Penurunan Penjualan di Pasar Akibat Dampak Penjualan Online Shop
Bisnis | 2024-11-16 22:43:32
Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan besar baik dari segi produksi maupun dari segi pemasaran dan dari segi pasar konsumen pun juga berubah. Produsen selalu dituntut untuk berinovasi mengikuti tren pasar yang menjadi kesukaan konsumen.Dari segi pemasaran produk yang tadinya dilakukan dengan cara beriklan di televisi atau media cetak dengan biaya mahal. Namun perubahan zaman tidak bisa dihindar. Online Shop terus menaiki eksistensi nya sebagai pasar yang mudah diakses oleh siapapun, dimanapun dan dari kalangan manapun, sehingga persaingan pasar Online dan Tradisional menjadi ketat dan kerap menjadi sebuah masalah di masyarakat.
Online shop menjadi posisi utama dalam kemudahan konsumen dalam berbelanja, dengan hanya membuka aplikasi konsumen dapat memesan produk yang akan dibeli dibanding harus berbelanja dengan menempuh tempat belanja langsung. Munculnya online shop yang berkembang pesat mengkhawatirkan pedagang pasar tradisional karena penggunaan online shop yang mempunyai dampak signifikan terhadap UMKM offline, sehingga menyulitkan mereka untuk bersaing dan mencapai keadilan distributif.
Perubahan tren belanja masyrakat dari yang biasanya berbelanja secara offline menjadi online adalah ketika Covid-19 menyerang. Di mana semua aktivitas dibatasi oleh pemerintah bahkan ada beberapa yang menerapkan karantina mandiri. Pada masa-masa inilah produk-produk online shop mulai ramai diminati masyarakat dan sampai saat ini masih tetap eksis
Penurunan penjualan pasar tradisional akibat berkembangnya penjualan online membawa dampak positif dan negatif yang signifikan, baik bagi pelaku pasar, konsumen, maupun ekonomi secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatifnya:
Dampak Positif:
- Kemudahan Akses bagi Konsumen Penjualan online memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membeli barang tanpa harus pergi ke pasar. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang tinggal jauh dari pasar tradisional atau memiliki keterbatasan mobilitas.
- Efisiensi Waktu dan Biaya Belanja online memungkinkan konsumen menghemat waktu dan biaya transportasi. Mereka dapat membandingkan harga dan memilih produk dengan lebih cepat.
- Perkembangan Ekonomi Digital Penjualan online berkontribusi pada pertumbuhan sektor ekonomi digital. Banyak pelaku usaha, baik yang baru maupun yang sudah berpengalaman, kini bisa memperluas jangkauan pasar mereka dengan mudah, baik lokal maupun internasional.
- Akses ke Produk yang Lebih Beragam Dengan platform e-commerce, konsumen bisa dengan mudah mengakses berbagai jenis produk yang mungkin tidak tersedia di pasar tradisional, terutama barang-barang yang langka atau produk dari daerah lain.
Dampak Negatif:
1. Penurunan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Banyak pedagang pasar tradisional yang mengalami penurunan omzet karena persaingan dengan toko online yang menawarkan kemudahan dan harga yang kadang lebih kompetitif. Hal ini bisa menyebabkan mereka kehilangan pelanggan tetap yang lebih memilih berbelanja secara daring.
2. Pengangguran dan Kehilangan Pekerjaan Penurunan transaksi di pasar tradisional berisiko menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi para pekerja atau pedagang yang bergantung pada pasar tersebut, seperti pengelola kios, pedagang, dan tenaga kebersihan.
3. Ketergantungan pada Teknologi Masyarakat yang kurang terampil atau tidak terbiasa dengan teknologi mungkin akan merasa kesulitan untuk beralih ke belanja online, mengakibatkan ketimpangan dalam akses ekonomi antara mereka yang terhubung dengan dunia digital dan yang tidak.
4. Pengaruh pada Ekonomi Lokal Pasar tradisional seringkali merupakan bagian integral dari perekonomian lokal, dengan perputaran uang yang mendukung bisnis kecil dan pelaku usaha lokal. Penurunan aktivitas pasar tradisional bisa berdampak negatif pada ekonomi setempat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.