Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Viral Siswi-siswi SMP Menghina Palestina, Netizen Face Shaming Satu Orang Saja?

Curhat | Saturday, 15 Jun 2024, 20:56 WIB

Pada hari Minggu, 9 Juni 2024, platform media sosial X digemparkan oleh sebuah video yang pertama diunggah oleh akun @dictionakra, berisi cuplikan lima siswi SMP di sebuah restoran cepat saji, di mana mereka mengolok-olok dan menghina tulang, darah, dan daging anak-anak Palestina. Video ini disambut dengan amarah dan kritik besar dari netizen, menuntut para siswi tersebut untuk diberi sanksi yang tegas.

Hinaan dan tuntutan dari netizen semakin menjadi-jadi, hingga akhirnya siswi-siswi tersebut membuat video klarifikasi yang diunggah pada Rabu, 12 Juni 2024. Dalam video klarifikasi tersebut, para siswi mengakui bahwa mereka menyesali perbuatan mereka, serta meminta maaf atas kesalahan yang mereka perbuat, serta berjanji untuk tidak mengulanginya.

Di tengah kecaman netizen, ada satu hal yang terlihat mirip dalam hampir semua postingan: mereka mengolok-olok wajah salah satu siswi dalam video tersebut.

Mengapa Menjadi Masalah?

Banyak netizen yang berpendapat bahwa kecaman yang didapatkan siswi tersebut merupakan hal yang sewajarnya, karena kesalahan yang ia perbuat telah melewati batas. Namun, hal ini menjadi salah karena di antara 5 siswi yang terlibat dalam kasus ini, hanya satu orang siswi yang menghadapi hinaan yang paling parah terkait wajahnya. Hinaan yang dihadapi oleh siswi ini sangat besar hingga hampir seluruh platform X dipenuhi oleh wajahnya yang dibanding-bandingkan dengan karakter kartun, bahkan dengan ikan. Melalui ini, netizen telah melakukan face shaming pada siswi tersebut.

Apa itu Face Shaming?

Face shaming adalah bagian dari body shaming yang melibatkan mengkritik, mengejek, atau menghina penampilan fisik seseorang, terutama wajah mereka. Contoh-contoh dari face shaming termasuk mengejek orang yang berjerawat, berdahi lebar, berhidung besar, dan sebagainya. Ini bisa dilakukan sebagai lelucon atau dengan tujuan merendahkan dan mempermalukan seseorang.

Face shaming, layaknya body shaming, termasuk dalam salah satu bentuk bullying, dan memiliki banyak dampak negatif pada seseorang. Dampak negatif yang dapat dialami yakni kehilangan kepercayaan diri, masalah kesehatan mental seperti anxiety dan depresi, bahkan jika parah, bisa menjadi penyebab seseorang mengakhiri hidupnya.

Bullying Berkedok Edukasi

Memberikan edukasi dan kritik pada pihak yang salah memang harus dilakukan, namun apakah hal ini membenarkan aksi netizen yang melakukan bullying pada siswi ini? Faktanya, siswi-siswi tersebut memang telah menghina anak-anak Palestina, yang telah meninggal akibat genosida yang terjadi saat ini. Kesalahan yang mereka perbuat memang besar, dan mereka sepantasnya dihukum dengan keras, namun apakah ini bisa menjadi justifikasi netizen untuk mengolok-olok salah satu siswi tersebut, dengan intensitas yang jauh lebih parah dibandingkan dengan pelaku-pelaku lainnya?

Alangkah baiknya jika kita dapat memberikan edukasi pada pihak yang membutuhkan dengan cara yang baik dan sopan, namun terkadang, seperti dalam kasus ini, edukasi yang keras memang dibutuhkan. Tanggapan netizen yang memberikan kritik keras merupakan hal yang bisa dibilang tepat untuk dilakukan. Akan tetapi, perilaku netizen yang melakukan penargetan pada hanya satu orang, apalagi mencela wajahnya lebih dari perbuatannya merupakan tindakan yang tidak benar. Hanya karena mereka melakukan sesuatu yang buruk, tidak berarti kita bisa melakukannya juga.

Referensi:

Kompas.com. 2024. Lima Siswi SMP Jakarta yang Olok-olok Palestina di Resto Cepat Saji Meminta Maaf. Diakses pada 13 Juni 2024, dari https://megapolitan.kompas.com/read/2024/06/12/17071331/lima-siswi-smp-jakarta-yang-olok-olok-palestina-di-resto-cepat-saji

Muallifah, Zakiyah, Wahyuni, dan Dewi Anggariani. 2021. Fenomena Perilaku Body Shaming di Kalangan Perempuan pada Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar.

Oleh: Angelina Nadia Hadiwijaya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image