Nyuling Stunting (Penyuluhan Keliling Cegah Stunting)
Lainnnya | 2024-08-05 15:53:19"Nyuling Stunting (Penyuluhan Keliling Cegah Stunting)"
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting.
Bergerak dari latar belakang tersebut Puskesmas Selo bekerjasama dengan lintas sektor mencanangkan kegiatan "Nyuling Stunting". Tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi, meningkatkan kesadaran, dan membimbing masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting pada anak-anak. dengan kegiatan ini diharapkan edukasi stunting pada masyarakat dapat menjangkau lebih luas. tujuan dari kegiatan ini adalah masyarakat mengerti dan paham tentang stunting. Kegiatan dilakukan dengan sosialisasi stunting dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan keliling untuk mencegah stunting merupakan kegiatan edukasi yang dilakukan secara bergerak dari satu desa ke desa lain. Penyuluhan keliling untuk mencegah stunting adalah strategi proaktif untuk memberikan edukasi dan intervensi langsung kepada masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan prevalensi stunting yang tinggi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam pelaksanaan penyuluhan keliling untuk mencegah stunting:
1) Perencanaan dan Persiapan
a) Identifikasi Wilayah :
Memilih daerah dengan angka stunting tinggi dan mengidentifikasi kelompok sasaran seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan anak balita.
b) Tim Penyuluh :
Membentuk tim penyuluh yang terdiri dari tenaga kesehatan, nutrisionis, kader posyandu, dan relawan.
c) Materi Penyuluhan :
Menyiapkan materi edukasi yang mencakup penyebab dan dampak stunting, pentingnya gizi seimbang, sanitasi, dan pola asuh anak.
2) Pelaksanaan Penyuluhan
a) Jadwal dan Rute :
Menentukan jadwal dan rute penyuluhan keliling dan mensosialisasikan jadwal kepada masyarakat melalui berbagai media.
b) Metode Penyuluhan :
Menggunakan metode yang interaktif seperti ceramah, diskusi kelompok (tanya -jawab), demonstrasi memasak makanan bergizi, dan pemutaran video edukasi.
c) Kunjungan Rumah :
Melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk memberikan edukasi secara personal dan mendalam kepada keluarga.
3) Materi Edukasi
a) Gizi Ibu dan Anak :
Edukasi tentang pentingnya asupan gizi yang cukup selama kehamilan dan masa menyusui, serta pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
b) Makanan Bergizi :
Memberikan informasi tentang jenis-jenis makanan bergizi yang mudah didapatkan dan cara memasaknya.
c) Pola Asuh Anak :
Memberikan panduan tentang pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
d) Sanitasi dan Kebersihan :
Menjelaskan pentingnya kebersihan lingkungan, sanitasi yang baik, dan praktik kebersihan diri untuk mencegah infeksi.
4) Pemantauan dan Evaluasi
a) Pengukuran Rutin :
Melakukan pengukuran tinggi dan berat badan anak secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan peserta (masyarakat).
b) Evaluasi Program :
Kumpulkan umpan balik dari masyarakat untuk mengevaluasi efektivitas penyuluhan dan memperbaiki pendekatan jika diperlukan.
5) Kolaborasi dan Dukungan
a) Kerja Sama :
Bekerja sama dengan pemerintah daerah, sekolah, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung dan memperluas jangkauan program.
b) Pelatihan Kader :
Mengadakan pelatihan kader posyandu dan relawan lokal agar mereka dapat melanjutkan penyuluhan secara mandiri dan berkelanjutan.
6) Penggunaan Teknologi
a) Media Sosial dan Aplikasi :
Gunakan media sosial dan aplikasi kesehatan untuk menyebarkan informasi dan edukasi, serta untuk memantau kesehatan anak secara berkelanjutan.
b) SMS, Whatsapp, Instagram, Facebook
Gunakan layanan pesan singkat (SMS) untuk mengingatkan ibu-ibu tentang jadwal imunisasi, kunjungan posyandu, dan tips kesehatan.
Dengan adanya kegiatan ini masyarakat menjadi meningkat pengatahuannya mengenai stunting. Sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan stunting dan mengedukasi keluarga serta lingkungannya.
TUJUAN
Tujuan utama, mencegah pertumbuhan stunting di masyarakat.
Penjabaran :
1) Meningkatkan Kesadaran
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyebab, dampak, dan cara pencegahan stunting di wilayah Selo.
2) Mengubah Perilaku
Mengubah perilaku masyarakat menuju pola makan dan pola asuh yang lebih sehat dan mendukung pertumbuhan optimal anak.
3) Meningkatkan Akses Informasi
Memastikan informasi mengenai gizi, kesehatan, dan sanitasi yang baik dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah/desa terpencil di wilayah Selo.
4) Meningkatkan Partisipasi
Mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya pencegahan stunting melalui kegiatan komunitas dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
5) Monitoring dan Evaluasi
Memantau pertumbuhan anak secara rutin dan memberikan intervensi dini jika ditemukan tanda-tanda stunting.
MANFAAT
1) Peningkatan Gizi Anak
Anak-anak mendapatkan asupan gizi yang lebih baik karena orang tua lebih memahami pentingnya makanan bergizi.
2) Penurunan Prevalensi Angka Stunting
Dengan informasi dan praktik yang tepat, angka stunting di wilayah Selo yang disasar diharapkan menurun.
3) Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan ibu hamil dan menyusui meningkat, yang berkontribusi langsung pada kesehatan dan perkembangan anak.
4) Lingkungan yang Lebih Sehat
Edukasi tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan mengurangi risiko penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
5) Peningkatan Kualitas Hidup
Anak-anak yang tumbuh sehat memiliki potensi lebih besar untuk berprestasi di sekolah dan dalam kehidupan, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di Kecamatan Selo secara keseluruhan.
HASIL
1) Peningkatan Pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting
Masyarakat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pentingnya gizi seimbang dan praktik kesehatan yang baik.
2) Perubahan Perilaku
Perubahan nyata dalam perilaku masyarakat di Kecamatan Selo terkait pola makan, pola asuh anak, dan kebersihan lingkungan.
3) Penurunan Kasus Stunting di Kecamatan Selo
Penurunan signifikan dalam angka stunting di wilayah Selo yang mendapatkan penyuluhan intensif.
4) Kader yang Terlatih
Adanya kader-kader posyandu dan relawan lokal yang terlatih untuk melanjutkan penyuluhan secara mandiri.
5) Data yang Akurat
Pengumpulan data yang lebih akurat mengenai status gizi dan kesehatan anak di daerah yang disasar, yang dapat digunakan untuk perencanaan intervensi lebih lanjut.
6) Kolaborasi yang kuat
Terbentuknya jaringan kerjasama yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga non-profit dalam upaya bersama mencegah stunting.
Dengan mencapai tujuan, manfaat, dan hasil yang diharapkan, kegiatan "Nyuling Stunting (Penyuluhan Keliling Cegah Stunting) dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.