Anakku Aset Terbaikku
Parenting | 2024-03-18 09:36:30Anak adalah anugerah terindah yang dititipkan Tuhan kepada kita selaku orangtua. Sejak masa kehamilan, orang tua sudah sangat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang ada di dalam kandungan. Orangtua sangat berharap agar anaknya nanti lahir dalam keadaan sehat dan normal. Segala upaya dilakukan oleh ibu hamil demi menjaga kebugaran selama kehamilan.
Salah satu upayanya adalah dengan memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan pada anak. Adapun arti dari 1000 Hari Pertama kehidupan adalah periode kritis dari kehidupan seorang anak yang dimulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Aspek yang perlu diperhatikan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan seperti perawatan kesehatan (vaksinasi), gizi (keseimbangan asupan nutrisi), stimulasi (melatih rangsangan sesuai umur perkembangan anak), perasaan (perhatian dan kasih sayang), keselamatan (lingkungan yang aman dari benda yang membahayakan), dan konsultasi dengan ahli (menghindari tindakan sendiri tanpa rekomendasi ahli).
Kesehatan ibu hamil juga merupakan hal yang utama diperhatikan. Kesehatan yang dimaksud meliputi fisik dan mental. Menjaga asupan yang baik dan suasana hati ibu hamil agar tidak stress penting untuk selalu dilakukan. Kondisi psikologis ibu hamil akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan calon anak yang ada di dalam rahim. Oleh karena itu, ibu sangat perlu menghindari stress yang mungkin timbul selama proses kehamilan (Kemenkes, 2019).
Kehadiran anak dalam keluarga membawa kebahagiaan yang tiada tara. Melalui kehadiran anak, tentunya amanah yang Tuhan berikan kepada orang tua begitu besar dan mulia. Harapan dan doa yang dipanjatkan tidak hanya menjadi kepasrahan semata. Namun, untuk mencapai doa dan harapan perlu diusahakan. Tugas sebagai orang tua tidak hanya selesai setelah melahirkan. Mendapatkan anak yang sehat dan berkarakter memerlukan upaya dan perhatian yang mendalam. Lantas apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh orang tua dalam upaya membentuk generasi masa depan yang unggul?
Anak sebagai Amanah dalam kacamata perilaku anti korupsi adalah di mana orang tua memiliki peran yang vital dalam membentuk karakter dan moralitas generasi mendatang. Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan teladan yang baik dan mengajarkan nilai-nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab kepada anak-anak.
Dalam konteks pencegahan korupsi, pendidikan yang kuat tentang pentingnya berperilaku jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan mereka dapat membantu memupuk sikap anti korupsi sejak dini. Anak-anak yang tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya integritas cenderung memiliki ketahanan moral yang tinggi dan lebih mungkin untuk menolak terlibat dalam perilaku koruptif di masa depan.
Selain itu, orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan karakter anti korupsi bagi anak-anak. Komunikasi terbuka, penghargaan terhadap kejujuran, dan penekanan pada nilai-nilai moral yang positif dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari dapat membantu membentuk perilaku anti korupsi yang kokoh pada anak-anak. Dengan memperkuat hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, serta mendorong kesadaran akan konsekuensi negatif dari perilaku koruptif, kita dapat membantu membangun generasi yang lebih bertanggung jawab dan berintegritas, yang siap menghadapi tantangan korupsi dengan sikap yang teguh dan tindakan yang berani.
Upaya pembentukan generasi masa depan yang unggul juga dapat dilakukan melalui penguatan dan integritas moral dalam mendidik anak. Harapannya agar terciptanya generasi yang bermartabat dan beretika. Hal penting lainnya, agar terciptanya generasi atau masyarakat yang diharapkan bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua dari individu anak, melainkan memerlukan tanggung jawab semua pihak. Pendidikan individu yang berkarakter harus dimulai dari keluarga hingga lingkungan sosial yang lebih besar.
Manfaat dari Pendidikan karakter adalah terbentuknya pribadi yang baik, mengajarkan nilai-nilai moral, meningkatkan empati antar sesame, melatih respon solusi konflik dengan baik, dan membentuk individu yang bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan salah tujuan utama pembentukan karakter pada anak adalah untuk menghindarkan mereka dari permasalahan yang besar di Indonesia yaitu sifat korupsi yang merugikan masyarakat.
Dalam upaya mengatasi permasalahan korupsi yang ada, terdapat 9 (Sembilan) nilai Antikorupsi yang menjadi fokus pengenalan dan pemahaman pendidikan pada anak. Nilai tersebut antara lain jujur, disiplin, tangggungjawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli.
Demi terealisasinya nilai tersebut, strategi pendidikan bagi anak perlu disesusaikan. Metode pembelajaran harus selalu diperbaharui menyesuaikan kebutuhan agar efektif. Pembelajaran bisa dilakukan mulai dari penerapan contoh, berbasis proyek, keterbukaan dengan diskusi, hingga perenungan (reflektif) terkait permasalahan yang dihadapi.
Keseriusan dalam strategi ini didasari alasan pentingnya membentuk karakter yang kuat sejak dini tidak bisa diabaikan, mengingat masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat krusial dalam pembentukan nilai dan sikap anak.
Harapannya, anak-anak yang diberikan pendidikan karakter yang baik cenderung lebih mampu mengatasi berbagai tantangan dan godaan yang ada di sekitar mereka, termasuk godaan untuk terlibat dalam perilaku korupsi. Melalui langkah-langkah ini, kita dapat membentuk generasi muda yang kuat, jujur, dan berintegritas, serta mengurangi risiko terjerumus dalam sifat korupsi.
Mendidik anak berkarakter adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan karakter yang memadai dapat lebih rentan terhadap perilaku negatif, seperti kenakalan remaja, penggunaan narkoba, atau kekerasan. Dengan demikian, tujuan generasi unggul di Indonesia tercapai.
Orang tua sebagai pemegang amanah atas titipan anak dari Tuhan mencapai keberhasilannya, sehingga kebahagiaan akan dirasakan tidak hanya di dunia, melainkan di akhirat. Oleh karena itu, sebagai orang tua, mari kita rawat dan jaga anak kita dengan sebaik-baiknya sebagai Amanah yang telah dititipkan Tuhan, sehingga pada akhirnya kita bisa menjadi sosok yang bertanggungjawab dan tidak berperilaku koruptif terhadap-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.