Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Bisakah Istirahat dari Media Sosial Meningkatkan Kesehatan Mental?

Eduaksi | Saturday, 20 Apr 2024, 12:08 WIB
Sumber gambar: Healthline

Istirahat 3-7 hari dari media sosial dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.

Poin-Poin Penting

· Istirahat dari media sosial dapat mengurangi stres, kecemasan, depresi, dan masalah citra tubuh.

· Membatasi penggunaan media sosial hingga 15-30 menit per hari juga mengurangi depresi, kecemasan, dan rasa takut ketinggalan.

· Strategi untuk membatasi penggunaan media sosial termasuk menghapus aplikasi, beralih ke skala abu-abu, atau mematikan ponsel Anda.

Teman saya, seorang wanita berusia 20-an, menggambarkan alur emosional yang menarik dalam penggunaan Instagram-nya. Saat dia menggulir, dia menemukan beberapa postingan menginspirasi, tetapi setelah beberapa saat, dia menyadari bahwa menghabiskan waktu di aplikasi membuatnya merasa “kesal”. Dia memutuskan untuk menghapus Instagram selama sebulan. Dia merenungkan bahwa selama bulan itu, dia merasa “10 kali lebih baik.”

Saya penasaran. Apakah pengalaman teman saya tersebut tipikal? Apakah ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa berhenti menggunakan media sosial membuat orang merasa lebih baik?

Penelitian Menunjukkan Istirahat di Media Sosial Dapat Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

Sebuah studi penelitian tahun 2022 meminta 154 peserta (rata-rata berusia 29,6 tahun) untuk berhenti menggunakan media sosial selama satu minggu (Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok) atau terus menggunakannya seperti biasa. Kelompok yang berhenti menggunakan media sosial mengalami penurunan kecemasan dan depresi secara signifikan, serta kesejahteraan yang lebih baik.

Di kalangan mahasiswa, sebuah penelitian terhadap 555 peserta menunjukkan bahwa istirahat satu minggu dari media sosial secara signifikan menurunkan tingkat stres, terutama bagi orang-orang yang menggunakan media sosial secara berlebihan.

Sebuah studi penelitian pada tahun 2022 terhadap anak perempuan berusia 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama tiga hari secara signifikan menurunkan pengawasan terhadap tubuh mereka (misalnya, khawatir apakah pakaian mereka terlihat bagus di tubuh mereka) dan rasa malu terhadap tubuh mereka serta meningkatkan rasa sayang pada diri sendiri.

Mengapa Istirahat Media Sosial Meningkatkan Kesehatan Mental

Menggunakan media sosial sering kali melibatkan membandingkan diri Anda dengan orang lain, dan hal ini dapat menimbulkan perbandingan penampilan, frustrasi karier, dan rasa iri. Salah satu alasan mengapa mengurangi penggunaan media sosial dapat meningkatkan kesehatan mental adalah dengan mengkritik diri sendiri. Penggunaan media sosial dapat meningkatkan kritik diri, sebuah kebiasaan mental umum yang dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, penggunaan narkoba, gangguan makan, dan tindakan menyakiti diri sendiri.

Strategi untuk Mengurangi Penggunaan Media Sosial

Strategi “perangkat lunak” dan “perangkat keras” dapat membantu orang mengelola penggunaan media sosial mereka. Misalnya, salah satu pendekatan "perangkat lunak" adalah menghapus aplikasi di ponsel Anda tetapi tetap menyimpannya di laptop atau komputer desktop. Demikian pula, mengalihkan ponsel Anda ke skala abu-abu dapat mengurangi penggunaan.

Pendekatan perangkat keras dapat melibatkan menjauhkan ponsel dari tubuh Anda (misalnya, di tempat tertentu di rumah Anda, seperti pada ponsel lama) daripada di saku atau mencoba ponsel flip selama sebulan.

Saya menyadari bahwa ketika saya memiliki aplikasi media sosial di ponsel, saya memeriksanya beberapa kali sepanjang hari dan mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakannya daripada yang saya inginkan. Saya memutuskan untuk menghapus akses ke akun tersebut di ponsel saya sehingga saya sekarang hanya mengaksesnya melalui laptop saya. Saya masih memeriksa akun tersebut beberapa kali seminggu, namun jauh lebih jarang dibandingkan jika akun tersebut melalui ponsel saya. Jika Anda memiliki lebih dari satu perangkat, opsi ini mungkin mengurangi penggunaan media sosial.

Saya juga beruntung bisa menghadiri retret meditasi di mana saya mematikan ponsel (dan laptop) saya selama delapan hari (ada juga retret yang lebih singkat). Keluarga saya mempunyai nomor pusat meditasi jika mereka perlu menghubungi saya. Meskipun ada saat-saat dimana saya merasakan dorongan yang biasa saya rasakan, yaitu ingin memeriksa ponsel saya, sebagian besar, rasanya cukup membebaskan untuk memberi diriku izin untuk hanya berada di satu tempat, melakukan satu hal pada satu waktu, tanpa merasa pikiran saya tertarik pada begitu banyak hal. arah yang berbeda. Pernyataan orang lain tentang berhenti menggunakan media sosial dan ponsel pintar juga mencerminkan beberapa manfaat, termasuk lebih banyak waktu untuk aktivitas lain dan meningkatkan kejernihan mental.

Apakah Istirahat Penuh Diperlukan?

Penelitian menunjukkan bahwa membatasi penggunaan media sosial memang dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas, dan pengguna berat akan merasakan manfaat yang paling nyata. Sebuah penelitian terhadap 230 mahasiswa sarjana melaporkan bahwa peserta yang membatasi penggunaan media sosial setiap hari hingga 30 menit selama periode dua minggu mengalami penurunan depresi, kesepian, kecemasan, dan rasa takut ketinggalan secara signifikan, sedangkan perasaan positif mereka meningkat.

Penelitian lain menunjukkan bahwa pengurangan penggunaan ponsel pintar (dan mungkin media sosial) sebanyak satu jam selama seminggu dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan dan kepuasan hidup yang dipertahankan empat bulan kemudian. Secara keseluruhan, bukti menunjukkan bahwa mengurangi penggunaan media sosial atau berhenti menggunakan media sosial dapat memberikan manfaat yang berarti dan dapat bertahan lama.

***

Solo, Sabtu, 20 April 2024. 11:42 am

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image