Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image salisa qurrota

Di Balik Senyum si Putri Cahaya: Kelompok 2 BBK 3 UNAIR Memperjuangkan Hak Anak

Eduaksi | Saturday, 10 Feb 2024, 11:22 WIB
Surabaya, 31 Januari 2024

Kelompok 2 dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas 3 (BBK 3) Universitas Airlangga, yang tengah melaksanakan kegiatan di Desa Babat Jerawat, tak sengaja menemukan Putri Cahaya. Sebuah temuan yang mengguncang hati mereka dan memotivasi untuk mengubah nasib sang putri.

Putri Cahaya, anak dari seorang hansip di Taman Cahaya, ternyata menjadi korban ketidakadilan yang dilakukan oleh sang ayah. Dalam pertemuan dengan kelompok KKN, Putri menceritakan bagaimana ia dipaksa mengemis kepada pengunjung taman, dan juga tidak diperbolehkan untuk bersekolah oleh sang ayah karena kondisi yang tidak mendukung. Ibunya telah meninggal sekitar 100 hari sebelum pertemuan dengan kelompok KKN.

Menurut informasi dari warga setempat, hal yang dialami Putri Cahaya bukanlah rahasia di desa tersebut. Banyak warga yang mengetahui tindakan tersebut, namun keadaan keluarganya yang terpuruk membuat banyak orang merasa tak berdaya untuk turun tangan membantu.

Dengan tekad bulat, kelompok KKN berinisiatif untuk membantu Putri Cahaya kembali merasakan haknya untuk bersekolah. Dalam perjuangan mereka, mereka mendapatkan dukungan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya.

Proses mediasi dengan ayah Putri Cahaya menjadi langkah awal yang diambil oleh kelompok KKN. Dengan bantuan Dinas, mereka berhasil meyakinkan ayah Putri Cahaya agar bersedia menerima bantuan. Dalam proses ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya juga turut membantu dalam mengurus berbagai berkas yang dibutuhkan untuk memberikan perlindungan kepada Putri Cahaya.

Hasilnya, Putri Cahaya kini telah kembali duduk di bangku Sekolah Dasar. Sebuah perubahan yang tak hanya membawa harapan bagi Putri Cahaya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi warga sekitar. Dalam perjalanan panjang KKN mereka, kelompok 2 Babat Jerawat BBK 3 Universitas Airlangga telah membuktikan bahwa kebaikan dan perubahan dapat dimulai dari langkah kecil di tengah-tengah masyarakat.

Melalui artikel ini, kita diajak untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, seberapa sering kita bisa menjadi perubahan positif bagi

orang di sekitar kita? Sejauh mana kita bisa bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan, seperti Putri Cahaya, untuk mendapatkan hak-hak dasarnya?

Semoga kisah ini bukan hanya menjadi catatan perjalanan KKN, tetapi juga menjadi panggilan untuk lebih peduli, lebih memperhatikan, dan lebih aktif dalam membantu sesama. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan penuh cahaya, dan mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan untuk mewujudkannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image