Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Bagaimana Manusia Pertama Menyebar ke Eropa?

Iptek | Saturday, 16 Mar 2024, 15:13 WIB
Homo erectus. Foto: thecollector.com.

SEKELOMPOK peneliti mengatakan mereka telah mengidentifikasi perkakas batu yang mungkin mewakili bukti tertua keberadaan manusia di kawasan Eropa.

Penelitian mereka terbaru menunjukkan bahwa nenek moyang manusia mulai menetap di Eropa 1,4 juta tahun yang lalu. Itu berarti ratusan ribu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Peralatan batu tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1970-an di dekat kota Korolevo, dekat perbatasan Ukraina dengan Hongaria dan Rumania. Namun, usia alat tersebut masih belum jelas.

Lokasi penemuan ini penting untuk memahami bagaimana manusia pertama kali menyebar ke Eropa. Mereka pindah ke wilayah tersebut selama periode hangat, yang disebut periode interglasial. Itu adalah masa-masa di antara Zaman Es, ketika sejumlah besar es menutupi Eropa.

Para ilmuwan menggunakan metode untuk memperkirakan usia yang mengidentifikasi efek sinar kosmik pada beberapa jenis mineral. Metode baru ini memperkirakan usia lapisan sedimen yang berisi peralatan batu tersebut sekitar 1,4 juta tahun.

Para peneliti meyakini pembuat alat tersebut kemungkinan besar adalah nenek moyang manusia bernama Homo erectus. Spesies manusia purba tersebut muncul sekitar 2 juta tahun yang lalu dan menyebar ke seluruh Afrika, Asia, dan Eropa sebelum menghilang mungkin 110.000 tahun yang lalu.

“Tidak ada tulang yang ditemukan di Korolevo, hanya perkakas batu. Namun, usia menunjukkan bahwa Homo erectus adalah satu-satunya spesies manusia yang mungkin ada pada saat itu. Kita hanya tahu sedikit tentang nenek moyang kita yang paling awal. Mereka menggunakan perkakas batu untuk menyembelih dan mungkin menggunakan api,” kata Roman Garba dari Akademi Ilmu Pengetahuan Ceko, yang juga penulis utama penelitian dan hasil lengkapnya dipublikasikan di Nature.

Homo erectus adalah kelompok pertama dari garis keturunan evolusi kita. Homo erectus memiliki proporsi tubuh seperti spesies kita, Homo sapiens, namun dengan otak yang lebih kecil.

Alat-alat mereka terbuat dari batuan vulkanik, dibuat sedemikian rupa sehingga disebut Oldowan. Meski sederhana, mereka mewakili awal mula teknologi manusia.

Hingga saat ini, bukti tertua keberadaan manusia di Eropa berasal dari sekitar 1,2 juta tahun yang lalu dari sebuah tempat bernama Atapuerca di Spanyol.

Temuan Korolevo menunjukkan bagaimana manusia pertama mungkin pindah ke Eropa. Fosil homo erectus berumur 1,8 juta tahun lalu diketahui dari suatu tempat di Pegunungan Kaukasus di Georgia bernama Dmanisi.

Garba mengatakan bukti dari Korolevo dan Dmanisi menunjukkan bahwa Homo erectus memasuki Eropa dari timur atau tenggara, bergerak di sepanjang Sungai Danube.

Sulit untuk mengidentifikasi usia tempat-tempat seperti Korolevo. Penelitian menentukan tanggal alat-alat tersebut, yang ditinggalkan oleh pembuatnya di dasar sungai, dengan memperkirakan kapan lapisan yang menahan benda-benda tersebut terkubur di bawah sedimen.

Mads Knudsen dari Universitas Aarhus di Denmark menjelaskan bagaimana para ilmuwan dapat menentukan usia peralatan prasejarah.

Ia mengatakan, sinar kosmik dari luar angkasa selalu melewati atmosfer bumi. Ketika mereka melakukannya, mereka menciptakan partikel yang lebih kecil dari atom, seperti neutron dan muon. Partikel-partikel ini sangat kecil sehingga dapat menembus semua jenis material.

Partikel-partikel ini bereaksi dengan mineral dalam batuan untuk menghasilkan nuklida radioaktif, suatu kelas atom. Sedimen diberi tanggal berdasarkan rasio dua nuklida. Hal ini dimungkinkan karena kedua nuklida terurai dengan kecepatan yang berbeda, melalui proses peluruhan radioaktif.

Eropa kemudian dijajah oleh spesies nenek moyang manusia lainnya termasuk Homo heidelbergensis dan Neanderthal. Para ilmuwan mengatakan Homo sapiens berevolusi di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu. Mereka tiba dalam jumlah besar di Eropa sekitar 40.000 hingga 45.000 tahun yang lalu.

Para peneliti menduga akan ditemukan bukti pendudukan manusia di Eropa yang bahkan lebih tua dari Korolevo.

“Pertanyaannya bukan ‘jika’ tapi ‘kapan’ kita akan menemukan situs dengan usia yang sama atau lebih tua di tempat lain di Ukraina, Rumania, Bulgaria atau Serbia,” kata Garba.***

Sumber: Reuters, Voice of America

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image