Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafif firzia

Dasar pengembangan Teknologi Informasi yang Menjaga Nilai-Nilai Ideologi Bangsa

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 10 Jan 2024, 10:21 WIB

Latar belakang

Teknologi informasi di Indonesia perlu dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai ideologi dan budaya bangsa Indonesia. Pengembangan teknologi informasi tidak boleh bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Kemajuan teknologi dan era digital yang melanda dunia sekarang ini telah membawa berbagai perubahan bagi masyarakat. kemudahan untuk mengakses berbagai informasi tanpa batas dapat dilakukan dengan mudah, kejadian apapun di belahan bumi manapun dapat diakses dan diketahui dalam sekejap tanpa ada yang membatasi.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tak bisa dihindari dan dibendung, karena teknologi berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Indonesia termasuk salah satu negara yang juga menikmati dan dipengaruhi kemajuan teknologi dan digital tersebut. Kemajuan zaman dan teknologi memiliki pengaruh positif dan negatif. Meskipun banyak anak bangsa yang memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang berguna namun pengaruh negatifnya juga telah terlihat nyata. Saat ini dampak negatif yang nyata terlihat adalah berkembangnya budaya asing atau budaya barat yang telah menjadi biasa di Indonesia, telah menggeser budaya luhur bangsa sendiri. Budaya asing sudah merajalela masuk dalam pola kehidupan sehari-hari menjadi hal yang lumrah dapat ditemui dimana-mana, mulai dari kebiasaan berpakaian, berbicara, berprilaku dan sebagainya (Ahmad, Rumadi. 2018. Nilai-nilai Pancasila Tetap Relevan. Kompas, 6/11/2018. Hal. 4)..

.

Kecanggihan teknologi dapat membantu setiap aktivitas manusia, namun pesatnya perkembangan teknologi memerlukan filter untuk dapat menyaring hal-hal yang baik bermanfaat dan hal-hal yang sia-sia atau bahkan informasi yang memberi pengaruh buruk, ketidak hati-hatian dan kebebasan dalam menyikapi teknologi memungkinkan terjadi penyimpangan dan kerugian, kemerosotan nilai-nilai moral dan mengancam eksistensi nilai-nilai luhur bangsa.

Pandemi korona juga turut andil dalam semakin pesatnya perkembangan teknologi. sebagian besar aktivitas dilakukan dengan teknologi seperti kegiatan belajar mengajar, pegawai atau pekerja swasta bahkan berbelanja untuk keperluan sehari-hari. Seberapa besar pengawasan yang mampu dilaksanakan oleh orang tua dan guru? Pengaruh teknologi khususnya kecanduan dengan gadget juga memberi pengaruh buruk terhadap sikap manusia. Hal yang sederhana yang dapat dilihat secara langsung adalah ketidak pedulian dengan lingkungan sekitarnya bahkan hal itu terjadi di dalam rumah tangga anak dan orang tua sibuk dengan gadgetnya sendiri. tidak seperti dahulu hari-hari yang dipenuhi dengan senda gurau antar individu di dalam rumah, setiap anggota keluarga sangat sibuk dengan gatgetnya masing-masing; lalu bagaimana caranya agar nilai-nilai luhur pancasila itu tetap ada dan menjadi ciri dalam kehidupan anak bangsa Indonesia kedepannya? apa yang akan menjadi teladan bagi generasi mendatang? masihkah anak-anak mempelajari, mempedomani, menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai luhur bangsa. akankah nilai-nilai yang mengikat tersebut terkikis oleh kemajuan teknologi dan pengetahuan serta budaya barat? Nilai-nilai luhur yang sudah menjadi ciri dan cerminan budi pekerti bangsa bagi Indonesia sejak dahulu kala. Nilai-nilai seperti gotong royong, kekeluargaan, musyawarah, dan toleransi perlu dijadikan prinsip dalam pengembangan teknologi informasi di Indonesia bangsa (Samekto, Adji. 2020. Pancasila Ideologi dan Filosofi Terbaik Bangsa. Media Indonesia, 20/7/2020. Hal. 1).

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan datang itu sangat cepat. Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model manapun dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau tradisional.

Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas Indonesia.

Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern yang berbasisi IPTEK, terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap imperative moral, dan konsep mengenai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban, adalah keimanan dan ketakwaan.

Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia yang berhubungan dengan intelektualitas, rasa merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak berhubungan dengan bidang moral (etika) Wibowo, Karyono. 2020. Sosialisasi Ruang Digital Jadi Tantangan. Kompas. 30/7/2020/. Hal. 3.

Atas dasar kreatifitas akalnya itulah maka manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Mahaesa. Oleh karena itu tujuan yang esensial dari IPTEK adalah semata-mata untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila-sila yang tercantum dalam pancasila.

Memasuki era globalisasi, Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dalam penerapan di keseharian masyarakat. Masuknya ideologi alternatif melalui internet ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat di Indonesia tak terbendung. Adapun strategi untuk menguatkan rasa nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut Donald, dapat dilakukan melalui pendidikan formal, memberikan pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara, dan menguatkan rasa nasionalisme melalui pendekatan budaya populer semisal musik, film dan olahraga(Wibowo, Karyono. 2020. Teknologi Berbasis Digital, Sarana Menanamkan Nilai-nilai Pancasila. Kompas, 30/7/2020.)

“Pancasila tidak hanya menghafalkan butir-butir dari kelima sila, melainkan memahami arti dari setiap sila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat,” tegas Donald.

Sementara itu Dosen Komunikasi Universitas Mercu Buana, Dudi Iman Hartono mengatakan pengamalan Pancasila melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) melalui pendidikan formal kepada generasi Baby Boomer atau generasi X, saat ini sudah tidak bisa dilakukan terhadap generasi Z.

“Anak-anak muda atau generasi Z tidak suka membaca. Mereka lebih menyukai visual daripada teks yang naratif. Generasi Z lebih membutuhkan contoh atau teladan dari generasi sebelumnya, yaitu generasi Baby Boomer atau generasi X,” kata Dudi yang juga jurnalis senior itu.

Perkembangan media digital di era internet menuntut media mengedepankan kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik. Era media daring menjadi contoh konkret dimana terjadi praktik mengedepankan kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik daripada media cetak atau TV dan radio. “Namun kecepatan dalam konteks berita seringkali membuat awak media maupun masyarakat lupa harus melakukan verifikasi. Di sinilah hoaks bermunculan. Sebab itu, saring informasi yang masuk sebelum di-sharing,” ujar Dudi. “Di era digital ini penerapan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dengan munculnya budaya asing yang menggeser budaya leluhur,” kata CEO Media Kupas Tuntas Grup, Donald Harris Sihotang dalam Webinar Literasi Digital bertema Pemanfaatan Internet Sebagai Sarana Edukasi Guna Memperkuat Pancasila, Kamis (22/9/2022).

Menurut Donald, sejatinya Pancasila merupakan ideologi terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup bangsa. Namun, diperlukan kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. “Maraknya penyebaran hoaks dan informasi yang memecah belah bangsa dan negara, dimana hal itu melanggar nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia,” imbuhnya memberi contoh. Ditambahkan pula, terjadi pula kemerosotan nilai-nilai moral yang mengancam eksistensi nilai-nilai luhur bangsa. Selain itu, terkikisnya rasa empati dan peduli terhadap sesama.

Pancasila menjadi landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, karena mengandung nilai-nilai yang penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

. Pancasila merupakan ideologi terbuka yang menyerap nilai-nilai baru yang dapat berguna bagi kelangsungan hidup bangsa, namun juga memerlukan kewaspadaan nasional terhadap ideologi-ideologi baru yang dapat mengancam nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan penerapan nilai-nilai luhur ideologi bangsa dalam segala aspek kehidupan

. Pancasila hendaknya dijadikan filter untuk memilih apa yang sesuai bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai dasarnya harus dijadikan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh lepas dari nilai-nilai ideologi bangsa, karena dapat menimbulkan dampak negatif.

. Oleh karena itu, para ilmuwan hendaknya mengembangkan ilmunya tanpa mengabaikan nilai-nilai ideologi yang berasal dari masyarakat Indonesia.

