Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Darynaufal Mulyaman

Pelayanan Terhadap Pengungsi Internasional: Diplomasi Melalui Pendidikan

Eduaksi | 2024-07-08 10:47:03
Ilustrasi Kamp Pengungsian (Julie Ricard/Unsplash)
Ilustrasi Kamp Pengungsian (Julie Ricard/Unsplash)

Diplomasi adalah sebuah cara untuk mencapai sebuah tujuan yang dilakukan oleh individu atau entitas tertentu. Biasanya sebuah entitas atau individu melakukan diplomasi untuk mencapai kepentingannya, melalui jalur-jalur yang ada.

Isu mengenai pengungsi internasional adalah sebuah isu yang kompleks. Tidak semua negara merupakan negara yang ikut menandatangani aturan hukum internasional yang mengatur mereka. Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak menandatangani kerangka hukum internasional tersebut.

Kendati demikian, pengungsi internasional harus tetap dibantu dan difasilitasi karena bagian dari masyarakat global dan berhak untuk dijamin hak asasi manusianya. Maka, walaupun Indonesia tidak meratifikasi hukumnya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk tetap membantu pengungsi internasional yang hadir di Indonesia.

Kendati demikian, pengungsi internasional harus tetap dibantu dan difasilitasi karena bagian dari masyarakat global dan berhak untuk dijamin hak asasi manusianya.

Melalui cara apa? Pendidikan merupakan salah satu cara termudah untuk membantu atau memfasilitasi pengungsi internasional yang ada di Indonesia. Lewat pendidikan, pengungsi dapat diarahkan, dibantu untuk menjalani kehidupannya di Indonesia, dan difasilitasi untuk dikembangkan kapasitas dirinya, seperti kreativitas dan soft skill lainnya.

Contoh, sebuah universitas dapat memberikan pelayanan pengabdiannya seperti membantu mengajarkan Bahasa dan Budaya Indonesia, mengadvokasi isu pengungsi internasional untuk masyarakat sekitar pengungsi itu tinggal, dan berbagai kapasitas diri yang dapat dikembangkan sebagai ilmu untuk para pengungsi di masa depan.

Lewat pendidikan, pengungsi dapat diarahkan, dibantu untuk menjalani kehidupannya di Indonesia, dan difasilitasi untuk dikembangkan kapasitas dirinya, seperti kreativitas dan soft skill lainnya.  

Kegiatan mengenai pengungsi internasional yang diselenggarakan baru-baru ini oleh Universitas Kristen Indonesia misalnya, pada 6 Juli 2024, di tempat pengungsi Ciputat, Tangerang Selatan, berhasil menghadirkan beragam aktivitas menarik dan edukatif. Acara dimulai dengan panggung boneka yang menceritakan kisah-kisah inspiratif tentang kehidupan para pengungsi internasional, memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada peserta penyuluhan, terutama anak-anak, mengenai tantangan dan harapan para pengungsi internasional. Setelah itu, peserta diajak untuk mengikuti kegiatan mewarnai tas guna mereka dapat mengekspresikan kreativitas mereka sambil belajar tentang pentingnya empati dan dukungan terhadap para pengungsi internasional.

Kegiatan ini berlangsung dengan penuh antusiasme dan kesenangan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film budaya dari Suku Betawi, yang menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah Jakarta. Seusai menonton film, peserta diberi kesempatan untuk mengisi lembar pertanyaan terkait film tersebut, yang bertujuan untuk mengukur pemahaman mereka sekaligus memberikan wadah diskusi yang konstruktif. Semua kegiatan ini tidak hanya menghibur tetapi juga edukatif, memberikan wawasan yang lebih luas tentang isu-isu kemanusiaan yang dihadapi oleh para pengungsi internasional, dan mengajarkan nilai-nilai solidaritas kepada para peserta. Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab, para peserta bisa berbagi pendapat dan mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai topik yang telah dibahas dari para fasilitator yang hadir pada kegiatan tersebut.

Kegiatan seperti ini sejatinya adalah sebuah diplomasi humanis untuk mencapai sebuah tujuan yaitu Indonesia tetap membantu pengungsi internasional yang ada di Indonesia, melalui jalur pendidikan. Lebih detail lagi, melalui jalur pelayanan pengabdian terhadap masyarakat, karena tidak hanya pengungsi internasionalnya yang menerima, tetapi juga masyarakat sekitar khususnya, dan masyarakat Indonesia secara luasnya yang menerima peningkatan informasi dan kapasitas mengenai pengungsi internasional.

*Opini ini merupakan luaran dari pengabdian internasional yang dilakukan oleh Prodi HI dan Komunikasi FISIPOL, FSB, FEB, FH, FV UKI pada 6 Juli 2024 bersama UNHCR, Human Initiative, dan JRS Indonesia dan disusun oleh Darynaufal Mulyaman, Julian Andretty, Arthuur J. Maya, Adrianus L. Wene, Susanne A.H. Sitohang, Mike Wijaya Saragih, Arya Gina Tarigan, & Benedicta S. Fortunae.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image