Strategi Belanja Online yang Sehat bagi Anak Muda: Mencegah Stres dan Pemborosan
Gaya Hidup | 2025-01-07 10:02:26Setiap orang memiliki pengaturan yang berbeda-beda dalam mengatasi stress dan emosional namun sekarang sedang menjadi tren kebanyakan anak muda bahwasannya berbelanja dapat meredakan stres, sekarang berbelanja bukan hanya sekedar membeli keperluan namun juga sebagai gaya hidup mengapa tidak, saat melewati hari-hari yang sibuk ,padat dan melelahkann cukup membuat kita hampir stress dan tidak ada waktu lebih untuk mencari hiburan seperti berlibur yang memakan waktu, pada ahirnya kita mencari alternatif dengan beristirahat sambil melihat gadget menemukan iklan tentang produk yang menarik dan merasa ada kesenangan serta kepuasan apabila kita memilikinya, lalu membuka platform belanja online dan melalukan transaksi pembayaran, hal itu berulang dan menjadi kebiasaan.
Aksesnya yang mudah, menjadi cara sederhana untuk mencegah stress, di balik kemudahan itu, banyak yang terjebak dalam Doom Spending sebutan terhadap perilaku berbelanja secara impulsive atau pemborosan, hanya untuk sebuah kesenangan, bukan yang diperlukan. doom spending, disebut juga kebiasaan belanja tak terkontrol hingga menimbulkan stres dan masalah finansial.
Penyebab Munculnya Tren
Kemunculan tren in dilatar belakangi atas peristiwa lampau yaitu pandemi COVID-19, anak muda dari milenial hingga Gen-Z mendominasi berbelanja dengan memanfaatkan belanja Online sebagai sarana belanja yang mudah tanpa harus keluar rumah,mengingat situasi Pandemi COVID-19 yang sedang merebak. Hingga sekarang situs belanja online masih terus dimanfaatkan dan semakin bervariasi jenisnya. Selain Kemudahan yang ditawarkan melalui belanja online,harga yang diperoleh lebih miring dibanding toko komersial, Sekarang munculah tren baru-baru ini bahwa belanja dapat menjadi pencegah stres kalangan anak muda, perasaan emosional dan dorongan nafsu utuk melakukan praktik pembelian sesutu yang benar-benar mereka tidak butuhkan secara berulang, pelaku belanja merasa senang saat memilih dan memutuskan membeli barang lalu tidak dapat terkontrol terlepas dari kondisi keuangan dan menambah beban keuangan berujung perburukan kondisi keuangan yang dikenal dengan istilah Doom Spending.
Efek Doom Spending
seperti yang diketahui , Doom Spending diartikan sebagai pengeluaran malapetaka, pengeluaran yang tidak terduga akibat dari tak terkontrolnya Hasrat berbelanja atau berbelanja secara impulsif, Lonjakan budaya konsumsifitas ini menjadi tren berdampak negatif, bagaimana tidak, anak muda jaman sekarang banyak menjadikan berbelanja online adalah cara meredakan stres, di titik kondisi keuangan yang tidak stabil pun mereka juga tetap melakukan kegiatan berbelanja barang yang benar-benar mereka tidak butuhkan , mereka tidak memikiran suatu saat ada kondisi kedaruratan yang mengahruskan mereka mengeluarkan uang atau urgensi kebutuhan lain, berujung gangguan kondisi keuangan berahir dengan Pinjaman Online yang sekarang juga menjadi tren yang dapat merusak psikis dan mental karena mereka terjebak dengan peminjaman online untuk menutup bocornya keuangan mereka, kesenangan yang mereka dapat hanya sementara justru menambah malapetaka pelaku Doom Spending tersebut. Walau Sebagian orang tidak memilih pinjaman online tapi mereka juga sulit Kembali mengatur keuangan yang hancur, pengeluaran sepele itu sudah menjadi kebiasaan mereka dan sulit untuk lepas dari kebiasaan.
Tips agar Berbelanja Tetap Menyenangkan dan Bebas Stres Tanpa Terjebak Dalam Doom Spending.
1. Kenali Kebutuhan dan Keinginan
Langkah pertama yang penting adalah mengenali perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini?" atau "Apakah ini hanya keinginan sesaat?" Memahami kebutuhan dengan baik membantu kamu menghindari pembelian yang tidak diperlukan dan lebih bijak dalam mengelola uang.
2. Tentukan Anggaran Belanja Online
Tetapkan anggaran khusus untuk belanja online. Kamu bisa menetapkan alokasi mingguan atau bulanan untuk pembelian yang memang sudah direncanakan. Dengan anggaran yang jelas, kamu dapat mengontrol pengeluaran dan menghindari stres akibat pengeluaran berlebihan.
3. Gunakan Wishlist, Bukan Tombol Beli Sekarang
Memanfaatkan fitur wishlist atau daftar keinginan adalah cara cerdas untuk mengendalikan impuls belanja. Alih-alih langsung membeli barang yang kamu suka, masukkan ke dalam wishlist terlebih dahulu. Tunggulah beberapa hari untuk memastikan apakah kamu masih merasa perlu membeli barang tersebut atau hanya keinginan sesaat.
4. Hati-hati dengan Diskon Besar dan Flash Sale
Diskon besar dan flash sale memang menggoda, tapi jangan langsung terjebak. Selalu cek harga asli barang dan bandingkan dengan toko lain sebelum memutuskan untuk membeli. Diskon memang bisa menghemat, tapi seringkali kita malah tergoda membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
5. Cari Hiburan dan Kegiatan Lain yang Positif
Jika kamu merasa berbelanja online adalah pelarian dari stres, cobalah mencari kegiatan lain yang lebih positif, seperti olahraga, membaca buku, atau memulai hobi baru. Kadang, keinginan berbelanja hanyalah refleksi dari kebutuhan untuk mengisi waktu luang atau melepaskan stres.
6. Berlatih Mindfulness saat Berbelanja
Mindfulness adalah kunci dalam menjaga kontrol diri. Saat akan membeli sesuatu, luangkan waktu sejenak untuk berpikir apakah barang itu benar-benar penting. Menyadari apa tujuan dari pembelian barang bisa membuat kamu lebih bijak dalam berbelanja.
Belanja online bisa menjadi hiburan yang menyenangkan jika dilakukan dengan bijak. Dengan mengatur anggaran, mengenali kebutuhan, dan menerapkan kontrol diri, kamu bisa menghindari jebakan doom spending yang bisa merusak kestabilan finansial dan mental. Gunakan tips di atas sebagai panduan agar belanja online tetap menjadi alternatif menjaga kewarasan.
Jadi, tidak perlu lagi khawatir! Asal kamu tahu cara mengendalikan diri, berbelanja online bisa jadi teman baik dalam menjalani hari.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.