Salah satu tujuan pengembanganya adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa. Pemerintah berupaya mempertahankan Nilai-Nilai luhur Bangsa dan Ideologi Bangsa dengan Teknologi Informasi, hal ini untuk mencegah pengaruh Negatif dari perkembangan Teknologi Informasi.

Berikut yang terkait nilai-nilai ideologi bangsa Indonesia:

✓Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang terdiri dari 5 sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

✓Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa pada tahun 1945 sebagai kompromi untuk mengakomodasi keragaman suku, agama, dan golongan yang ada di Indonesia. Pancasila menekankan nilai-nilai religius, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.

✓Nilai-nilai Pancasila berasal dari pandangan hidup dan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Nilai-nilai gotong royong, musyawarah, tenggang rasa, itulah yang melandasi pembentukan Pancasila.

✓Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa memiliki fungsi penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Pancasila mencerminkan jati diri bangsa Indonesia.

✓Pemerintah Orde Baru mengangkat Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi semua organisasi politik dan masa sosial. Hal ini menuai kritik karena dianggap membatasi kebebasan berserikat.

Saat ini Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi dan radikalisme. Diperlukan upaya aktif dari semua elemen bangsa untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Pengembangan Teknologi Informasi di Indonesia mengacu pada UUD 1945 khususnya Pasal 33 ayat 3 yang menyebutkan “Bumi, udara, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya pada kemakmuran rakyat”. Maka dari itu, pemerintah melakukan sensor dan menyaring konten Negatif di Internet atau jaringan lainya, dengan harapan melindungi generasi muda dari dampak buruk teknologi bagi Ideologi Bangsa. Program Teknologi Informasi dikembangkan untuk mendukung integrasi dan pelestarian bangsa Indonesia yang memperhatikan budaya lokal dan Nasional, sehingga tidak terjadi degradasi Nilai-Nilai luhur Bangsa Indonesia akibat modernisasi.

Teknologi informasi saat ini telah berkembang sangat pesat dan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat. Namun pengembangan teknologi informasi perlu memperhatikan nilai-nilai ideologi dan budaya bangsa agar tidak bertentangan dan merusak nilai-nilai luhur yang ada, seperti:

• Indonesia adalah negara dengan keragaman suku, agama, ras, dan budaya yang kaya. Nilai-nilal ideologi Pancasila seperti kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan perlu dijaga agar teknologi informasi yang berkembang dapat membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

• Teknologi informasi berpotensi menyebarkan budaya dan gaya hidup asing yang dapat merusak nilai-nilai luhur bangsa Indonesia

• Penggunaan teknologi informasi tanpa kontrol dapat menimbulkan hoaks, ujaran kebencian, dan informasi yang meresahkan masyarakat. Hal ini dapat merusak persatuan dan kerukuran antar umat beragama serta suku yang terjalin dengan baik di Indonesia.

Dengan mempertahankan latar belakang tersebut, pengembangan teknologi informasi di Indonesia perlu dilakukan dengan menjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945 agar dapa t berkembang dimasyarakat secara adil dan bijaksana. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat berpotensi mengikis nilai-nilai luhur dan budaya bangsa jika tidak dikelola dengan baik. Teknologi informasi seperti internet dan media sosial memungkinkan masuknya berbagai nilai dan budaya asing yang dapat bertentangan dengan ideologi dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia, Perlu adanya upaya untuk menjaga nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong, sopan santun, dan nilai-nilai luhur lainnya di tengah modernisasi teknologi informasi.

Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam mengendalikan dan mengarahkan pemanfaatan teknologi informasi agar sejalan dengan nilai ideologi bangsa. Pengembang teknologi informasi di Indonesia perlu terus menanamkan nilai-nilai luhur bangsa pada setiap inovasi produk dan layanan digital yang dihasilkan, masyarakat juga perlu diajak berpartisipasi untuk bijak menyaring dan memilih teknologi serta konten positif yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

Pesatnya adopsi gadget dan ketergantungan masyarakat pada teknologi digital yang meningkatkan risiko degradasi nilai-nilai luhur jika tidak bijak menggunakannya untuk kurangnya literasi digital masyarakat Indonesia yang dapat memicu penyalahgunaan teknologi informasi dan media sosial tentangan bagi generasi milenial dan Gen Z untuk menjaga jati diri bangsa di tengah gencarnya pengaruh budaya pop dan social media global serta perkembangan konten digital oleh banyak startup lokal yang belum selalu sejalan dengan nilai-nilai Ideologi Pancasila dan potensi teknologi informasi sebagai sarana edukasi dan sosialisasi nilai-nilai budaya bangsa skala luas jika dikelola dengan bijaksana. Perlunya paradigma humanis dan gotong royong dalam pengembangan teknologi informasi di Indonesia dan tantangan menerapkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam platform digital yang cenderung membuat silo komunitas.

Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis, epistemologi, dan aksiologi. Dimensi-dimensi inilah yang menjadi dasar nilai dalam mengembangkan IPTEK yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada. Nilai-nilai Pancasila inilah yang digunakan sebagai dasar perkembangan IPTEK, karena nilai Pancasila ini mendasar dan mendorong akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Maka dari itu perlu adanya kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia. Masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip serta tekad yang kukuh, serta berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian asli Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal penting dalam perkembangan IPTEK. Perkembangan IPTEK hingga masa yang akan datang akan berjalan sangat cepat. Disini, letak tantangan bagi Indonesia adalah mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Maka ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan, bahkan diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila

PEMBAHASAN

Pembahasan tentang dasar pengembangan teknologi informasi yang menjaga nilai-nilai ideologi bangsa dapat mencakup beberapa hal berikut ini:

Mengutamakan kepentingan nasional

Pengembangan teknologi informasi perlu dilakukan dengan mengutamakan kepentingan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Teknologi yang dikembangkan sebaiknya berkontribusi untuk memajukan perekonomian domestik, bukan hanya menguntungkan kepentingan asing.

Melindungi budaya dan nilai-nilai luhur bangsa

Teknologi informasi yang dikembangkan juga perlu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti gotong royong, sopan santun, toleransi, dan kerukunan. Teknologi tidak boleh digunakan untuk menyebarkan budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Indonesia.

Mendorong partisipasi publik

Pengembangan teknologi informasi perlu melibatkan partisipasi aktif masyarakat, akademisi, pelaku industri, dan pemerintah. Dengan demikian teknologi yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas.

Berkontribusi bagi kesejahteraan rakyat

Teknologi informasi yang dikembangkan seyogyanya memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya kelompok tertentu.

Itulah beberapa hal penting terkait dasar pengembangan teknologi informasi yang selaras dengan nilai-nilai ideologi dan kepentingan bangsa Indonesia. Implementasinya tentu memerlukan kerja sama multipartit untuk menjaga keseimbangan berbagai aspek

Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia seharusnya dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun arus globalisasi masuk ke negara ini sangat kencang, seharusnya Pancasila bisa menjadi filternya. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap sila Pancasila harus dapat menjadi penyaring bagi kebudayaan asing yang mencoba masuk.

Pancasila sebagai pandangan negara sebenarnya adalah wujud dari nilai-nilai kebudayaan milik bangsa Indonesia yang kebenarannya diyakini. Ideologi Pancasila berasal dari kebiasaan masyarakat dari zaman dahulu. Nilai-nilai Pancasila ini tumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Itulah sebabnya bangsa Indonesia sudah seharusnya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, karena Pancasila adalah cerminan kepribadian bangsa.

Pancasila sebagai ideologi negara telah melewati beberapa fase perkembangan. Walaupun dipertahankan, Pancasila beberapa kali mengalami penyelewengan dalam praktiknya. Namun akar nilai-nilai Pancasila terlalu kuat sehingga masih dapat bertahan hingga kini. Pancasila sebagai pedoman hidup akan tetap menjadi acuan masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan bernegara.

