Pemborosan Makanan Rugikan Ekonomi dan Lingkungan
Gaya Hidup | 2024-04-09 05:02:25DI tengah kelaparan yang masih menjadi masalah, masyarakat dunia justru membuang 19 persen dari makanan yang diproduksi. Demikian sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa limbah makanan mencapai lebih dari satu miliar metrik ton makanan. Penulis laporan percaya bahwa limbah makanan tersebut bisa membantu ratusan juta orang yang hidup dalam kelaparan setiap hari.
Perkiraan tersebut muncul dalam Laporan Indeks Pemborosan Makanan terbaru Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).
PBB menyatakan bahwa jumlah negara yang berpartisipasi dalam laporan hampir dua kali lipat dari yang pertama kali dirilis pada tahun 2021. Laporan tersebut dibuat bersama oleh UNEP dan sebuah lembaga amal internasional yang disebut the Waste and the Resources Action Program.
Laporan baru tersebut menemukan bahwa bagian terbesar dari makanan yang terbuang -- sekitar 60 persen -- berasal dari rumah tangga. Dan diperkirakan sekitar 28 persen berasal dari operasi layanan makanan, seperti restoran.
Para peneliti memperkirakan setiap orang membuang sekitar 79 kilogram makanan setiap tahunnya. Mereka mengatakan hal tersebut setara dengan setidaknya 1 miliar hidangan yang terbuang setiap hari di seluruh dunia.
Clementine O'Connor adalah seorang ahli sampah makanan di UNEP dan salah satu penulis laporan tersebut menjelaskan hasil tersebut sebagai "suatu tragedi." O'Connor mengatakan bahwa meskipun masalah ini merata dan sangat kompleks, dia percaya masalah tersebut dapat diatasi melalui "kolaborasi yang efektif dan tindakan sistemik."
Laporan ini muncul pada saat PBB memperkirakan 783 juta orang di seluruh dunia menghadapi kelaparan jangka panjang. Perang Israel-Hamas dan kekerasan yang terus berlanjut di Haiti telah menambah masalah tersebut. Para ahli mengatakan konflik tersebut telah menyebabkan orang di Gaza dan Haiti mengalami kekurangan makanan yang parah.
Pemborosan makanan juga merupakan kekhawatiran global karena tekanan lingkungan yang terkait dengan produksi. Ini termasuk tanah dan air yang diperlukan untuk menanam tanaman dan hewan serta polusi yang disebabkan oleh pemborosan makanan.
Para ahli memperkirakan kehilangan dan pemborosan makanan saat ini menghasilkan delapan hingga 10 persen dari emisi gas rumah kaca secara global.
Pemborosan makanan juga merugikan secara ekonomi, sumber daya seperti tenaga kerja, air, energi, dan lahan diinvestasikan dalam produksi makanan akhirnya tidak terkonsumsi dan sia-sia. Kerugian ini meluas di seluruh rantai pasokan makanan.
Ketika makanan terbuang dalam skala besar, maka itu merupakan alokasi sumber daya yang salah karena seharusnya makanan tersebut dapat digunakan untuk mengatasi ketidakamanan pangan dan kebutuhan sosial lainnya.
Secara keseluruhan, mengurangi pemborosan makanan sangat penting untuk mengatasi tantangan global seperti kelaparan, degradasi lingkungan, dan perubahan iklim, sambil juga meningkatkan efisiensi sumber daya dan mempromosikan sistem pangan yang berkelanjutan.
Sumber: Associated Press, Voice of America
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.