Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image darin arina

Menjaga Warisan Budaya : Melestarikan Kuliner Tradisional Di Era Modern

Kuliner | Tuesday, 16 Apr 2024, 11:43 WIB
Ilustrasi Gambar Makanan Tradisional/eutsoft.com

Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari kepulauan dengan beragam artefak kebudayaan, mulai dari upacara adat, senjata perang, pakaian tradisional, hingga ragam kesenian dan kuliner. Meskipun kuliner Indonesia telah meraih pengakuan internasional karena cita rasanya yang kaya dan penampilannya yang unik, ironisnya, di dalam negeri sendiri, kesadaran akan kekayaan kuliner asli masih terbatas, dengan lebih banyak masyarakat memilih makanan asing sebagai konsumsi sehari-hari. Makanan tradisional, sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner Indonesia, dulunya begitu dekat dengan masyarakat dengan penjualnya sering ditemui di jalan-jalan atau dekat tempat tinggal. Namun, di era modern ini, keberadaan dan popularitas makanan tradisional semakin terpinggirkan dan menurun.

Warisan kuliner tradisional Indonesia, yang kaya dengan keanekaragaman lokal yang unik, menawarkan pengalaman wisata yang istimewa dengan cara yang khas di lokasi mereka. Meskipun menarik bagi wisatawan karena keunikan ini, keberadaan makanan tradisional tersebut terus terancam oleh penetrasi makanan dari luar negeri yang gencar melalui diplomasi kuliner.

Revolusi industri 4.0, yang mengutamakan teknologi informasi, telah mengubah pola hidup masyarakat modern, termasuk dalam hal pilihan makanan. Perubahan ini tercermin dalam adopsi makanan praktis seperti fast food, kuliner barat, atau modifikasi menu, bahkan hingga pemilihan kuliner dari luar daerah yang sesuai dengan preferensi individu. Oleh karena itu, mengamati tren ini, terutama di kalangan generasi muda, menjadi penting untuk menguatkan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan, termasuk dalam pola makan yang diwariskan, sebagai bagian dari upaya pelestarian kuliner tradisional. Salah satu pendekatan untuk pelestarian ini, seperti yang diuraikan oleh Kurmasih (1992, hal. 36), melibatkan perlindungan, perawatan, dan pengelolaan sumber daya untuk memastikan kelangsungan budaya kuliner tersebut.

Warisan budaya adalah cerminan identitas suatu masyarakat atau komunitas yang diteruskan dari generasi ke generasi, dijaga, dan diproteksi untuk keturunan yang akan datang. Upaya untuk melestarikan warisan budaya dikenal sebagai konservasi, yang melibatkan tindakan seperti perlindungan, dokumentasi, pemulihan, dan pengumpulan artefak di museum. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan melindungi warisan budaya dari dampak globalisasi (Prabhawati, 2021).

Menurut Berg dan Sevόn, makanan adalah bagian tak terpisahkan dari budaya karena mencerminkan sejarah dan budaya autentik suatu daerah (Tyas, A. S. P., 2017). Oleh karena itu, pelestarian kuliner lokal juga sangat penting. Makanan adalah bagian yang abadi dari warisan budaya dan tetap relevan. Kehadiran warisan budaya ini akan terus berkembang melalui sektor-sektor seperti pariwisata, industri, dan pendidikan..

Makanan tradisional merupakan bagian esensial dari ciri khas budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, membentuk identitas budaya suatu daerah. Makanan tradisional Nusantara merupakan manifestasi budaya yang sangat berharga dan penting untuk dijaga. Selain menghadirkan kenikmatan rasa, makanan tradisional Indonesia juga mengandung kearifan lokal yang kaya sebagai panduan hidup yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Begitu juga, nilai-nilai yang tersemat dalam makanan tradisional Indonesia perlu diperbaharui dalam konteks kekinian agar tetap relevan dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia.

Proses adaptasi sangat penting bagi kuliner tradisional, tidak hanya untuk mengembangkan kebudayaan, tetapi juga untuk mempertahankan keaslian dari hidangan tersebut. Para pelaku kuliner tradisional menyadari bahwa hanya menyajikan keaslian kuliner tradisional saja tidaklah cukup sebagai nilai jual di tengah persaingan bisnis saat ini. Oleh karena itu, mereka mulai mengadopsi berbagai inovasi. Munculnya berbagai bentuk inovasi ini terjadi karena perubahan minat konsumen terhadap hidangan kuliner tradisional, di mana konsumen lebih cenderung memilih variasi hidangan kuliner tradisional dengan beragam rasa, tampilan yang photogenic, kemasan yang praktis, penyajian yang menarik, dan harga yang terjangkau. Sehingga, perubahan yang dilakukan oleh pelaku kuliner tradisional tidak hanya bertujuan untuk menyesuaikan dan mempertahankan konsumen yang sudah ada, tetapi juga untuk membuka pasar baru.

Industri kuliner mengalami perkembangan yang pesat, dipicu oleh persaingan yang ketat dan kebutuhan akan inovasi. Inovasi-inovasi yang dilakukan bervariasi, meskipun tujuan akhirnya adalah untuk memperoleh daya saing yang lebih baik dan meningkatkan loyalitas terhadap produk kuliner tersebut (Hartelina, 2018). Hampir semua pelaku kuliner tradisional melakukan inovasi, walaupun proses perubahannya tidak selalu mencolok.

Industri wisata kuliner dan keberadaan makanan tradisional Indonesia tengah mengalami pertumbuhan yang pesat di Tanah Air, terbukti dari banyaknya acara-acara yang diselenggarakan baik di food court, restoran, maupun festival. Acara-acara ini menjadi sarana yang efektif dalam upaya pelestarian makanan tradisional Indonesia. Sejalan dengan kemajuan teknologi zaman ini, diharapkan dapat menjadi dukungan penting dalam mempopulerkan jajanan tradisional karena akses mudahnya ke berbagai jenis media, memungkinkan budaya kuliner Indonesia, khususnya jajanan tradisional, dapat dikenal dengan baik oleh masyarakat luas.

Tindakan pelestarian makanan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang keberadaan makanan tradisional, terutama mereka yang telah terpengaruh oleh beragam kuliner modern. Selain itu, penyelenggaraan event atau festival kuliner makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia juga merupakan strategi yang efektif. Penerapan pemasaran modern, termasuk pemasaran online, juga menjadi penting dalam upaya pelestarian kuliner tradisional Indonesia, mengingat besarnya penggunaan media sosial dalam berbagai aspek kehidupan saat ini.

Darin Arina Nabihah, Dian Pitriyani, Nadhira Ramadhani, Manajemen Industri Katering,Universitas Pendidikan Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image