Tragedi Rapak Berulang, Sampai Kapan??
Politik | 2022-01-27 18:10:52
Oleh Tri Maya Hermasari (Permerhati politik)
Sebuah video berdurasi 41 detik hasil tangkapan layar cctv dishub Balikpapan menampilkan tayangan yang menghentakkan dada. Sebuah truk tronton bermuatan kapur seberat 20 ton menabrak sejumlah kendaraan yang sedang berhenti menungggu lampu merah.
Diduga, truk tronton berplat KT 8534 AJ ini mengalami rem blong.
Hingga akhirnya, truk menabrak 6 mobil yakni 2 angkutan umum (angkot), 2 mobil pribadi, 2 pick up dan 14 motor. Bahkan dari rekaman CCTV Dinas Perhubungan terlihat mobil Ayla berwarna merah sempat melambung ke udara setelah ditubruk truk tersebut. Dalam peristiwa naas itu, 5 orang dinyatakan meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka.
Sementara, beberapa korban yang selamat saat ini telah dirawat secara intensif di beberapa Rumah Sakit (RS) di Kota Balikpapan.
Video ini dengan cepat tersebar dan menjadi perbincangan massif skala lokal maupun nasional. Bahkan sempat menjadi trending topic di kanal twitter dengan hastag innalillahi, rapak, balikpapan. Banyak dari cuitan itu mengungkapkan rasa duka cita atas peristiwa kecelakaan tersebut. Namun tidak sedikit pula warganet yang meminta langkah serius pemerintah setempat, karena ini bukan yang kali pertama terjadi.
Kaleidoskop tragedi rapak 13 tahun terakhir
Menurut data yang dihimpun Tribun Kaltim, peristiwa kecelakaan maut di Simpang Muara Rapak memang kerap terjadi.
Bahkan, sejak tahun 2009 hingga 2022, ada sekitar 13 tragedi kecelakaan yang terjadi. Artinya, dalam setiap tahun, kecelakaan lalu lintas terjadi setidaknya satu kali di lokasi tersebut.
Menurut sejarah, Simpang Muara Rapak atau yang kerap disebut tanjakan Rapak, memang menjadi momok bagi pengendara lalu lintas di Kota Balikpapan. Di persimpangan ini terdapat bundaran yang disebut titik nol kilometer Balikpapan yang menghubungkan Jl Soekarno Hatta, Jl Ahmad Yani, dan Jl Letjen Suprapto, dan Jl Klamono Gn Pipa.
Telaah Kritis Atas Tragedi Rapak
Tragedi rapak bukanlah yang pertama kali terjadi. Artinya harus ada telaah mendalam dan mendasar yang harusnya dipikirkan untuk kemudian diambil sebagai solusi oleh stake holder terkait. Bisa kita klasifikasi penyebab terjadinya kecelakaan kedalam 2 aspek
1. Aspek teknis yang terkait dengan
-kondisi design geometrik jalan dan layout yang tidak sesuai, kondisi permukaan jalan yang kurang memenuhi syarat (berlubang), maupun penempatan traffic light.
-kondisi fisik kendaraan Ini berhubungan dengan kondisi laik jalan dari sepeda motor atau mobil yang digunakan untuk berkendara. Seperti sistem pengereman, kondisi ban, atau sistem kemudi yang tidak berfungsi, atau bahkan modifikasi yang tidak sesuai dengan aturan keselamatan maupun pengendara.
-Kondisi pengendara. Apakah sehat dan tidak sedang dibawah pengaruh alkohol ataupun mengantuk.
-uu LLAJ apakah perlu direvisi.
2. Aspek non teknis
- cuaca alam mungkin pada saat banjir, gempa bumi dan sebagainya itu juga bisa menimbulkan kecelakaan
Untuk aspek teknis ini jika kita amati begitu banyak porsi pemangku kebijakan didalamnya. Seperti bagaimana seharusnya pejabat terkait memperhatikan layout jalan di titik nol kilometer Muara rapak ini. Kenapa bisa seringkali terjadi lakalantas di daerah tersebut? Jika memang butuh segera dibangung fly over, maka harusnya dari kemarin-kemarin hal ini masuk dalam daftar perencanaan pemkot yang sifatnya urgen dan harus segera terlaksana. Begitu pula kondisi fisik kendaraan. Ini pun bicara tentang kontroling yang harus dilakukan penguasa kepada perusahaan. Harus ada sanksi tegas bagi perusahaan yang “dengan sengaja” meloloskan kendaraan tak laik jalan. Aturan jalan kendaraan bermuatan berat pun itu telah menjadi peran penguasa selaku periayah masyarakat. Jangan sampai kendaraan semacam tronton, truk maupun kontainer bermuatan berat ini berlalu lalang dijam-jam padat lalin.
Jadi, jelaslah tragedi rapak ini sekaligus sebagai bahan muhasabah bagi kita semua. Bahwa ranah aqidah menjadikan kita senantiasa ridho atas segala qadha, ikhlas atas apa yang menimpa kita, dan bersabar dengan segala ujian dari Nya. Tapi jangan pula dilupakan ada ranah syariah yang menuntut kita untuk senantiasa berpikir dan bertindak sesuai syariat Nya. Ada ikhtiar yang bisa kita lakukan. Semisal dalam tragedi rapak ini. Mengingatkan penguasa selaku stake holder adalah bentuk ikhtiar kita, dan terus berjuang menyuarakan Islam adalah sebaik baik ikhtiar untuk memperbaiki keadaan yang telah rusak akibat sistem kapitalis.
Wallahu a’lam bish shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.