Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

PillBot, Kamera Mikro yang Bisa Ditelan untuk Pemeriksaan Medis

Teknologi | Monday, 29 Apr 2024, 06:31 WIB
Alex Luebke dan Vivek Kumbhari menujukkan PillBot di sela-sela Konferensi TED di Vancouver. Foto: Craig McCulloch/VOA via voanews.com.

SEBUAH kamera robotik baru berukuran kecil yang dirancang untuk ditelan untuk digunakan dalam pemeriksaan medis baru-baru ini ditunjukkan pada sebuah konferensi di Kanada. Perangkat yang disebut PillBot ini dapat dipandu dan diarahkan secara remote. Artinya, ia dikendalikan secara elektronik dari luar tubuh.

Para pencipta PillBot berharap perangkat ini akan menggantikan endoskopi tradisional. Endoskopi adalah saat kamera yang terpasang pada kawat diarahkan ke dalam tenggorokan dan ke dalam perut pasien yang sedang tidur.

Perusahaan Endiatx, yang berbasis di Hayward, California, Amerika Serikat, mengembangkan perangkat tersebut. Perusahaan ini bermitra dengan rumah sakit Mayo Clinic, di Rochester, Minnesota.

PillBot dirancang untuk menjadi kamera endoskopik motorik pertama. Proses dan cara kerjanya sebagai berikut. Seorang pasien tidak makan selama satu hari, lalu menelan PillBot dengan banyak air. PillBot bertindak seperti kapal selam kecil yang dikendalikan oleh remote nirkabel. Ketika pemeriksaan selesai, tubuh akan mengeluarkan PillBot dengan cara yang sama seperti mengeluarkan limbah padat lainnya.

Dr. Vivek Kumbhari, adalah salah satu pendiri perusahaan Endiatz, dan juga profesor kedokteran serta ketua gastroenterologi dan hepatologi di Mayo Clinic menyatakan bahwa ini adalah langkah terbaru menuju tujuan yang lebih besar untuk membuat pengobatan yang kompleks menjadi lebih mudah diakses.

Jika endoskopi dapat dipindahkan dari pengaturan rumah sakit ke rumah pasien, katanya, "maka saya pikir kita telah mencapai tujuan tersebut." "Penggunaan perangkat tersebut akan membutuhkan lebih sedikit pekerja medis dan tidak ada anestesi. Perangkat ini memberikan pendekatan yang lebih aman dan nyaman," tambahnya.

Kumbhari, juga mengatakan, bahwa teknologi ini lebih efisien dan memungkinkan orang untuk mendapatkan pengobatan lebih awal dalam perkembangan penyakit.

Alex Luebke, salah satu pendiri Endiatx, mengatakan bahwa PillBot dapat membantu orang-orang di daerah pedesaan di mana pusat medis dan perawatan minim.

"Terutama di negara-negara berkembang, tidak ada akses untuk perawatan medis yang kompleks," katanya. "Jadi bisa memiliki teknologi, mengumpulkan semua informasi tersebut, dan memberikan solusi kepada kita, bahkan di daerah terpencil," sambungnya.

Saat ini PillBot sedang menjalani pengujian dan akan diajukan ke Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat untuk pertimbangan dalam beberapa bulan mendatang. Jika disetujui, PillBot bisa tersedia pada tahun 2026.

Kumbhari berharap teknologi ini bisa diperluas ke usus, sistem vaskular, jantung, hati, otak, dan bagian tubuh lainnya.***

Sumber: Voice of America

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image