Dabrus Brutus
Sastra | 2024-08-30 04:25:15Secangkir wedang kopi pahit bersanding di meja
Menemani aku di pagi hari
Memainkan lentik jemari ini dalam merangkai kata
Menepis raungan narasi hampa tak berealita
Membombardir bertubi-tubi selalu di ruang publik
Dalam jejaring pewarta yang begitu gampang didapatkan
Saat ini ...
Memang mereka amat piawai mengolah, apalagi menggoreng
Setiap problematika dalam sejuta kata dan istilah
Agar terkesan sempurna berakal budi, tajam membedah masalah
Meski sebenarnya masih melangit mengambang sawang
Tak secuilpun membumi mewujud bukti
Sebagai harmonisasi antara gagasan dengan kenyataan
Sayangnya, kitapun terkesima, terpesona dan terbuai dibuatnya
Entah, mengapa ...
Bagiku, mereka tak lebih dari para ahli cakap
Atau para ahli kitab yang hanya mahir dalam cuap-cuap
Namun begitu miskin dalam bersikap dan berbuat
Seperti yang diharap dalam menjawab
Setiap kerutan soal yang harus diputus
Apalah guna bermuluk-muluk dan bombastis
Bila hanya tong kosong berbunyi nyaring
Menggumpal dan menggunung sebagai ...
Dabrus, brutus!
*****
Kota Malang, Agustus di hari ketiga puluh, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.