Mengenal Intermittent Fasting: Diet Populer dan Manfaatnya
Gaya Hidup | 2024-09-07 14:02:48Apa Itu Intermittent Fasting?
Intermittent fasting adalah pola makan yang melibatkan periode makan dan puasa yang bergantian. Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam intermittent fasting, di antaranya:
- Metode 16/8: Ini adalah metode yang paling populer, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam. Misalnya, jika Anda makan dari pukul 12 siang hingga 8 malam, Anda akan berpuasa dari 8 malam hingga 12 siang keesokan harinya.
- Metode 5:2: Dalam metode ini, seseorang makan secara normal selama 5 hari dalam seminggu, lalu pada 2 hari sisanya hanya mengonsumsi sekitar 500–600 kalori.
- Eat-Stop-Eat: Metode ini melibatkan puasa penuh selama 24 jam satu atau dua kali seminggu.
- Metode Alternatif Hari: Di sini, Anda bergantian antara hari makan normal dan hari di mana Anda membatasi asupan kalori (sekitar 500 kalori).
Bagaimana Intermittent Fasting Bekerja?
Ketika kita berpuasa, tubuh kita mengalami beberapa perubahan pada tingkat seluler dan molekuler. Salah satu perubahan utama adalah peningkatan kadar hormon pertumbuhan (human growth hormone) yang dapat membantu pembakaran lemak dan pembentukan otot. Selain itu, kadar insulin dalam darah menurun, membuat tubuh lebih mudah mengakses lemak yang tersimpan untuk dijadikan energi.
Proses ini juga merangsang autophagy, yaitu mekanisme seluler di mana sel-sel membersihkan diri dari komponen-komponen yang rusak. Autophagy diyakini berperan dalam perlindungan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit neurodegeneratif.
Manfaat Intermittent Fasting
- Penurunan Berat Badan: Intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan karena tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi selama periode puasa. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa metode ini dapat meningkatkan laju metabolisme.
- Meningkatkan Kesehatan Metabolik: IF dapat menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan risiko diabetes tipe 2.
- Meningkatkan Fungsi Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan fungsi otak dan melindungi dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
- Memperpanjang Umur: Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memperpanjang umur, meskipun efek ini masih perlu diteliti lebih lanjut pada manusia.
- Meningkatkan Kesehatan Jantung: Intermittent fasting dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan trigliserida, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Apakah Intermittent Fasting Aman?
Apa Itu Intermittent Fasting?
Intermittent fasting adalah pola makan yang melibatkan periode makan dan puasa yang bergantian. Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam intermittent fasting, di antaranya:
- Metode 16/8: Ini adalah metode yang paling populer, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam. Misalnya, jika Anda makan dari pukul 12 siang hingga 8 malam, Anda akan berpuasa dari 8 malam hingga 12 siang keesokan harinya.
- Metode 5:2: Dalam metode ini, seseorang makan secara normal selama 5 hari dalam seminggu, lalu pada 2 hari sisanya hanya mengonsumsi sekitar 500–600 kalori.
- Eat-Stop-Eat: Metode ini melibatkan puasa penuh selama 24 jam satu atau dua kali seminggu.
- Metode Alternatif Hari: Di sini, Anda bergantian antara hari makan normal dan hari di mana Anda membatasi asupan kalori (sekitar 500 kalori).
Bagaimana Intermittent Fasting Bekerja?
Ketika kita berpuasa, tubuh kita mengalami beberapa perubahan pada tingkat seluler dan molekuler. Salah satu perubahan utama adalah peningkatan kadar hormon pertumbuhan (human growth hormone) yang dapat membantu pembakaran lemak dan pembentukan otot. Selain itu, kadar insulin dalam darah menurun, membuat tubuh lebih mudah mengakses lemak yang tersimpan untuk dijadikan energi.
Proses ini juga merangsang autophagy, yaitu mekanisme seluler di mana sel-sel membersihkan diri dari komponen-komponen yang rusak. Autophagy diyakini berperan dalam perlindungan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit neurodegeneratif.
Manfaat Intermittent Fasting
- Penurunan Berat Badan: Intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan karena tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi selama periode puasa. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa metode ini dapat meningkatkan laju metabolisme.
- Meningkatkan Kesehatan Metabolik: IF dapat menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan risiko diabetes tipe 2.
- Meningkatkan Fungsi Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan fungsi otak dan melindungi dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
- Memperpanjang Umur: Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memperpanjang umur, meskipun efek ini masih perlu diteliti lebih lanjut pada manusia.
- Meningkatkan Kesehatan Jantung: Intermittent fasting dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan trigliserida, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Apakah Intermittent Fasting Aman?
Secara umum, intermittent fasting aman bagi kebanyakan orang, terutama jika dilakukan dengan benar. Namun, metode ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Orang dengan riwayat gangguan makan, wanita hamil atau menyusui, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba diet ini.
Kesimpulan
Secara umum, intermittent fasting aman bagi kebanyakan orang, terutama jika dilakukan dengan benar. Namun, metode ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Orang dengan riwayat gangguan makan, wanita hamil atau menyusui, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba diet ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.