Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agata Dyandra Ningrum

Zakat, Infak, dan Konsumsi: Cara Mengatur Keuangan agar Tidak Sekadar Memenuhi Nafsu

Ekonomi Syariah | 2025-03-13 21:59:00

Harta merupakan sebuah titipan yang diberikan oleh Allah Swt, yang tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan materill saja, melainkan ada fungsi sebagai alat untuk membantu sesama dan meraih keberkahan. Oleh sebab itu, harus adanya manajemen keuangan yang baik oleh individu agar keuangan yang dikeluarkan tidak hanya sekedar memenuhi konsumsi belebih atau nafsu individu. Islam mengajarkan untuk menghindari sifat boros seperti pada (Qs. Al-Isra : 27) “Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” dan menghindari kikir hingga melupakan kewajiban sosial seperti zakat, infaq, dan sedekah.

Konsumsi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan. Dalam ekonomi konvensional, konsumsi didasarkan pada prinsip bahwa manusia akan mengonsumsi apa saja dan dalam jumlah berapapun selama anggaran mencukupi dan kepuasan tercapai. Hal yang plaling berdampak apabila manusia banyak menganut hal tersebut yaitu seseorang bisa terjebak dalam pola konsumsi berlebihan yang mengarah pada pemborosan (israf). Tanpa perencanaan yang baik, konsumsi yang hanya berorientasi pada kepuasan dapat menyebabkan kesulitan finansial di masa depan. Dan yang akan paling terlihat dimana-mana yaitu jika sebagian besar harta hanya digunakan untuk konsumsi pribadi tanpa memperhatikan kewajiban sosial, maka kesenjangan ekonomi dalam masyarakat akan semakin lebar.

Konsumsi dalam Islam

Sumber : https://forkes.weebly.com/journal/konsep-konsumsi-dalam-islam


Islam tidak melarang konsumsi, tetapi mengajarkan umatnya untuk menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan dan mengendalikan keinginan. Tujuan konsumsi dalam islam adalah mencapai kemaslahahan. Menurut Ayi (2022), Jika suatu kebutuhan diinginkan oleh seseorang maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan maslahah sekaligus kepuasan, namun jika pemenuhan kebutuhan tidak dilandasi oleh keinginan, maka hanya akan memberikan manfaat semata, artinya jika yang diinginkan bukan kebutuhan maka pemenuhan keinginan tersebut hanya akan memberikan kepuasan saja. Oleh karena itu, ekonomi Islam menekankan keseimbangan dalam konsumsi agar tidak berlebihan (israf) dan tetap berorientasi pada keberkahan serta kesejahteraan bersama. Dalam konsumsi islam, terdapat hierarki yang mengurutkan kebutuhan individu/rumah tangga dalam islam sebagai berikut :

1. Dharuriyat (Kebutuhan Pokok) → Hal-hal yang benar-benar diperlukan untuk kelangsungan hidup dan keberlanjutan agama, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan dasar. Jika tidak terpenuhi, akan mengancam kehidupan manusia.

2. Hajiyat (Pelengkap/Kebutuhan Sekunder) → Hal-hal yang tidak wajib tetapi sangat membantu dalam kehidupan, seperti kendaraan untuk mobilitas atau gadget untuk pekerjaan. Jika tidak terpenuhi, seseorang tetap bisa hidup, tetapi mungkin merasa kesulitan.

3. Tahsiniyat (Kemewahan/Kebutuhan Tersier) → Hal-hal yang hanya menambah kenyamanan dan status sosial, seperti barang bermerek atau perhiasan mewah. Tidak memiliki barang ini tidak akan mengganggu kehidupan dasar seseorang.

