Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ertha Rizqina

Tantangan dan Upaya Pelestarian Bahasa dari Kepunahan

Sastra | 2024-06-24 16:40:38

Bahasa adalah cerminan dari kekayaan dan merupakan identitas masayarakat dalam berkomunikasi. Seiring berkembangnya jaman, beberapa bahasa di dunia terancam mengalami kepunahan. Kepunahan bahasa tidak hanya berdampak pada kehilangan alat komunikasi, tetapi juga hilagnya warisan budaya, sejarah, dan pengetahuan. Berikut adalah tantangan dan juga upaya dalam pelestarian bahasa dari kepunahan.

Tantangan dalam Pelestarian Bahasa

1. Globalisasi

Globalisasi menyebarkan berbagai kebudayaan masuk dari berbagai negara. Globalisasi membuka penyebaran bahasa-bahasa mayoritas seperti Inggris, Mandarin, dan lainnya. Bahasa-bahasa yang mayoritas atau banyak penuturnya ini memiliki kemungkinan untuk menggantikan bahasa-bahasa lokal di berbagai aspek seperti pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan media. Akibatnya, bahasa lokal semakin jarang digunakan.

2. Urbanisasi dan Migrasi

Urbanisasi dan migrasi ke kota-kota besar menyebabkan penutur bahasa minoritas berpindah dari lingkungan awal mereka. Di lingkungan yang baru, penutur bahasa minoritas ini melakukan penyesuaian dan adaptasi dan seringkali mengadopsi bahasa mayoritas untuk mencari berbagai peluang untuk bertahan hidup di berbagai aspek sehingga mengharuskan meninggalkan bahasa asli mereka.

3. Kurangnya Dukungan Pendidikan

Banyak bahasa yang cenderung memiliki penutur minoritas tidak diajarkan di ranah pendidikan, sehingga generasi muda tidak mengenal atau tidak mempelajarinya dengan baik.

4. Stigma dan Diskriminasi

Dalam berbagai kasus, bahasa minoritas dianggap kurang bergengsi dan seringkal mendapat stigma sosial, Penutur bahasa minoritas ini merasa tertekan dan akhirnya meninggalkan bahasa asli mereka demi sekedar menghindari diskriminasi atau memperbaiki status sosial.

Upaya Pelestarian Bahasa

1. Dokumentasi Bahasa

Dokumentasi bahasa adalah langkah penting dalam pelestarian bahasa. Proses ini melibatkan pencatatan dan perekaman tata bahasa, kosakata, cerita rakyat, dan teks-teks lain yang terancam punah. Di jaman dengan teknologi modern, pelestarian bahasa dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti rekaman audio dan video.

2. Pendidikan Bilingual

Pendidikan bilingual atau dwibahasa dapat membantu mempertahankan bahasa minoritas dengan mengajarkannya berdampingan dengan bahasa mayoritas. Program ini memungkinkan anak-anak belajar dalam bahasa asli mereka sambil menguasai bahasa yang lebih dominan.

3. Revitalisasi Komunitas

Revitaliasi bahasa seringkali memerlukan keterlibatan aktif dari komunitas penutur asli. Inisiatif seperti kelas bahasa, kelompok percakapan, ataupun festival budaya dapat menghidupkan kembali minat dan penggunaan bahasa di kalangan komunitas.

4. Teknologi dan Media

Teknologi dan media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam pelestarian bahasa. Aplikasi pembelajaran bahasa, platform media sosial, dan konten digital dalam bahasa minoritas dapat membantu meningkatkan eksposur dan penggunaan bahasa tersebut di kalangan generasi muda.

5. Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Bahasa

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam pelestarian bahasa. Pengakuan resmi terhadap bahasa minorotas dan pendanaan untuk program pelestarian adalah salah satu contoh penting peran pemerintah dalam mendukung pelestarian bahasa.

Upaya diatas adalah salah satu dari berbagai cara melestarikan bahasa minoritas. Upaya pelestarian bahasa di dunia banyak direalisasikan dan sukses dilakukan seperti Bahasa Maori di Selandia Baru dan Bahasa Basque di Spanyol. Bahasa Maori sukses dilestarikan melalui program pendidikan bilingual, media dalam bahasa Maori dan dukungan dari pemerintah. Jumlah penutur Bahasa Maori meningkat jumlahnya dan semakin diiterima di kalangan masyarakat. Selain itu, Bahasa Basque di Spanyol juga sukses dilestarikan melalui dukungan pemerintah, program pendidikan bilingual, media serta budaya dalam Bahasa Basque, sehingga bahasa ini tetap hidup dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelestarian bahasa adalah tantangan yang kompleks, tetapi dengan upaya yang tepat, bahasa-bahasa yang terancam punah masih bisa diselamatkan dan dilestarikan. Melalui pendidikan, revitalisasi komunitas, dokumentasi, dan dukungan pemerintah serta penggunaan teknologi, kita dapat menjaga kekayaan linguistik dan budaya dunia. Setiap bahasa yang dilestarikan adalah bagian dari warisan manusia yang berharga, dan upaya ini adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya