,”(QS. Ali Imran: 134)

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang berinfak, baik dalam keadaan mampu maupun sulit, adalah orang-orang yang disukai oleh Allah. Kecintaan Allah adalah balasan yang paling tinggi bagi setiap hamba yang taat dan dermawan.

Berinfak di jalan Allah adalah amalan yang sangat mulia dan dianjurkan dalam Islam. Balasan bagi orang yang berinfak sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat. Allah menjanjikan pahala berlipat ganda, pengampunan dosa, serta ketenangan jiwa bagi mereka yang menunaikan infak dengan ikhlas.

Selain itu, infak menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan balasan surga dan menjadi hamba yang dicintai oleh Allah. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa memperbanyak infak sebagai bentuk kepedulian sosial dan investasi bagi kehidupan akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image