Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Jangan Gadaikan Akidahmu Demi Dunia

Agama | Monday, 22 Apr 2024, 13:02 WIB

Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

(Founder Edu Sufistik)

Nak, isnyafilah dunia ini hanya sementara. Sekejap mata. Kita hanya numpang lewat dan berteduh layaknya pengembara. Lalu, melanjutkan perjalanan ke negeri akhirat. Tempat tinggal sebenarnya. Maka, jangan pernah menggadaikan masa depan dan kebahagiaan akhiratmu untuk kepentingan syahwat duniamu.

Dunia ini memang memesona. Karenanya, banyak orang terlena. Tidak terkecuali para alim cendekia. Pada masa Nabi Musa ‘alaihissalam ada seorang alim cendekia, Bal’am bin Baura namanya, yang awalnya lurus, namun berbalik arus. Awalnya takwa, namun akhirnya jadi durhaka. Mulanya pembela dakwah Nabi Musa, namun berbalik jadi pendukung setia Fir’aun durjana.

Mengapa bisa begitu? Pesona dunia, berupa kekayaan dan jabatan, mengubah Bal’am seratus delapan puluh derajat. Bal’am tergoda dan terlena. Tawaran harta dan tahta dari Fir’aun mengubah haluan Bal’am. Bal’am berpikir menjadi pendukung setia Nabi Musa hanya berbuah kesengsaraan. Sebaliknya, menjadi pendukung setia Fir’aun berbuah kesenangan. Ia gunakan ilmu dan wawasannya untuk mendebat Nabi Musa. Bal’am tidak lulus dalam ujian. Bal’am telah menggadaikan akidahnya untuk syahwat dunia yang melenakan.

Karena itu, Buya berpesan kepadamu, nak. Bila kau dititipi ilmu oleh Allah, maka gunakanlah ilmu yang kamu miliki untuk dakwah Islam dan kemaslahatan umat. Jangan sampai kamu bisa dibeli dengan uang. Akidahmu taruhanmu. Ingatlah ilmu itu amanah dari Allah yang mesti dipertanggungjawabkan. Ilmu yang kau miliki semestinya membuatmu semakin takut kepada Allah. Ciri ulama (orang berilmu) itu sangat besar rasa takutnya kepada Allah (QS. Fathir [35]: 28).

Demikian pula, ketika kau diamanahi jabatan dan kekuasaan, pergunakanlah untuk membela kebenaran dan mendukung kebaikan. Jabatan itu hanya sementara, sedang hisabnya sangatlah nyata. Bila kau berkhianat dengan jabatanmu, mungkin saja kau mendapatkan kesenangan duniamu, namun itu hanya kesenangan semu. Sedang, di akhirat kelak, kamu pasti mempertanggungjawabkan perbuatanmu. Kamu tidak bisa mengelak dan memanipulasi. Semuanya terang benderang dan tercatat rapi.

Karena itu, nak, jangan pernah gadaikan akidah dan imanmu untuk dunia yang fana. Banyak orang tergelincir dan tergoda karena pesonanya, namun banyak pula yang istiqamah dan teguh memegang iman dalam jiwa. Maka, kau bisa jadikan orang-orang yang istiqamah ini sebagai teladan nyata. Ini tentang keimanan yang menjadi fondasi. Maka, perkuatlah imanmu agar menghunjam ke hati sanubari, sehingga sehebat apapun badai yang menerjang, imanmu tidak akan goyah apalagi tumbang layaknya sebuah pohon yang baik.

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya menghunjam kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim [14]: 24 – 25).

Jadikanlah integritasmu sekokoh pohon yang baik. Tidak tumbang meski dihempas badai sekalipun. Tegak lurus dalam memegang prinsip dengan dasar fondasi iman. Semoga Allah senantiasa menguatkanmu dengan hidayah dan taufik-Nya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image