Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Marbot Tidak Penting Tapi Dibutuhkan?

Eduaksi | Sunday, 06 Feb 2022, 07:25 WIB
Kegiatan pembersihan halaman Masjid Babul Maghfirah (Dokpri)

Dalam budaya masyarakat Aceh istilah marbot lebih dikenal dengan sebutan Bilal (bileu) atau khadam. Peran dan tugasnya hampir dengan marbot.

Banyak orang yang memandang peran marbot tidak begitu berarti dalam melayani jamaah di masjid maupun surau/mushalla. Terlebih pada masyarakat di daerah luar perkotaan.

Pekerjaan marbot pun dianggap sebagai kegiatan yang tidak penting dalam tata kelola masjid. Mengapa demikian?

Marbot Masjid adalah istilah yang diberikan kepada seseorang yang bertanggung jawab mengurus keperluan masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut. Adakalanya, seorang marbot masjid menjadi imam ketika dibutuhkan.

Marbot ditugaskan untuk menjaga kebersihan dan keindahan masjid dan juga sekaligus menjadi penanggungjawab ibadah di masjid seperti memberitahukan waktu shalat lima waktu dengan mengumandangkan adzan, iqamah, memberikan informasi dan lain-lain.

Bekerja sebagai marbot masjid memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan masjid tersebut. Terutama terkait dengan kesiapan penggunaan tempat atau infrastruktur.

Peran marbot masjid sendiri sangat dibutuhkan dalam mengembangkan fungsi masjid, tidak hanya untuk memberitahu waktu beribadah tetapi dapat melakukan hal-hal keagamaan lainnya agar suasana Masjid menjadi kondusif dan nyaman.

Selain mengumandangkan waktu shalat, peran marbot masjid juga sangat penting untuk menampakkan keindahan islam melalui kebersihan masjid dan lingkunganya.

Oleh sebab itu peran pertama pengurus masjid seperti organisasi BKM/DKM ialah memperkuat kapasitas marbot dan memperhatikan kesejahteraan mereka.

Marbot perlu dibekali dengan kemampuan teknis kerja yang andal. Memahami tugas dan menjalankan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.

Yang kedua ialah menghidupkan semangat musyawarah, masjid merupakan tempat untuk bermusyawarah, musyawarah antar pengurus dengan pengurus dan pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama jamaah semisal rapat.

Disini marbot kerap berperan sebagai fasilitator dalam hal menyiapkan semua fasilitas pendukung yang dibutuhkan.

Di masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjung Selamat Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, saat ini memiliki 7 orang marbot yang bekerja secara shift untuk mengelola kebersihan masjid. Mulai dari dalam masjid hingga ke tempat wudhu, fasilitas MCK, dan halaman depan masjid.

Mereka rata-rata masih berusia muda atau sebagian besar adalah mahasiswa luar daerah yang sedang menyelesaikan studi.

Pengurus BKM menyediakan tempat tinggal bagi marbot serta memberi jerih payah setiap bulannya. Meski tidak terlalu besar namun dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat seiring meningkatnya infak dan shadaqah para jamaah.

Harus diakui keberadaan marbot dalam lingkungan kemasjidan merupakan salah satu pilarn penting tegaknya saf-saf jamaah dan kekhusyuan dalam shalatnya. Tanpa kerja keras mereka barangkali sulit kita menemukan masjid yang selalu dalam keadaan bersih, suci, dan teratur. Sebab itu layak bagi mereka untuk kita berikan apresiasi. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image