Nah, itulah penjelasan tentang pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang memiliki pemaknaan tersendiri bagi generasi bangsa. Ideologi pancasila memiliki perjalanan sejarah mulai dari awal terbentuknya negara Indonesia bahkan hingga saat ini masih menjadi ideologi negara yang pokok dalam bangsa ini. Itulah sebabnya sebagai generasi bangsa kita perlu mengetahui dan memahami tentang konsep pancasila sebagai ideologi negara ini.

Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan

Ilmu Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). (Dikti, 2016) Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.

Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan. Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil. (Dikti, 2016)

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Negara dalam rangka mewujudkan tujuannya melalui pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia. Oleh karena itu pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.

Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan iptek demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu pada hakikatnya sila-sila Pancasila harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan iptek.

Menurut Kaelan (2000) bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek yakni :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasardasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembangunan iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia Iptek harus dapat diabdikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari penggunaan iptek.

3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu, Iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat internasional.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek. Selain itu dalam pengembangan iptek setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulanh maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai luhur Pancasila (normanorma Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945) dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya. Menurut Prof. Dr. M. Sastrapratedja (dalam Dikti, 2016;207-208) dalam artikelnya yang berjudul, Pancasila sebagai Orientasi Pembangunan Bangsa dan Pengembangan Etika Ilmu Pengetahuan menegaskan ada dua peran Pancasila dalam pengembangan iptek, yaitu pertama, Pancasila merupakan landasan dari kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan, yang kedua, Pancasila sebagai landasan dari etika ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal pertama yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan mencakup lima hal sebagai berikut. Pertama, bahwa pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religius masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan keyakinan religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena keduanya mempunyai logika sendiri. Kedua, ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan. Ketiga, iptek merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya sehingga merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar masyarakat. Membangun penguasaan iptek melalui sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan membangun identitas nasional. Keempat, prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan iptek harus merata ke semua masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat. Kelima, kesenjangan dalam penguasaan iptek harus dipersempit terus menerus sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial. Hal kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika pengembangan iptek dapat dirinci sebagai berikut. (1) Pengembangan iptek terlebih yang menyangkut manusia haruslah selalu menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik; (2) iptek haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun di masa depan; (3) pengembangan iptek hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, baik lokal, nasional maupun global (4) iptek harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki dampak langsung kepada kondisi hidup masyarakat; (5) iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil.

Daftar Pustaka :

Ishak. 2008. Pengolahan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Pustaka: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol 4, No.2. pp 87

https://aptika.kominfo.go.id/2022/09pemanfaatan-teknologi-internet-untuk-penguatan-pancasila-di-era-digital/

https://m.kumparan.com/johanes-r-aziel-wirawan/peran-pancasila-dalam-era-globalisasi-1yqsbR1KU7D

https://aptika.kominfo.go.id/2022/09/ pemanfaatan-teknologi-internet-untuk-penguatan-pancasila-di-era-digital/

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/ nilai-nilai-pancasila-sebagai-dasar-perkembangan-iptek/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-bekasi/baca-artikel/13951/Mencermati-Tantangan-Pancasila-Sebagai-Ideologi-Negara-Di-Era-Digital.html

Pancasila sebagai ideologi negara https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/

http://bermadah.co.id/berita/detail/ pancasila-sebagai-dasar-nilai-pengembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/definisi/article/download/21632/8510

https://aptika.kominfo.go.id/2022/09/ pemanfaatan-teknologi-internet-untuk-penguatan-pancasila-di-era-digital/

https://ummaspul.e-journal.id/ Edupsycouns/article/download/1301/504/

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/51067/22637

Ahmad, Rumadi. 2018. Nilai-nilai Pancasila Tetap Relevan. Kompas, 6/11/2018. Hal. 4.

Samekto, Adji. 2020. Pancasila Ideologi dan Filosofi Terbaik Bangsa. Media Indonesia, 20/7/2020. Hal. 1.

Wibowo, Karyono. 2020. Sosialisasi Ruang Digital Jadi Tantangan. Kompas. 30/7/2020/. Hal. 3.

Wibowo, Karyono. 2020. Teknologi Berbasis Digital, Sarana Menanamkan Nilai-nilai Pancasila. Kompas, 30/7/2020.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image