Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ika Septi Riani

Pro Kontra TikTok Shop Dilarang Berjualan

Bisnis | 2024-06-25 09:39:56
Sumber : https//fantech.id

TikTok adalah platform media sosial populer yang mendapatkan popularitas luar biasa selama beberapa tahun terakhir. Hal ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi video pendek tentang berbagai topik, mulai dari dance, video komedi, dan berbagai video tutorial Dengan antarmuka yang ramah pengguna dan beragam pembuat konten, TikTok telah menjadi pusat hiburan dan kreativitas.

Salah satu fitur yang diperkenalkan TikTok baru-baru ini adalah TikTok shop, di mana pengguna dapat menjual produk langsung melalui aplikasi. Fitur ini telah menjadi perdebatan di kalangan pengguna. Ada yang mendukung dengan TikTok menjadi pasar, ada pula yang menentangnya. Dalam esai ini, saya akan membahas pro dan kontra dari toko TikTok dan menjelaskan mengapa toko tersebut harus dilarang.

Pertama, salah satu alasan utama yang mendukung toko TikTok adalah bahwa toko ini memberikan peluang bagi usaha kecil dan pembuat konten independen untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Dengan jutaan pengguna aktif di platform ini, toko TikTok dapat berfungsi sebagai alat pemasaran yang ideal bagi wirausahawan yang mungkin tidak memiliki kemampuan finansial untuk membuka toko fisik atau beriklan di saluran media tradisional. Hal ini dapat meningkatkan penjualan mereka dan membantu mereka membangun nama di pasar.

Selain itu, toko TikTok juga dapat menciptakan lapangan kerja dengan memungkinkan individu bekerja sebagai influencer dan brand Ambassador. Orang-orang ini dapat memperoleh uang dengan mempromosikan dan menjual produk melalui video TikTok mereka, sehingga menghasilkan pendapatan dan menghidupi diri mereka sendiri secara finansial. Hal ini khususnya bermanfaat bagi individu yang mungkin tidak memiliki akses terhadap peluang kerja tradisional.

Namun, terlepas dari potensi manfaat ini, ada beberapa alasan kuat mengapa toko TikTok harus dilarang. Pertama, TikTok hanya memiliki izin beroperasi sebagai social media, bukan sebagai platform berjualan atau e-commerce. Namun, para pengguna masih bisa melakukan aktivitas promosi produk yang dijualnya melalui social media TikTok. Kedua, hal ini menciptakan budaya konsumen yang tidak sehat, di mana pengguna terus-menerus diserang dengan iklan dan ditekan untuk membeli produk. Hal ini dapat menyebabkan keputusan pembelian impulsif dan tekanan finansial, terutama di kalangan kelompok rentan seperti remaja dan dewasa muda.

Saat ini, TikTok Shop sudah bekerjasama dengan Tokopedia dan sudah memiliki izin. Jadi, permasalahan saat ini bagaimana pedagang tradisional atau offline bisa menyesuaikan dengan perkembangan tekhnologi yang canggih. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan pedagang tradisional yaitu mengikuti zaman, bisa berupa mendaftarkan toko offlinenya ke toko online, membuat video promosi yang menarik, membuat diskon, dan barang yang dijual disesuaikan dengan trend terbaru.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya