Rindu yang Hitam
Sastra | 2024-07-30 22:39:28Rindu yang Hitam Sepi mengancam. Buram waktu. Di jalan curam. Tubuh gigil beku. Kota yang malam.
Pecahan cahaya berserakan. Sepanjang jalan ke ujong lorong.
Orang orang memadati ruang. Mengisi waktu kosong yang menjadi hantu.
Menyeberang ke sebelah lautan maya tak bertepi. Sepi terus mengancam. Waktu buram. Pikiran pikiran yang membuat jembatan pengertian. Dari sebuah perjalanan tubuh. Mengaduh. Rapuh. Luruh. Bersimpuh dalam lintasan ribuan orbit.
Untuk kemudian menepi. Menyemai sepersekian elektron cahaya dalam lorong hitam yang panjang
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.