Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggita Budi

Seminar Ekonomi: Mencetak Generasi Unggul melalui Makanan Halal dan Thoyib

Pendidikan dan Literasi | Saturday, 10 Feb 2024, 01:54 WIB
Ibu-ibu pengajian di desa Wanawali

Makanan halal apakah sudah pasti thoyib? Dan makanan thoyib apakah sudah pasti halal? Kadang keduanya memiliki arti yang sama namun sebenarnya berbeda. Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung dzat yang haram serta mendapatkannya dengan cara yang halal.

Sedangkan makanan thoyib adalah makanan dan minuman yang dihalalkan dan mendatangkan kebaikan kepada manusia. Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa makanan thoyib sudah pasti halal sedangkan makanan halal bisa jadi dzatnya halal tapi caranya belum tentu halal.

Seperti yang dibahas pada program kerja mahasiswa KKN Kelompok 3 STIES Indonesia Purwakarta tentang seminar ekonomi yang menghadirkan Dosen Pembimbing Lapangan Ayi Nurbaeti, SE.Sy, M.E sebagai narasumber kali ini. Membahas tentang Konsumsi Makanan Halal dan Thayib Sebagai Pondasi Generasi Unggul, seminar ekonomi telah terlaksana di Hari Senin, 4 Februari 2024 bersamaan dengan kegiatan pengajian ibu-ibu di desa Wanawali. Dalam kegiatan tersebut dimulai dengan pembacaan sholawat lalu yasinan dan sedikit kajian membahas tentang sunah seorang istri terhadap suaminya.

Lalu setelah kajian dilanjutkan dengan seminar ekonomi yang membahas makanan halal dan thoyib sebagai pondasi generasi unggul. Dijelaskan oleh Ayi Nurbaeti, bahwa makanan halal dan thoyib harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu tidak mengandung babi dan bahan berasal dari babi, semua bahan yang berasal dari hewan harus disembeli sesuai aturan islam dengan nama Allah SWT , tidak mengandung bahan yang diharamkan atau najis , semua tempat penyimpanan,penjualan dan pengelolaan serta transportasi harus halal dan tidak untuk mengangkut babi. Karena dengan mengkonsumi makanan halal dapat mempengaruhi pendidikan anak dan perilaku anak serta kemampuan kecerdasan dan akhlaknya.

Pemateri Seminar Ekonomi

" Jadi ibu-ibu harus berhati-hati dalam memberikan makanan kepada anak jangan sampai makanan yang diberikan haram atau syubhat, kalau ibu mendapati anak susah diatur dan suka membangkang sama ibu. Cek lagi ibu sudah ngasih makan apa ke anak ibu? , " ucap Ayi Nurbaeti selaku narsum dalam kegiatan ini.

Seperti hadits nabi : "Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR Ibnu Majah no. 3349, dinilai shahih oleh Al-Albani) " Ibu-ibu jangan makan terlalu kenyang,kalau makan kenyang jadinya malas ibadah bu," pungkas Ayi Nurbaeti kepada ibu-ibu pengajian.

Dengan adanya generasi unggul dapat merubah kehidupan anak kelak karena sudah dibekali dari makanan yang halal dan thoyib sehingga berpengaruh dalam ibadah,perilaku,dan kehidupannya kelak. Dapat menciptakan generasi yang aktif dan berdaya saing maju di bidang yang di jalaninya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image