Peran Zakat, Infak, dan Sedekah dalam Manajemen Keuangan

Sumber : https://www.lpmstais.com/2024/06/3-fakta-menakjubkan-bagaimana.html

Dalam Islam, konsumsi tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan pribadi, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, setelah memenuhi kebutuhan berdasarkan tingkatan dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat, seorang Muslim dianjurkan untuk menyisihkan sebagian hartanya melalui zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebagai bentuk kepedulian sosial. Zakat menurut syara’ ialah pemberian yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, pada waktu tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya. (Zakiah Darajat, 1995: 213). Ngomong-ngomong tentang zakat pasti ga jauh-jauh dari infaq dan shadaqah. Singkatnya infaq yakni mengeluarkan harta di jalan Allah, baik wajib (seperti nafkah keluarga) maupun sunnah (seperti membantu sesama). Sedangkan sedekah yaitu memberikan sesuatu dengan ikhlas untuk kebaikan, tidak terbatas pada harta, tetapi juga bisa berupa tenaga, senyuman, atau bantuan lainnya.

Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) memiliki peran penting dalam ekonomi Islam, terutama dalam menciptakan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi. Berikut beberapa peran utamanya:

1. Mengurangi Ketimpangan Ekonomi

Zakat membantu mendistribusikan kekayaan dari orang kaya ke yang membutuhkan, sehingga kesenjangan ekonomi berkurang.

2. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Infak dan sedekah dapat meningkatkan konsumsi masyarakat kurang mampu, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

3. Mendukung Pemberdayaan Ekonomi

Dana ZIS bisa digunakan untuk modal usaha bagi kaum miskin, membantu mereka menjadi lebih mandiri secara finansial.

4. Menjaga Stabilitas Sosial

Dengan pemerataan ekonomi, risiko kemiskinan dan konflik sosial dapat berkurang, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis.

5. Membantu Pemerintah dalam Program Sosial

ZIS dapat mengurangi beban negara dalam menangani kemiskinan, sehingga anggaran bisa dialokasikan untuk pembangunan lainnya.

Strategi Mengatur Keuangan agar Seimbang

Mengatur keuangan dengan seimbang itu penting, terutama dalam Islam yang menekankan keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu langkahnya adalah menyusun anggaran yang tidak hanya berfokus pada konsumsi pribadi, tetapi juga mencakup zakat, infak, dan tabungan. Daripada menyimpan uang dalam tabungan yang bisa berkurang karena zakat, lebih baik memilih untuk menginvestasikannya. Sehingga tabungan tidak berkurang karna zakat (stabil) karena digunakan untuk investasi. Selain itu, kita perlu memilah antara kebutuhan dan keinginan agar tidak terjebak dalam pemborosan. Menghindari gaya hidup berlebihan (israaf) dan membiasakan hidup sederhana namun cukup, sesuai dengan prinsip qana'ah, akan membantu menjaga keuangan tetap stabil, penuh berkah, dan memberikan ketenangan dalam kehidupan.

Dampak Konsumsi Islami terhadap Keuangan dan Masyarakat

Mengelola konsumsi sesuai dengan ajaran Islam nggak hanya menjaga keuangan tetap stabil, tapi juga membawa keberkahan dan kesinambungan dalam kehidupan. Dengan mengatur pengeluaran secara bijak, termasuk menyisihkan untuk zakat dan infak, kita nggak cuma fokus pada kepentingan pribadi, tapi juga bisa membantu sesama. Selain itu, hidup jadi lebih nyaman karena nggak terjebak dalam tekanan gaya hidup konsumtif yang sering kali bikin stres. Jadi, selain kondisi finansial lebih aman, hati pun terasa lebih tenang karena adanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan sendiri dan kepedulian terhadap orang lain.

Kesimpulan

Mengelola keuangan dalam Islam tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan pribadi, tetapi juga menyeimbangkan antara konsumsi dan tanggung jawab sosial seperti zakat, infak, dan sedekah. Dengan memahami tingkatan kebutuhan dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat seorang Muslim dapat mengatur pengeluaran dengan lebih bijak, sehingga tidak terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan. Islam mengajarkan untuk menjauhi sifat boros (israf) dan menerapkan sikap qana’ah (rasa cukup) agar kondisi finansial tetap stabil, penuh keberkahan, dan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, zakat dan infak berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan menerapkan pola konsumsi yang seimbang dan penuh kesadaran, seseorang tidak hanya mencapai kestabilan keuangan, tetapi juga mendapatkan ketenangan serta keberkahan dalam hidup.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image