Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Mengikuti Kodrat Zaman Sama dengan Mengikis Nilai-Nilai Kebudayaan Indonesia? Profil Pelajar Pancasi

Sekolah | 2024-04-04 22:58:04

Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang telah dilengkapi dengan kodratnya masing-masing. Kepintaran, sikap, cara berbicara, bakat merupakan contoh dari kodrat alam. Menguasai teknologi, menggunakan social media merupakan contoh dari kodrat zaman. Kodrat alam adalah bawaan dari lahir setia manusia. Kodrat zaman merupakan keadaan zaman atau lingkungan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan usaha untuk menuntun segala kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.

Kodrat alam dan kodrat zaman tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan. Kodrat zaman sebagai bentuk optimalisasi dan kodrat zaman sebagai bentuk percepatan dalam mencapai tujuan

Gambar 1. Hasil Sensus penduduk di 2020

Pada tahun 2020, Badan pusat statistik menyatakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 770,20 juta jiwa. Dilihat dari persentase jumlah penduduk berdasarkan generasinya, gen z memiliki persentase 27,94%. Hal ini memperlihatkan bahwa pada tahun 2020 jumlah penduduk gen z merupakan penduduk terbanyak yaitu sebanyak 75.493.880 jiwa. Gen z merupakan generasi yang lahir dari 1997-2012. Dalam kata lain usia gen z pada tahun 2020 yaitu 8-23 tahun. Rentan usia Sekolah Dasar-Sekolah Menengah adalah 7-18 tahun.cara menulis footnote : nama, judul, (kota:tahun) hlm.

Dari data tersebut Gen Z, merupakan pemeran dominan dalam pendidikan. Gen Z tidak dapat dilepaskan dari teknologi, sehingga pendidikan harus terintegrasi dengan perkembangan zaman. Pesatnya perkembangan teknologi tidak memberikan batasan atau filter dalam berbagai hal. Gaya hidup, pakaian, makanan, minuman, pembelajaran, budaya semua dapat dicari bahkan direkomendasikan sesuai dengan algoritma pengguna.

Bukankah hal tersebut berdampak baik untuk pengetahuan dan kreativitas anak? bukankah hal tersebut memberi banyak peluang untuk anak mendapatkan apa yang anak mau? Hal tersebut tidak disalahkan.

Mengikuti kodrat zaman memberikan banyak dampak baik bagi peserta didik. Tapi sangat disayangkan, dari kemudahan tersebut secara lambat laun menyebabkan nilai-nilai kebudayaan terkikis. Indonesia merupakan negara yang menganut filosofi timur. Sehingga indonesia mengedepankan sopan santun, adab dan dogma-dogma agama. Identitas suatu negara merupakan cerminan dari budaya yang berkembang di suatu bangsa. Jika suatu negara kehilangan identitasnya maka negara tersebut dipertanyakan keberadaannya.

 

  1. Dilansir dari detik jateng 16 siswa berpesta miras di sekolah
  2. Dilansir dari CNN Indonesia, baju crop top yang menjadi tren
  3. Dilansir dari kompasiana, seks bebas sudah bukan lagi hal biasa

Apakah kita sudah tersadar budaya kita sedang dikikis oleh zaman?Meminum minuman keras, menggunakan baju yang terlihat pusar, seks bebas merupakan hal biasa di beberapa negara, tetapi tidak untuk Indonesia. Indonesia mengedepankan adab, sopan santun, dan dogma dogma agama sesuai dengan identitasnya. Maka dari itu, Profil Pelajar Pancasila lahir dalam kurikulum pendidikan sebagai bentuk pencegahan merosotnya dan memperkuat karakter peserta didik indonesia di tengah melesatnya zaman.

Profil pelajar pancasila merupakan visi dan misi kementerian yang tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 22 tahun 2020. Pendidikan dan kebudayaan memiliki beberapa aspek yang ditekankan di dalamnya:

 

  1. Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia
  2. Berkebinekaan global
  3. Bergotong royong
  4. Mandiri
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif

Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia merupakan profil pelajar pancasila yang perlu ditekankan dalam problematika ini. Memberikan pengalaman belajar mengenai budaya dan nilai keagamaan akan memperkuat jati diri dan keimanan mereka. Dengan hal ini, peserta didik akan memfilter diri informasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan

Daftar Pustaka

Suroso, 2011.Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Belajar dan Pembelajaran, scholaria, vol 1, No 1

Bartolomeus Samho & Oscar Yasunari.2010. Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Tantangan-tantangan Implementasi di Indonesia Dewasa ini. Universitas Katolik Parahyangan.

Kemendikbud: https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita, diakses pada 22 februari

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image