Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image belajar. bertumbuh

Bagaimana Menyikapi Rohingya?

Info Terkini | Sunday, 07 Jan 2024, 23:21 WIB

Muslim Rohingya merupakan kelompok minoritas dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Mereka tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar. Namun, keberadaan mereka tidak diakui sebagai warga negara oleh Myanmar. Mereka pun tidak termasuk di antara 135 etnis resmi yang diakui oleh Negara. Hal tersebut menyebabkan orang-orang Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan terusir dari negaranya sendiri, pada akhirnya mereka harus mengungsi ke negara lain untuk melanjutkan hidup. Dan salah satu negara yang dijadikan tempat mengungsi adalah Indonesia.

Sumber : detik.com

Masuknya pengungsi muslim Rohingya mulai pertengahan November 2023 mendapat gelombang penolakan di sejumlah wilayah di Aceh. Di media sosial bertebaran seruan agar warga dan Pemerintah Indonesia menolak mereka. Beragam alasan dikemukakan oleh sejumlah akun media sosial. Mulai dari alasan kecewa atas sikap buruk pengungsi Rohingya terhadap warga setempat sampai isu akan terjadinya penguasaan lahan oleh mereka seperti yang dilakukan Z1on1s Yahudi terhadap tanah Palestina.

Pendirian masyarakat Aceh ini bukannya tanpa dasar. Belakangan ini warga Aceh mengeluhkan kelakuan pengungsi Rohingya di lapangan. Dilaporkan beberapa warga Rohingya terlihat membuang sejumlah bantuan pangan ke laut, ada juga yang lari dari lokasi pengungsian, atau tidak mematuhi kearifan lokal yang ada. Selain itu, isu-isu negatif, disinformasi, hoaks, bahkan ujaran kebencian di sejumlah platform media sosial terkait pengungsi Rohingya di Indonesia juga turut berpengaruh besar.

Berdasarkan laporan yang diperoleh CNN Indonesia dari sumber PBB, narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya dimulai pada 21 November. Analisis jejaring sosial Drone Emprit menemukan bahwa informasi palsu dan narasi kebencian terhadap Rohingya di media sosial sengaja disebarkan oleh akun atau forum fanbase yang biasanya anonim tanpa identitas pengirim yang jelas. Bahkan baru-baru ini sejumlah mahasiswa di Aceh telah mengusir para pengungsi Rohingya

Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) sekaligus ahli geopolitik Dr. Fika Komara dalam sebuah media ideologis internasional, Senin (25-12-2023), menyesalkan, narasi yang menyebarkan rasa takut terhadap muslim Rohingya akan merusak solidaritas muslim.

Ia mengatakan, terdapat konfirmasi bahwa memang ada pihak yang sengaja melakukan disinformasi melalui akun palsu UNHCR dan banyak akun yang tidak jelas identitasnya menyebarkan narasi kebencian terhadap Rohingya.

“Ini makin memperkuat dugaan adanya upaya sengaja untuk melemahkan solidaritas umat Islam dan memecah belah umat yang fokus pada masalah Palestina. Siapa yang diuntungkan dari kekacauan antara masyarakat Aceh dan Rohingya? Tentu saja pihak yang tidak menyukai solidaritas dan persatuan umat Islam, termasuk yang membenci dukungan umat Islam Indonesia terhadap Palestina,” ulasnya.

Oleh karena itu, ia menekankan, pentingnya umat Islam memahami terlebih dahulu akar permasalahan Rohingya dan berbagai tragedi yang menimpa umat Islam di belahan dunia lain.

“Belum lagi, umat Islam harus lebih jeli dalam mengonsumsi berita dan menyebarkannya. Ini karena Allah Taala berfirman dalam QS Al Hujurat ayat 6, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.’,” tutupnya.

Tidak ada perbedaan di kalangan ulama tentang kewajiban menolong sesama muslim, khususnya yang sedang dizalimi oleh musuh-musuh Islam. Nabi saw. bersabda,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzalimi dan tidak membiarkan saudaranya itu untuk disakiti. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, Allah akan menghilangkan satu kesusahan bagi dirinya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat,” (HR Bukhari).

Perintah Nabi saw. dalam hadis ini berlaku umum tanpa membedakan suku bangsa maupun ras. Hadis ini ditujukan kepada kaum muslim untuk saling tolong-menolong, termasuk tidak membiarkan saudaranya disakiti oleh orang lain.

Dalam hadis lain Rasulullah saw. mengumpamakan hubungan sesama orang beriman laksana satu tubuh. Sabda beliau,

مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجَسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai dan saling menyantuni di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian dari tubuh itu menderita sakit maka seluruh badan turut merasakan sakitnya dengan tidak bisa tidur dan demam,” (HR Muslim).

Sebagaimana kaum Anshar yang membuka tangan menyambut kaum Muhajirin, demikianlah Negara Khilafah akan memperlakukan setiap orang dengan tangan terbuka tanpa diskriminasi apa pun. Kekuatan politik, ekonomi, diplomatik, bahkan militernya, akan menjadi benteng terhadap ancaman keamanan bagi setiap rakyatnya. Bangsa-bangsa lain akan tahu bahwa umat Muhammad saw., bahkan sebagai minoritas di tanah mereka, tidak bisa dianggap enteng.

Imam atau khalifah adalah perisai. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (khalifah) memerintahkan supaya bertakwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, ia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya. Jika ia memerintahkan selain itu, ia akan mendapatkan siksa.” (HR Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).

Dengan tidak adanya perisai ini, kaum muslim akan tetap beralih ke mekanisme cacat yang tersedia untuk hak-hak dan perlindungan mereka. Juga tidak akan ada muslim di negeri mana pun yang aman, terutama mereka yang hidup sebagai minoritas.

Sumber : Muslimah News

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image