Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sifa cahya maula

Bahaya Food Waste Terhadap Pembuangan Limbah di Indonesia

Edukasi | Friday, 19 May 2023, 23:15 WIB

Di Indonesia, sampah makanan belum mendapatkan perhatian khusus, meskipun potensi yang dimiliki sangat besar untuk dikelola menjadi lebih baik. Food waste menjadi sebuah limbah rumah tangga yang cukup besar dengan dampak yang dihasilkan baik dari sisi lingkungan, ekonomi, ataupun secara sudut pandang sosial. Fenomena food waste bagi lingkungan menyebabkan sebuah malapetaka pencemaran, terutama dalam pencemaran air dan emisi gas buang sehingga dapat menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Dampak lain yang ditimbulkan dari food waste juga merambah dalam aspek ekonomi, antara lain dapat mengurangi pendapatan petani dan peningkatan pengeluaran terhadap konsumen. Selain itu, jika ditinjau dari segi sosial, food waste menjadi sebuah penyebab terbesar dalam derita kelaparan yang terjadi di beberapa negara. Hal ini dapat menjadi sebuah ketimpangan sosial yang mana semakin kaya masyarakatnya, maka akan semakin menjadi-jadi, sedangkan masyarakat miskin akan semakin menderita karena penyaluran makanan yang kurang merata dan efek food waste itu sendiri.

Indonesia telah memiliki peraturan dalam pengelolaan sampah makanan yang tertera dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 yang disebutkan bahwa pengelolaan sampah terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah. Ada beberapa langkah dalam mengatasi food waste terutama yang terjadi di Indonesia, yaitu dapat memberikan sebuah edukasi terhadap masyarakat mengenai sikap bijak dalam berbelanja. Masyarakat dapat berbelanja sesuai apa yang dibutuhkan saja sehingga dapat membantu dalam hal keuangan dan pengurangan sampah makanan yang terbuang sia- sia. Langkah yang kedua, yaitu menyimpan makanan dengan baik agar makanan yang mudah busuk (seperti sayuran) dapat tetap higienis dan sanitasinya bagus. Penerapan langkah nyata yang terakhir, yaitu menjadikan sebuah makanan yang telah busuk atau tidak dapat dikonsumsi lagi (sisa-sisa makanan) tidak dibuang begitu saja, melainkan dijadikan pupuk kompos yang baik bagi tanaman atau mendaur ulang dari makanan tersebut agar lebih bermanfaat untuk ke depannya. Sampah organik menjadi dominan dari komposisi sampah pada sebagian besar sampah kota di Indonesia.

Nyatanya, jumlah tersebut mampu menghidupi 28 juta atau 11% penduduk di Indonesia.Sampah makanan terjadi pada tingkat distribusi maupun konsumsi. Pada tingkat distribusi, sampah makanan berasal dari pasar tradisional atau supermarket, contohnya produk makanan yang sudah expired. Sedangkan pada tingkat konsumsi, sampah makanan berasal dari sisa potongan sayur atau buah serta kebiasaan menyisakan makanan. Terkadang banyak masyarakat bahwa sampah makanan paling banyak bukan berasal dari restoran, pasar tradisional, atau supermarket, tetapi berasal dari rumah tangga.

Adapun dampak sampah makanan bagi lingkungan:

1 .Sampah makanan menghasilkan gas metana

Sampah makanan yang terbuang akan menumpuk dan tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ketika makanan mulai membusuk dan terdegradasi, gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. Gas metana ini merupakan salah satu gas rumah kaca yang turut berdampak pada pemanasan global.

2 . Bencana ledakan sampah

Akumulasi sampah dan gas metana pada TPA dapat memicu terjadinya bencana ledakan sampah. Hal ini juga bisa menyebabkan longsor yang tentu memakan korban jiwa.

3 .Terjadinya air lindi

Air lindi berasal dari air hujan. Ketika ada tumpukan sampah, air hujan akan merembes ke dalam tumpukan sampah dan menghasilkan air lindi. Air lindi sangat berbahaya dan beracun karena mengandung unsur logam berat, seperti timbal, besi, dan tembaga. Apabila tidak diolah dengan baik, air lindi akan meresap ke tanah dan mencemari air minum.

4 .Mengurangi keberagaman makhluk hidup

Secara tidak langsung sampah makanan dapat merusak ekosistem. Apabila air lindi masuk ke aliran sungai, hal ini akan merusak ekosistem sungai.

5 .Membuang-buang air

Produksi makanan membutuhkan air sehingga membuang-buang makanan berarti turut membuang- buang air yang diinvestasikan dalam produksi makanan, mulai dari hewan hingga agrikultur untuk bercocok tanam.

7. Membuang-buang minyak bumi

Proses produksi makanan melibatkan banyak sekali komponen yang mungkin tidak kita sadari. Contohnya ketika bertani, proses membajak sawah menggunakan traktor yang memerlukan bahan bakar minyak bumi. Hal ini bisa diasumsikan bahwa ketika kita membuang makanan, kita juga turut menyia-nyiakan minyak bumi yang digunakan dalam proses tersebut.

8. Menyia-nyiakan tanah

Apabila pengelolaan sampah masih buruk dan sampah tetap dibuang ke TPA, lama-kelamaan sampah akan menumpuk dan tentu memerlukan lahan tambahan sebagai tempat pembuangan sampah.

Sayangnya, kondisi sampah makanan di Indonesia ini diperparah dengan rendahnya sistem pengelolaan sampah. Berdasarkan penelitian yang diadakan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, diketahui bahwa Indonesia menjadi negara kedua di dunia dengan tingkat usaha terendah dalam mengurangi sampah makanan.4 Di Indonesia, dari 175.000 ton sampah yang diproduksi setiap harinya, 69% sampah dibuang ke TPA, 10% sampah terkubur di tanah, 8.5% tidak dikelola, 7.5% dijadikan kompos dan didaur ulang, dan 5% sampah dibakar .

Adapun tips dan cara mengurangi sampah:

Reduce

Mengurangi konsumsi makanan instan dengan beralih mengkonsumsi makanan yang diproduksi secara lokal Membuat perencanaan sebelum membeli sesuatu sehingga dapat berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Memasak bahan makanan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak menjadi limbah Menyimpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama.

Reuse

Donasi makanan melalui LSM, NGO, atau start-up terkait food waste. Apabila makanan tidak habis, simpan makanan dalam kulkas dan makanan bisa kembali dimakan pada hari berikunya.

Recycle

Poses pengumpulan dan pemrosesan bahan yang seharusnya dibuang sebagai limbah Bisa juga diolah menjadi pembuatan kompos makanan sisa dengan Teknik vermicompost dan black soldier flies dan mengolah sampah makanan dengan biodigester untuk diubah menjadi biogas .

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image