Planet Seukuran Bumi yang Ditemukan di Sekitar bintang Katai Merah Memiliki Nama Unik
Info Terkini | 2024-05-16 07:14:18Para astronom menemukan planet seukuran Bumi yang mengitari bintang katai merah yang sangat dingin dan ukurannya mirip Jupiter. Bintang katai merah yang berada pada jarak 55 tahun cahaya itu 100 kali lebih redup daripada Matahari dan memiliki temperatur setengah dari temperatur bintang kita. Penelitian tim ini diterbitkan pada hari Rabu (15 Mei) di jurnal Nature Astronomy.
Planet ekstrasurya atau exoplanet baru ini diberi nama SPECULOOS-3 dan merupakan yang kedua kalinya para astronom menemukan sistem planet yang mengitari bintang katai merah, yang pertama adalah sistem Trappist-1. Planet seukuran Bumi ini ditemukan oleh proyek Search for habitable Planets Eclipsing Ultra-cool Stars (SPECULOOS) yang berlokasi di Observatorium Paranal, Gurun Atacama, Chili bagian utara.
Tujuan dari misi ini (yang namanya diambil dari nama biskuit Belgia yang populer, "Speculoos") adalah untuk menggunakan pengamatan inframerah. Selain itu, untuk mendeteksi eksoplanet batuan di sekitar bintang-bintang ultra-dingin terdekat, seperti bintang katai merah dan bintang-bintang yang "gagal," atau katai coklat.
"SPECULOOS-3 b mengorbit bintang katai merah. Ukuran bintang yang kecil membuat kita lebih mudah untuk mendeteksi planet-planet kecil seukuran Bumi di sekelilingnya, dan terutama untuk mengamati atmosfer planet," kata Emeline Bolmont, anggota tim dan asisten profesor di departemen astronomi di UNIGE, dalam sebuah pernyataan.
"Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kehidupan bisa berkembang di planet yang mengorbit katai merah. Oleh karena itu, planet-planet tersebut merupakan kandidat yang ideal bagi kita."
Meskipun ukuran SPECULOOS-3 b hampir sama dengan planet kita, ada beberapa perbedaan lain yang membuatnya berbeda dari Bumi. Salah satunya adalah orbit penuh bintangnya, dan dengan demikian satu tahun di SPECULOOS-3 b hanya berlangsung selama 17 jam. Exoplanet ini juga kemungkinan besar "terkunci secara tidal" pada bintangnya, yang berarti ia memiliki sisi siang yang abadi dan sisi malam yang abadi.
"Kami percaya bahwa planet ini berotasi secara serempak, sehingga sisi yang sama, yang disebut sisi siang, selalu menghadap ke bintang, seperti halnya bulan bagi Bumi," kata pemimpin tim SPECULOOS, Michaël Gillon, dalam sebuah pernyataan. Di sisi lain, sisi sisi malam, akan terkunci dalam kegelapan yang tak berujung.
SPECULOOS-3 b dan kelayakhunian
Katai merah, atau "katai M", diyakini merupakan 70% dari bintang-bintang di galaksi Bima Sakti. Karena temperaturnya ribuan derajat lebih dingin daripada matahari, katai merah menghabiskan bahan bakar yang dibutuhkan untuk fusi nuklir dengan relatif lambat. Artinya, katai merah memiliki masa hidup yang sangat panjang, setidaknya seratus kali lebih panjang dari perkiraan masa hidup matahari yang 10 milyar tahun.
Bintang SPECULOOS merupakan bagian dari subkelas katai merah yang lebih dingin lagi yang diperkirakan oleh para astronom akan menjadi bintang terakhir di alam semesta yang pada akhirnya akan menjadi dingin dan gelap. Artinya, kehidupan di sekitar katai merah memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang dibanding di sistem bintang-bintang yang hidup cepat dan mati muda.
Namun, Katai merah belum banyak dipahami karena luminositasnya yang rendah. Selain itu, jarang sekali ada planet yang ditemukan di sekeliling bintang-bintang kecil dan dingin ini. Jadi, meskipun secara teknis eksoplanet katai merah merupakan planet yang paling umum ditemukan di galaksi kita, tapi kita tidak tahu banyak tentang mereka. SPECULOOS bertujuan untuk mengubah hal itu.
Fakta bahwa bintang Katai sangat dingin tersebar di langit berarti para ilmuwan harus mengamati objek-objek tersebut satu per satu dan dalam jangka waktu berminggu-minggu untuk bisa mendeteksi kemungkinan adanya planet yang sedang transit. Untuk itu, dibutuhkan jaringan teleskop profesional yang berdedikasi seperti yang dimiliki oleh SPECULOOS, dan penemuan SPECULOOS-3 b menandai sebuah langkah ke arah yang benar untuk mencapai tujuan memahami planet katai merah.
Meskipun planet yang mengorbit katai merah disebut-sebut sebagai lokasi yang ideal untuk mendukung kehidupan, tapi jelas sekali kalau SPECULOOS-3 b tidak bisa dihuni. Planet ini dibombardir oleh radiasi 16 kali lebih banyak daripada yang diterima Bumi dari Matahari, sehingga air dalam bentuk cair tidak bisa ada di permukaannya.
Dalam hal perburuan kehidupan di planet yang mengelilingi katai merah, ketujuh planet mirip Bumi di sistem Trappist-1, yang sebagian besar berada di zona laik huni bintang induknya, masih menjadi target yang lebih baik. Tapi, hal ini tidak membuat SPECULOOS-3 b tidak menarik. Jauh dari itu.
SPECULOOS-3 b akan menjadi target ideal bagi James Webb Space Telescope (JWST) untuk menguji apakah planet-planet yang berada dekat dengan bintangnya bisa memiliki atmosfer, demikian menurut tim astronom.
"JWST seharusnya bisa menentukan apakah planet tersebut bisa mempertahankan atmosfer meskipun berada dekat dengan bintangnya," kata Bolmont. "Jika kita menemukan atmosfer di planet yang sangat teradiasi ini, maka ada harapan besar kalau atmosfer juga ada di planet-planet yang berada di zona laik huni TRAPPIST-1." ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.