Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fauziah Ramadani

Peran Generasi Z dalam Perpajakan

Pendidikan dan Literasi | Monday, 08 Apr 2024, 22:00 WIB

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 telah dirilis Badan Pusat Statistik pada akhir Januari lalu, dan memberikan gambaran demografi Indonesia yang mengalami banyak perubahan dari hasil sensus sebelumnya di tahun 2010. Sesuai prediksi dan analisis berbagai kalangan, Indonesia tengah berada pada periode yang dinamakan sebagai Bonus Demografi. Menariknya, hasil sensus 2020 menunjukkan komposisi penduduk Indonesia yang sebagian besar berasal dari Generasi Z/Gen Z (27,94%), yaitu generasi yang lahir pada antara tahun 1997 sampai dengan 2012. Generasi Milenial yang digadang-gadang menjadi motor pergerakan masyarakat saat ini, jumlahnya berada sedikit di bawah Gen Z,yaitu sebanyak 25,87% dari total penduduk Indonesia. Ini artinya, keberadaan Gen Z memegang peranan penting dalam hal Angkatan kerja dan memberikan pengaruh pada perekonomian Indonesia saat ini dan nanti. Seharusnya dengan kondisi seperti ini ada angin segar bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian dan APBN terutama disektor perpajakannya.

Akan tetapi tidak selamanya bonus demografi ini menguntungkan bagi dunia industry dan pada akhirnya terhadap pendapatan negara berupa pajak jika tidak dilakukan pengelolaan yang baik. Beberapa riset mengatakan tidak selamanya kedekatan Gen Z dengan teknologi dan dunia kerja memberikan keuntungan. Dalam dunia kerja misalnya, O'Connor, Becker, dan Fewste (2018) dalam penelitiannya berjudul Tolerance of Ambiguity at Work Predicts Leadership, Job Performace, and Creativity, menemukan bahwa pekerja yang lebih muda menunjukkan kapasitas yang lebih rendah untuk mengatasi ambiguitas lingkungan dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Generasi lebih muda terbiasa mengekspresikan keinginan untuk hal-hal yang bersifat kebaruan termasuk pada bidang pekerjaan yang sifatnya lebih menantang. Namun, mereka belum memiliki keterampilan dan kepercayaan diri yang mumpuni untuk mengelola ketidakpastian lingkungan yang sering kali terjadi sehingga cenderung menjadi lebih labil sehingg hasil kerjanya kurang maksimal. Kecenderungan ini menyebabkan penghasilan yang diperoleh Gen Z menjadi tidak maksimal dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap jumlah pajak yang dibayar.

Kalua melihat kondisi saat ini generasi Z sangat dipermudah oleh teknologi dalam menghasilkan pendapatan melalui hobi yang mereka jalani sehari-hari. Misalnya influencer, youtuber, tiktokers, gamers, dan banyak lainnya. Mereka tidak perlu melakukan melamar pekerjaan kesana kemari untuk mendapatkan penghasilan, cukup dengan menggunakan gadget yang mereka miliki sudah bisa mendapatkan penghasilan. Dimana penghasilan dari hobi itu tidaklah sedikit, namun melihat dari sifat generasi Z yang labil, jika tidak diiringi dengan ketekunan dan pemahaman yang baik semua itu tidak bisa terjadi, sehingga negara kehilangan potensi pendapatan dari setoran pajak yang berasal dari hobi generasi Z tadi.

Padahal pajak memiliki sumbangsih terbesar bagi pendapatan negara Indonesia. Pajak berperan penting dalam pembangungan dan kemajuan negara. Dalam keterangannya menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berburu pajak demi pendapatan negara. Sri Mulyani mengatakan untuk mendorong modernisasi administrasi perpajakan pemerintah daerah (pemda), telah dilakukan dan akan terus dilakukan sejumlah cara agar penerimaan dari sektor pajak meningkat diantarannya terus meningkatkan bimbingan dan supervisi modernisasi administrasi perpajakan di daerah, meningkatkan kompetensi dan technical scale dari sumber daya manusia perpajakan daerah dan kolaborasi memanfaatkan data informasi dan sistem, terutama digital. Yang mana banyak strategi yang dicanangkan membutuhkan SDM yang muda dalam hal ini Gen Z yang akan menjadi ujung tombaknya.
Agar bonus demografi ini yang melibatkan banyak generasi Z dapat dimaksimalkan, perlu peran pemerintah, institusi Pendidikan serta peran orang tua dalam melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan bagi mereka. Salah satunya bisa dengan adanya webinar-webinar dan kegiatan sosial yang mudah diakses oleh generasi Z tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image