Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Inez Febrianti

Seberapa Penting Mempelajari Muhkam dan Mutasyabih?

Agama | Monday, 22 Apr 2024, 22:36 WIB

Sebelum mengetahui apa pentingnya mempelajari ayat muhkam dan mutasyabih, ada baiknya kita mengetahui dulu apa itu ayat muhkam dan mutasyabih. Muhkam merupakan ayat yang sudah jelas arti dan maksudnya, sedangkan mutasyabih merupakan kebalikan dari muhkam yaitu ayat yang artinya hanya diketahui oleh Allah swt. Akan tetapi, dalam kalangan ulama ada perpedaan pendapat mengenai ayat mutasyabih, seperti:

1. Madzhab Ulama Salaf, mengatakan bahwa ayat mutasyabih itu tidak dapat diketahui takwilnya oleh siapapun kecuali Allah sendiri, serta diwajibkan atas setiap orang agar tidak mencari takwilnya dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt. Orang-orang berilmu mendalam hanya berkata: “Kami mengimaninya, semuanya datang dari Tuhan kami”.

2. Madzhab Ulama Khalaf, berpendapat bahwa pengetahuan Allah mengenai takwil ayat-ayat mutasyabihat itu, juga dilimpahkan-Nya kepada para ulama yang berilmu mendalam. Karena, apabila mereka dianggap tidak mengetahui maknanya berarti mereka sama dengan orang awam.

3. Madzhab yang dipelopori oleh al-Raghib al-Ashfahaniy yang membagi ayat-ayat mutasyabihat menjadi tiga, yakni:

a. Ayat-ayat yang sama sekali tidak diketahui hakikat maknanya kecuali oleh Allah

b. Ayat-ayat mutasyabih yang dapat diketahui maknanya oleh manusia melalui berbagai sarana

c. Ayat-ayat mutasyabihat yang hanya dapat diketahui maknanya oleh orang-orang yang memiliki ilmu mendalam.

Dari beberapa pendapat ulama di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ayat mutasyabih adalah ayat yang artinya hanya diketahui oleh Allah swt, meskipun bagi orang yang memiliki ilmu mendalam dapat melakukan takwil mengenai makna ayat tersebut, akan tetapi yang diketahui oleh mereka hanyalah makna yang mendekati makna sebenarnya.

Contoh ayat muhkam pada Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Dalam ayat tersebut sudah jelas mengenai arti dan makna yang dimaksud, yaitu bahwa Allah menciptakan kita berbeda-beda agar saling mengenal dan dari perbedaan itu yang paling bertakwa maka dialah yang paling mulia di sisi Allah.

Contoh ayat mutasyabih pada Al-Qur’an surat Qaf ayat 38 :

لَقَدْ خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنْ لُّغُوْبٍ

“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa dan Kami tidak merasa letih sedikitpun.”

Kata enam masa pada ayat tersebut tidak ada yang bisa memahami maksudnya. Karena sebelum adanya langit dan bumi, siang dan malam pun belum ada jadi tidak bisa ditafsirkan enam masa merupakan enam hari.

Pemahaman muhkam dan mutasyabih dalam Al-Qur’an sangat penting dalam konteks penafsiran. Sebagai prakteknya, pemahaman muhkam dan mutasyabih menjadi landasan umat Islam dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh pengertian dan kepatuhan. Selain itu, dengan pemahaman yang mendalam serta lengkap mengenai muhkam dan mutasyabih, umat Islam diharapkan dapat menggabungkan kejelasan ajaran agama dengan landasan yang kuat bagi praktek keagamaan yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam perlu mempelajari ayat muhkam dan mutasyabih dalam penafsiran ayat Al-Qur’an yang dijadikan sebagai bekal dalam mengamalkan apa yang ada dalam Al-Qur’an. Selain itu, ayat muhkam dan mutasyabih bisa menjadi rahmat bagi serta menyadarkan kita bahwa sepintar-pintarnya manusia pasti ada batasnya dan tidak akan bisa menggapai apa yang tidak ditunjukkan oleh Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image