Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Beragama Secara Kompleks

Agama | Wednesday, 06 Mar 2024, 14:44 WIB
Perpustakaan langkah penting membangun ilmu pengetahuan

Oleh: Muhammad Syafi’ie el-Bantanie

(Founder Edu Sufistik)

Siapapun yang membaca sejarah peradaban Islam secara jujur akan mengakui kegemilangan perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Berbagai disiplin keilmuan lahir dan berkembang mewarnai peradaban Islam. Para ulama, cendekiawan, ilmuwan, sufi menjadi aktor-aktor penting yang melangitkan ilmu pengetahuan Islam ke puncak peradaban.

Itu semua buah dari model beragama secara kompleks (istilah yang saya gunakan sebagai pengganti beragama secara intelek. Silakan merujuk pada tulisan saya sebelumnya, beragama secara sederhana). Model beragama secara kompleks tidak cukup hanya dengan melaksanakan agama secara aplikatif dalam kehidupan, sebagaimana pada model beragama secara sederhana. Melainkan, mengkaji secara mendalam setiap aspek dalam agama, baik pada dimensi eksoteris maupun esoteris.

Karena itu, diperlukan kemampuan berpikir mendalam dan meluas, analisis dan sintesis, deduktif dan induktif. Peran ini dimainkan oleh para sarjana muslim yang didukung secara kebijakan oleh para pemimpin daulah Islam. Hingga melahirkan ledakan ilmu pengetahuan secara eksponensial dalam peradaban Islam.

Kita dibuat takjub mendapati para sarjana muslim demikian produktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan menuliskannya menjadi buku. Hebatnya lagi, pada masa itu secara umum para sarjana muslim menguasai berbagai disiplin keilmuan. Kita bisa menyebut nama-nama besar, seperti Imam Syafi’i, Imam Bukhari, Imam Gazhali, Imam Fakhrudin al-Razi, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi, Jabir bin Hayan, dan masih banyak lagi.

Lantas, apa relasinya antara model beragama secara kompleks dengan beragama secara sederhana. Keduanya dibutuhkan dalam mewarnai peradaban Islam. Model beragama secara kompleks mampu menjawab tantangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Sementara, model beragama secara sederhana mampu menampilkan sikap hidup bersahaja. Keduanya saling mengisi dalam jalannya peradaban Islam.

Saat Islam dihadapkan pada tantangan peradaban, model beragama secara kompleks memainkan peranan penting. Ketika peradaban dan ilmu pengetahuan Islam sudah memuncaki peradaban, maka model beragama secara sederhana memainkan peranan penting agar kemajuan itu tidak melahirkan gesekan dan perpecahan. Inilah titik keseimbangan yang perlu diwujudkan untuk menjaga tegaknya peradaban Islam.

Kini, saat peradaban dan ilmu pengetahuan Islam tengah menurun, harus ada sebagian umat Islam yang serius menampilkan model beragama secara kompleks. Dengan demikian, ilmu pengetahuan Islam dapat kembali berkembang pesat dan membawa peradaban Islam kembali ke puncak untuk memimpin peradaban dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image